
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
BLANGPIDIE (Waspada): Dalam upaya menanggulangi kekeringan areal persawahan petani, khususnya areal persawahan di Kecamatan Manggeng, Aceh Barat Daya (Abdya), para petani dalam wilayah setempat Minggu (6/7) lalu, melakukan gotong royong bersama, dalam upaya memperdalam aliran sungai Krueng Baru, dengan menggunakan alat manual seadanya.
Kebijakan itu dilakukan para petani setempat, untuk meningkatkan debit air ke jaringan irigasi bendungan Intake Krueng Baru, yang mengairi seribuan hektar lebih areal persawahan mereka. Dimana, irigasi Intake Kreung Baru diketahui, menjadi andalan pengairan areal persawah penduduk dalam 2 Kecamatan dalam wilayah Abdya. Masing-masing Kecamatan Lembah Sabil dan Kecamatan Manggeng.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN

Abdul Manan, Hopchik Keujrunblang Manggeng dilokasi mengatakan, gotong royong bersama ini merupakan inisiatif para petani agar aliran air dapat mengalir ke dalam sawah penduduk. Dimana, sejak beberapa pekan ini, wilayah Abdya dan sekitarnya sedang dilanda musim kemarau.
Akibat lamanya musim kemarau itu, debit air dalam saluran menyusut, hingga areal persawahan penduduk mengalami kekeringan. Untuk itu, petani berinisiatif melakukan pengerukan di areal Bendungan Intake Krueng Baru, Dusun Alue Trieng Gadeng, Desa Kaye Aceh, Kecamatan Lembah Sabil, dengan menggunakan alat seadanya.
Abdul Manan menambahkan, menyusutnya debit air di aliran Krueng Baru, dengan sendiriinya pasokan air kedalam jaringan irigasi Intake tidak memadai, untuk mencukupi seribuan hektare lahan di wilayah Kecamatan Lembah Sabil dan Manggeng. “Kita berharap kedepan, pemerintah daerah dapat menurunkan alat berat, untuk mengeruk dan memperdalam aliran sungai, agar stok air tidak berkurang saat musim kemarau,” harapnya.
Abdul Manan memastikan, jika tidak melakukan gotong royong hari ini, maka sawah-sawah petani yang masih dalam fase berkembang biak anakan padi, akan mengalami gagal tumbuh sebab tidak ada air. “Karena tidak ada alat berat, jadi terpaksa kami gunakan alat seadanya. Seperti cangkul dan sekop, bahkan ada yang menggunakan tangan kosong, untuk membuat bendungan darurat, dengan memanfaatkan bebatuan sungai,” sebutnya.
Penjaga Pintu Air Bendungan Intake Krueng Baru, M Nur menjelaskan, saat ini ketinggian debit air di pintu bendungan berkisar ketinggian 60 centimeter. Katanya, untuk mengairi alreal persawahan, ketinggian air minial 100 centimeter. “Pasokan air kedalam pintu intake bendungan saat ini berkurang, makanya tak mampu teraliri dengan maksimal,” ujarnya.
M. Nur menyebutkan, seyogyanya bendungan Krueng Baru ini mampu mengaliri 1.540 hektare lahan sawah di dua kecamatan dalam wilayah Kabupaten Abdya. “Selain debit air berkurang, sendimen dalam jaringan saluran juga sudah tebal, makanya perlu dilakukan pembersihan,” katanya.
Plt Camat Manggeng Ridha, yang turut turun bergotong royong hari itu mengatakan, pihaknya akan melaporkan persoalan itu ke pimpinan, termasuk kepada instansi terkait, baik Dinas PUPR maupun Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK). “Setelah dikaji masalahnya, kita akan segera melaporkan ke pimpinan (Bupati), tentunya harapan petani ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” katanya.(b21)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.