
JAKARTA (Waspada) : Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan refleksi perjalanan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebagai bentuk penghormatan bahwa Indonesia Raya telah mengalami berbagai transformasi sejak pertama kali diperkenalkan dengan dinyanyikan dan arsemennya oleh penciptanya Wage Rudolf Supratman pada tahun 1928.
“Hari merupakan tanggal lahir WR Supratman, yang lahir pada 9 Maret 1903 menjadi Hari Musik Indonesia yang kita peringati sejak ditetapkan pada 2013. Sebagai refleksi Hari Musik Nasional dan untuk menghormati Wage Rudolf Supratman, pahlawan nasional yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dengan meluncurkan piringan hitam Indonesia Raya dengan 8 versi mulai pertama dicetak di British Me Inggris, dan versi vokal WR Supratman, serta versi lainnya’ seperti zaman Jepang, maupun versi arsemen ulang 1981,” ungkap Fadli Zon didampingi Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo pada peluncuran spesial piring hitam Indonesia Raya yang memuat 8 versi Indonesia Raya dalam memperingati Hari Musik Nasional 2025 di Plaza Insan Berprestasi, Gedung Kementerian Kebudayaan, Minggu (9/3).
Fadli Zon sangat setuju bahwa WR Supratman adalah visioner, dan penetapan Hari Musik Nasional 9 Maret, diusulkan oleh Persatuan Artis-Penyanyi, Pencipta, dan Rekaman Musik Indonesia (PAPRI) pada 2013.
“Tanggal ini dipilih untuk menghormati Wage Rudolf Supratman, pahlawan nasional yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Beliau lahir pada 9 Maret 1903 dan wafat pada 17 Agustus 1938, tepat tujuh tahun sebelum Indonesia merdeka,” ungkap Fadli Zon.
Fadli Zon menjelaskan bahwa Indonesia Raya telah mengalami berbagai transformasi sejak pertama kali diperkenalkan.
“Untuk aransemen yang digunakan secara nasional dan resmi adalah versi satu stanza. Memang, dulu ada versi tiga stanza, tetapi setelah ada keputusan Presiden tahun 1958, lagu kebangsaan kita ditetapkan hanya satu stanza, Bayangkan kalau kebanyakan stanza, pasti panjang sekali. Saya kira bapak-bapak dan ibu-ibu di sini juga tidak ada yang hafal tiga stanza. Jadi, keputusan untuk menetapkan satu stanza itu sangat bijak,” terangnya.
Peringatan Hari Musik Nasional tahun ini, Kemenbud menggelar talkshow bertajuk “Memaknai Hari Musik Nasional 2025 Dengan Semangat Lagu Kebangsaan Indonesia Raya”, mengahdirkan narasumber dua orang keluarga WR Supratman, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), dan musisi Purwacaraka.
Acara ini juga diramaikan para pengarang, penyanyi, artis senior dan penggiat musik Indonesia, sebagai bentuk mengenang sosok penyairnyang juga wartawan WR Supratman yang lahir pada 9 Maret 1903 di Meester Cornelis (sekarang Jatinegara), Batavia, Hindia Belanda ( sekarang Jakarta Timur), dan iIa meninggal pada 17 Agustus 1938 di Surabaya, Hindia Belanda, pada usia 35 tahun.
Acara dimulai dengan talkshow bertajuk “Memaknai Hari Musik Nasional 2025 dengan Semangat Lagu Kebangsaan Indonesia Raya” dihadiri narasumber Keluarga WR Soepratman, Purwacaraka, dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANR)I.
Menandai peluncuran piringan hitam Indonesia Raya, Fadli Zon memutar versi vokal WR Supratman tahun 1928. Dan ditandai dengan penyerahan piringan hitam 8 versi tersebut kepada keluarga WR Supratman, para pengarang, penyanyi dan artis senior oleh Fadli Zon dan Giring. (j01)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.