Oleh Dr. Tgk. H.Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)
Al Kasyaf ‘An Haqa’iq Ghawamidh Al Tanzil Wa ‘Uyun Al Aqaawil Fi Wujuh Al Ta’wil (الكشاف عن حقاءق غوامض التنزيل و عيون الاقاويل في وجوه التاويل ) adalah salah satu jenis kitab tafsir Bi al Ra’yi yang mengedepankan aspek logika atau rasio dan pemikiran. Adapun dalil naqli (Al Qur’an dan Al Hadist serta Atsar Sahabat) di dalam kitab tafsir Al Kasyaf ini, hanya difungsikan sebagai penguat dari penjelasan argumen aqli (akal). Metode yang digunakan oleh imam al Zamakhsyari di dalam kitab tafsir Al Kasyaf adalah metode tahlili (mengurai secara terperinci ), yaitu penjelasan dimulai secara urut dari surat al Fatihah sampai dengan surat yang terakhir yaitu surat al Nas.
Kitab tafsir Al Kasyaf menela’ah setiap kosa kata dan kalimat secara cermat, dengan pendekatan lughah atau kebahasaan yang mendalam (nahwu dan balaghah). Di samping itu, kitab tafsir Al Kasyaf juga sangat memperhatikan munasabah atau hubungan antara ayat dengan ayat atau antara ayat dengan surat dan antara surat dengan surat. Kitab tafsir Al Kasyaf ditulis oleh imam al Zamakhsyari pada saat beliau berada di Mekkah, adapun awal penulisannya dimulai mulai pada tahun 526 Hijriah dan selesai penulisannya pada hari Senin tanggal 23 Rabi’ul Akhir tahun 528 Hijriah.
Dengan demikian, dari sisi limit waktu, imam al Zamakhsyari selesai menulis kitab tafsir Al Kasyaf dalam kurun waktu dua tahun enam bulan. Adapun yang menjadi latarbelakang penulisan kitab tafsir Al Kasyaf oleh imam al Zamakhsyari adalah karena adanya permintaan dari orang orang mu’tazilah yang ada di Mekkah dan adanya dorongan dari penguasa Mekkah pada saat itu, yaitu Al Hasan Ali Ibn Hamzah Ibn Wahhas.
Kitab tafsir Al Kasyaf mulai dicetak ulang pada tahun 1968 di Mesir oleh percetakan Musthafa al Bab al Halabi Mesir dan diterbitkan di Mesir terdiri atas 4 jilid. Jilid pertama diawali dengan surat al Fatihah dan diakhiri dengan surat al Ma’idah.
Jilid kedua, diawali dengan surat al An’am dan diakhiri dengan surat al Anbiya’. Jilid ketiga, diawali dengan surat al Hajj diakhiri dengan surat al Hujarat. Jilid keempat, diawali dengan surat Qaf dan diakhiri dengan surat al Nas. Adapun kitab tafsir Al Kasyaf yang sekarang banyak beredar adalah kitab tafsir Al Kasyaf yang dicetak di Beirut – Lebanon, pada tahun 1427 Hijriah (2006 M), oleh penerbit Dar al Kitab al ‘Arabiy yang terdiri atas 2 jilid dan 4 juz. Sampai sekarang ada 4 buah kitab yang memuat komentar tentang kitab tafsir Al Kasyaf karya imam al Zamakhsyari, keempat kitab tersebut adalah.
Pertama, kitab al Intisaf Fi Ma Tadammananahu al Kasyaf Wa Min al I’tizal karya imam Nashiruddin Ahmad Bin Muhammad dan Ibnu Munir al Iskandari. Kedua, kitab al Kafi al Shafi Fi Takhrij Ahadits al Kasyaf karya imam Ibnu Hajar al Asqalani. Ketiga, kitab Hashiyah Tafsir Al Kasyaf karya al Syekh Muhammad ‘Ulyan al Marzuki. Keempat, kitab Masyahid al Insaf ‘Ala Syawahid al Kasyaf karya Syekh Muhammad ‘Ulyan al Marzuki.
Sedangkan yang menjadi referensi utama bagi imam al Zamakhsyari di dalam penulisan kitab tafsir Al Kasyaf adalah tafsir al Mujahid (W.104.H ), tafsir Amru Ibn al Ash Ibn Ubaid al Mu’tazili (W.144.H), dan tafsir Abi Bakar al Mu’tazili (W.235.H). Adapun salah satu contoh penafsiran di dalam kitab tafsir Al Kasyaf yang menggunakan ulasan lughah (bahasa) adalah sebagai berikut : و ان كنتم في ريب مما نزلنا على عبدنا فاتوا بسورة من مثله وادعوا شهداءكم من دون الله ان كنتم صادقين.
