
Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada pembukaan pameran bertajuk “SUNTING: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan” bertepatan Hari Kartini, di Museum Nasional Indonesia Jakarta, Senin (21/4). Waspada/Ist
JAKARTA (Waspada) : Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan untuk terus memperkuat perempuan dalam pembangunan nasional yang dinamis, inklusif, dan berkeadilan.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
“Kementerian Kebudayaan berkomitmen mendukung berbagai macam inisiatif memperkuat posisi perempuan dalam pembangunan nasional, serta menjaga warisan budaya bangsa yang inklusif, progresif, berkeadilan,” tegas Fadli Zon pada pembukaan pameran bertajuk “SUNTING: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan” bertepatan Hari Kartini , di Museum Nasional Indonesia Jakarta, Senin (21/4)
Pameran tersebut dihadiri Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana; Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, Wakil Menteri Ekonomi
Kreatif, Irene Umar, Wakil Menteri Keuangan sekaligus selaku Dewan Pengawas Museum dan Cagar Budaya, Thomas Djiwandono, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Veronica Tan, serta sejumlah tokoh nasional lainnya, termasuk Wardiman Djojonegoro, dan Didit Hediprasetyo.
Fadli Zon menyampaikan bahwa pameran yang dibuka bertepatan dengan Peringatan Hari Kartini ini merupakan bagian dari upaya reflektif dan partisipatif untuk menelusuri dan merayakan kontribusi perempuan Indonesia dalam sejarah, budaya, dan masa depan bangsa.
“Pameran ini membawa kita menelusuri perjalanan reflektif, perjalanan memahami peran penting perempuan dalam membentuk sejarah bangsa melalui suara, ekspresi, dan karya,” ucapnya.
Pameran SUNTING: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan dikurasi oleh Citra Smara Dewi, Seniman dan Wakil Rektor Bidang Pendidikan Institut Kesenian Jakarta, bersama kurator independen Sabila Duhita Drijono.
Penelitian dalam pameran ini dilaksanakan oleh tim Departemen Sejarah Universitas Indonesia.
Direktur Eksekutif Museum dan Cagar Budaya, Indira Nurjadin, menyatakan bahwa pameran ini dirancang bukan sekadar sebagai ruang pamer, melainkan ruang dialog dan refleksi.
“Kami ingin agar publik tidak hanya menjadi penonton, tetapi turut menjadi bagian dalam percakapan yang lebih besar tentang masa depan kesetaraan dan keadilan gender di Indonesia,”
ujarnya.
Indira juga menyebutkan bahwa “Sunting” dalam tradisi Nusantara memiliki arti sebagai hiasan kepala perempuan yang melambangkan martabat dan identitas.
“Pameran ini merupakan bentuk
penghormatan terhadap peran penting perempuan dalam membentuk sejarah, budaya, dan arah masa depan bangsa, juga sebagai metafora untuk menyusun ulang narasi sejarah dari sudut
pandang perempuan, “ ucapnya.
Pameran SUNTING terbagi ke dalam tiga zona utama, Zona 1: Perempuan, Kekuasaan, dan Perlawanan, menampilkan 14 tokoh perempuan
pemimpin dan pejuang.
Zona 2: Perempuan, Penggerak Sejarah, menghadirkan 29 tokoh yang berperan dalam dinamika sosial-politik Indonesia, dan Zona 3: Perempuan, Pembangun Peradaban, menyuguhkan 53 tokoh perempuan yang berjasa dalam bidang pendidikan, seni, kesehatan, diplomasi, hingga teknologi.
Tak hanya itu, sebanyak 17 organisasi perempuan juga mendapat sorotan sebagai elemen penting dalam perjuangan kolektif perempuan Indonesia sepanjang sejarah yang ditampilkan.
Dalam pameran ini ditampilkan artefak lintas budaya dan lintas waktu yang mencakup arsip, karya sastra, tekstil, artefak etnografi, karya seni, panji, karya visual, karya performance, dan
dokumentasi. Seluruhnya merefleksikan rekam jejak perjuangan, identitas, dan kontribusi perempuan dalam berbagai ranah kehidupan serta lintas periode sejarah Indonesia.
“Jadi saya berharap pameran ini mampu memperkokoh kesadaran kolektif mengenai pentingnya kesetaraan, keberagaman, dan keadilan, serta membangkitkan semangat untuk terus
menghormati, memberdayakan dan merayakan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan berbudaya,” harap Fadli Zon.
Pameran SUNTING terbuka untuk umum dan akan berlangsung hingga Juli 2025. Masyarakat diundang untuk hadir, belajar, dan merayakan jejak perjuangan para perempuan Indonesia
penggerak perubahan.
Fadli Zon menegaskan kembali bahwa momen ini mengingatkan semangat perjuangan yang diwariskan para tokoh perempuan bangsa yang begitu banyak dan mempunyai jejak yang panjang.
“Mari jadikan momentum ini sebagai pengingat bahwa kemajuan bangsa tak dapat dilepaskan dari penguatan peran dan kontribusi perempuan di segala bidang. Semoga semangat perjuangan yang telah diwariskan oleh para tokoh perempuan bangsa ini dapat membuat peran perempuan Indonesia masa kini semakin menyala dan menjadi sumber
inspirasi dalam menuntun langkah kita bersama menghadapi tantangan zaman,” katanya. (j01)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.