Oleh: drg. Tina Arriani, M.Kes., Ph.D., CPPS., CHMC
INDONESIA menempati peringkat kedua dunia sebagai negara dengan risiko bencana alam tertinggi menurut World Risk Report 2023 dan 2024. Fakta ini menegaskan bahwa penanganan kebencanaan di tanah air harus dirancang secara holistik dan berbasis teknologi.
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Salah satu aspek krusial dalam penanganan bencana adalah identifikasi korban secara cepat dan akurat, yang menjadi hak dasar setiap warga negara. Bahkan, dokter gigi dapat memainkan peran dalam penanggulangan bencana dengan rugae palatina sebagai data identifikasi ante mortem.
Menilik kutipan hukum dan regulasi yang relevan terkait identifikasi korban bencana, hak atas penguburan yang layak, penerbitan sertifikat kematian di Indonesia, serta pemenuhan hak waris dan administrasi keluarga korban dapat dilihat pada:
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, identifikasi jenazah sebagai bagian dari pelayanan kesehatan dan pemenuhan hak dasar korban.
2. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 17 Tahun 2011. Menunjukkan bahwa identifikasi korban merupakan bagian integral dari penanganan bencana.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Kedokteran Forensik. “Kedokteran forensik diselenggarakan untuk mendukung penegakan hukum dan pelayanan kesehatan dalam hal identifikasi korban mati.” Memberikan dasar hukum bagi keterlibatan kedokteran gigi forensik dalam proses identifikasi korban bencana.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 102 Tahun 2019 tentang Pemberian dan Pencatatan Dokumen Kependudukan bagi Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan termasuk akta kematian. Korban bencana termasuk dalam kategori penduduk rentan, sehingga berhak atas akta kematian meskipun dalam kondisi sulit.
5. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Pasal 833 menegaskan pentingnya akta kematian sebagai dasar hukum untuk pengurusan hak waris.
Kembali pada peran dokter gigi saat penanggulangan bencana.
Dapat kita lihat bagaimana gagasan kontribusi luar biasa dari Tim kedokteran gigi Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat, untuk penanganan kebencanaan di Indonesia tentang pemanfaatan rugae palatina sebagai data ante mortem untuk identifikasi korban bencana adalah inovatif dan sangat relevan, terutama dalam konteks Indonesia sebagai negara dengan risiko bencana alam yang tinggi menurut laporan World Risk Report 2023 dan 2024.
Prof. Dr. Drg. Nila Kasuma, M.Biomed, PBO, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat, bersama civitas akademika yang terus gigih menggagas inovasi kerjasama dalam dan luar negeri, mengatakan bahwa penggunaan data ante mortem dengan menggunakan alat digital dentistry pada rugae palatina (kerutan di langit-langit rongga mulut) dapat dijadikan big data kependudukan. Keakuratannya lebih akurat dibanding iris dan sidik jari yang dibutuhkan untuk identifikasi korban bencana memerlukan penanganan yang holistik.
Salah satu anak didik beliau, Athiyah Khairul Jannah, S.KG, ikut melakukan penelitian digital dentistry pada rugae palatina pada beberapa suku di Indonesia, dengan hasil masing-masing suku punya ciri khas tersendiri bentuk rugae palatina. “Kami menyumbangkan hasil riset kami dari tahun 2015,” begitu kata Ibu Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat.
Lokasi rugae palatina yang terlindungi dari rahang dan cranium kepala menjadikan rugae palatina merupakan “anatomi tubuh yang ideal untuk identifikasi,” termasuk korban bencana, karena ketahanannya sampai 700 Fahrenheit saat kebakaran dan tetap stabil sampai 7 hari kematian hingga rugae palatina adalah anatomi tubuh potensial dibanding sidik jari dan iris mata untuk identifikasi korban. Saat sidik jari dan iris mata rusak karena benturan, maka rugae palatina adalah alternatif yang akurat dalam identifikasi. Semoga semua riset kami dan tim dapat berkontribusi membantu pemerintah dalam menanggulangi bencana secara holistik.
Integrasi ke Big Data Ante Mortem:
Di Era Digitalisasi Dentistry, maka keilmuan kedokteran gigi ikut berkembang dan bisa berkontribusi dalam identifikasi korban bencana dengan akurasi yang tinggi dapat menjadi bagian dari sistem identifikasi nasional.
Dengan cara menggunakan digital dentistry berbasis AI pada rugae palatina di dinas kependudukan seperti halnya iris mata dan sidik jari sehingga ketika terjadi bencana dengan memindai ulang rugae palatina korban akan muncul data kependudukan korban secara akurat.
Pemerhati teknologi digital kesehatan dan rekam medis drg. Tina Arriani, M.Kes., Ph.D., CPPS., CHMC menyampaikan bahwa digitalisasi dentistry data rugae palatina dari penduduk Indonesia dapat menjadi bagian dari sistem identifikasi nasional.
Untuk itu, diperlukan kolaborasi lintas sektor: Kementerian Kesehatan, BNPB, dan instansi teknologi informasi. Data ini harus disimpan secara terpusat dan aman, serta diintegrasikan dengan sistem kependudukan dan rekam medis.
Pemanfaatan AI dan machine learning akan memungkinkan pencocokan cepat saat terjadi bencana massal. Penulis juga pernah ikut terlibat dalam organisasi kemanusiaan untuk mengevakuasi korban bencana di beberapa daerah di Sumatera Utara. Beratnya situasi di lapangan sehingga dibutuhkan penanganan yang holistik terhadap korban.
Dalam konteks ini, kami menyampaikan harapan kepada Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, dan Wakil Wali Kota Medan, H. Zakiyuddin Harahap, sebagai pemimpin yang visioner peduli masyarakat Medan kiranya dapat diberi izin membuat data ante mortem disatukan dengan server kependudukan sehingga data kependudukan kita lebih lengkap untuk semua dapat mengidentifikasi berdasarkan big data tersebut.
Mendorong kolaborasi antara Dinas Kesehatan, Dinas Kominfo, dan perguruan tinggi di Medan untuk pengembangan sistem ini.
Tim Peneliti berharap dapat berkoordinasi dan dibantu izin oleh pemerintah untuk jadi pilot project nasional dalam penerapan identifikasi rugae palatina ante mortem berbasis digital.
Penulis Adalah Kepala Seksi Rekam Medis dan Akreditasi RSUD H. Bachtiar Djafar Medan dan Pemerhati Transformasi Digital Kesehatan.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.



 12 hours ago
                                3
                        12 hours ago
                                3
                    
















