Artinya, dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong penolongmu selain Allah, jika kamu orang orang yang benar (al Baqarah, ayat, 23 ).
Di dalam menafsirkan ayat tersebut, imam al Zamakhsyari memberikan dua pilihan rujukan dhamir (kata ganti) hi pada kata mitslihi (مثله), yaitu dapat dikembalikan pada kata mimma nazzalna (مما نزلنا) atau pada kata abdina (عبدنا), tetapi yang lebih kuat argumentasinya harus dikembalikan pada lafadz mimma nazzalna (مما نزلنا), karena pada ayat tersebut, Allah Swt sedang membicarakan Al Qur’an bukan membicarakan nabi Muhammad Saw. Kitab tafsir Al Kasyaf merupakan buah karya dari imam Abdul Qasim Mahmud Bin Muhammad Ibn Umar Ibn Muhammad al Khawarizmi al Zamakhsyari, yang masyhur dengan sebutan imam al Zamakhsyari.
Imam al Zamakhsyari dilahirkan di Zamakhsyar, sebuah kota kecil di Khawarizm di wilayah Turkistan. Imam al Zamakhsyari dilahirkan pada hari Rabu tanggal 27 Rajab tahun 467 Hijriah (18 Maret 1075 M). Imam al Zamakhsyari terlahir dari keluarga miskin yang alim dan taat beragama. Beberapa kelebihan dari kitab Tafsir Al Kasyaf karya imam al Zamakhsyari adalah, Pertama, Menerangkan makna kata berdasarkan atas penggunaan bahasa Arab dan gramatikalnya secara terperinci.
Kedua, tidak mengandung unsur kisah isra’iliyat. Ketiga, memberikan penekanan penafsiran pada aspek Balaghah (prama sastera bahasa Arab), Keempat, Menggunakan metode dialog. Imam al Zamakhsyari mendapatkan beberapa gelar dari para ulama yang hidup pada zamannya, di antara gelar yang diberikan kepada imam al Zamakhsyari adalah Fakhr Khuwaarazmi ( tokoh kebanggaan Khuwarazmi), al Imam al ‘Alamah ( penghulu para imam), al Bahru al Fahhaamah (samudera pemahaman atau samudera ilmu), Imam al Mufassiriin (imam para mufasir), Ra’is al Lughawiyyin (pemimpin para pakar bahasa Arab), dan lain-lain.
Kemampuan imam al Zamakhsyari yang luar biasa dalam bidang sastera Arab diwarisi dari gurunya yang bernama Abu Mudhar Mahmud Ibn Jarir al Dabbi al Asfahani (W.507.H) seorang ulama besar ahli tata bahasa dan sastera Arab terkemuka di Bukhara pada masa itu. Di kota Bukhara imam al Zamakhsyari mempelajari hadist-hadist Nabi Saw dan juga ilmu hadits dari ulama besar ahli hadits pada masa tersebut, yaitu Abu Manshur Nasr al Harisi, Abu Sa’ad al Saqafi dan Abu al Khattab Bin Abu al Batr.
Ketika imam al Zamakhsyari berada di Baghdad pada tahun 533 Hijriah, ia belajar fikih madzhab Hanafi kepada seorang ulama besar madzhab Hanafi yang bernama al Damigani (W.498.H) dan al Syarif Ibn al Syajari (W.542), imam al Zamakhsyari juga mendalami kitab kitab dan manuskrip sastera Arab di Baghdad di bawah bimbingan Abu Manshur al Jawaliqi (446 – 539 H). Imam al Zamakhsyari memiliki banyak karya akademik, di antaranya adalah kitab al Minhaj tentang ushul fikih, kitab al Fa’iq tentang tafsir hadist, kitab al Mufashal tentang ilmu nahwu, kitab Asas al Balaghah tentang sastera Arab, kitab Ru’us al Masa’il al Fiqhiyyah tentanf fikih, kitab Al Kasyaf tentang tafsir, dan lain-lainnya.
Selanjutnya, imam al Zamaskhsyari wafat di Jurjaniyah suatu daerah yang terletak di wilayah Khawarizm, pada hari Arafah, 9 Dzulhijjah tahun 538 Hihriah (14 Juni 1114 M), dalam usia 71 tahun. Imam al Zamakhsyari telah mewariskan kepada dunia Islam salah satu kitab tafsir yang sangat kaya dengan uraian lughah (bahasa), yang tentunya banyak ilmu yang bisa digali di dalamnya.
Semoga Allah Swt memberikan balasan pahala dan kebaikan atas semua ilmu yang telah diberikannya untuk memperluas khazanah pemahaman Islam, terutama dalam bidang tafsir Al Qur’an. Wallahua’lam. WASPADA.id
Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.