Tafakur Al Tafsir Wa Al Mufassirun: Kitab Ilmu Tafsir Abad Ke-20 Masehi

5 hours ago 4

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

“Al Tafsir Wa Al Mufassirun adalah kitab ilmu tafsir yang membahas tentang kemunculan penafsiran terhadap Al Qur’an, corak penafsiran, metode penafsirannya, dan juga mengulas tentang kitab-kitab tafsir terpopuler dari era sahabat Nabi Saw sampai masa dimana al Dzahabi hidup”

Selain itu, kitab Al Tafsir Wa Al Mufassurun merupakan buah karya dari Doktor Muhammad Sayyid Husein al Dzahabi yang merupakan salah seorang ulama Mesir terkemuka pada zamannya dan pernah menjabat sebagai Menteri Wakaf di Mesir sampai ia wafat terbunuh pada tanggal 17 Rajab tahun 1397 Hijriah ( 4 Juli 1977 M).

Doktor Muhammad Sayyid Husein al Dzahabi lahir di desa Mathubis, sebuah desa yang terletak pada bahagian Timur Sungai Nil yang merupakan bahagian dari wilayah Kiffir Shaikh – Mesir pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 1333 Hijriah ( 19 Oktober 1915 M). Doktor Muhammad Sayyid Husein al Dzahabi sendiri adalah ulama tafsir dan Ilmu Tafsir kontemporer yang oleh Syekh Muhammad Abu Zahrah diberi gelar pemimpin para mufassir modern.

Selanjutnya, Doktor Muhammad Sayyid Husein al Dzahabi juga banyak menghafal hadist-hadist Nabi Saw dan sekaligus seorang orator yang sangat piawai dalam berorasi. Doktor Muhammad Sayyid Husein al Dzahabi selama kuliah di Universitas Al Azhar Kairo, banyak menggali ilmu kepada para ulama terkemuka Al Azhar, seperti Syekh Muhammad Musthafa al Maraghi, Syekh Isa Manun, Syekh Muhammad Zahid al Kutsari, Syekh Muhammad Habib al Shanqiti, Syekh Muhammad Khadir Husein, dan lain-lainnya.

Kemudian, Doktor Muhammad Sayyid Husein al Dzahabi mendapatkan penghargaan dari Fakultas Syari’ah sebagai profesor terbaik dalam bidang ‘ulum Al Qur’an pada tanggal 15 Februari tahun 1947 Miladiah. Di samping sebagai dosen pada fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar Kairo untuk bidang studi ilmu-ilmu Al Qur’an dan Tafsir, beliau juga pernah ditugaskan oleh Universitas Al Azhar untuk
mengajar pada Universitas Dar al Tauhid di Thaif Arab Saudi, yang pada waktu itu (tahun 1948 M) Universitas Dar al Tauhid dipimpin oleh Syekh Muhammad Bin Mani’.

Doktor Muhammad Sayyid Husein al Dzahabi juga pernah diangkat menjadi dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar Kairo pada tanggal 15 Sya’ban tahun 1392 Hijriah (22 September 1972 M). Doktor Muhammad Sayyid Husein al Dzahabi di samping menulis kitab Al Tafsir Wa Al Mufassirun, memiliki banyak tulisan karya akademik lainnya, di antaranya adalah kitab Buhuts Fi ‘Ulum al Tafsir Wa al Hadits wa al Da’wah, kitab al Isra’iliyyat Fi al Tafsir Wa al Hadits, kitab Ibnu ‘Arabi Wa Tafsir Al Qur’an, kitab Muqaddimah Fi ‘Ilm al Hadits, kitab Syarh al Ahadits al ‘Aqidah Fi Shahihain, kitab al Wahyu Wa al Qur’an al Karin, kitab al Ahwal al Syakhsiyah Baina Madzhab Ahlu al Sunah Wa Madzhab Ja’fariyah, dan lain-lainnya.

Kitab Al Tafsir Wa Al Mufassirun yang ditulisnya, merupakan hasil penelitian dari disertasinya untuk memperoleh gelar doktor pada Fakultas Ushuluddin di universitas Al Azhar Kairo yang dimunaqasyahkan pada tanun 1366 Hijriah (1946 M).

Selanjutnya pada awal pembahasan kitab Al Tafsir Wa Al Mufassirun jilid, 1, halaman, 12, dimulai ulasan tentang, المبحث الاول : معنى التفسير و التاويل و الفرق بينهما (Pembahasan Pertama: Makna al Tafsir dan al Takwil dan Perbedaan di antara keduanya). Kemudian diikuti dengan uraian tentang pengertian tafsir menurut bahasa Arab (التفسير فى اللغة ) dan dilanjutkan dengan pengertian tafsir menurut terminologi atau istilah ( التفسير في الا صطلاح ).

Kitab Al Tafsir Wa Al Mufassirun karya Doktor Muhammad Sayyid Husein al Dzahabi, di samping merupakan sebuah disertasi, juga merupakan kitab yang memiliki keunggulan di antaranya, Pertama, Sebagai kitab pertama yang mengawali pembahasan hulu hingga hilir perkembngan tafsirb dan dinamikanya dalam khazanah keIslaman.

Kedua, menjadi sebuah ensiklopedi atas keragaman corak dan metode dalam kitab Tafsir yang tersohor di kalangan umat Islam. Ketiga, Membuka wawasan pembaca atas penafsiran dan pemikiran yang variatif sepanjang masa penafsiran Al Qur’an, termasuk tafsir yang benar dan salah. Selanjutnya, secara resmi kitab Al Tafsir Wa Al Mufassirun diterbitkan di Kairo oleh penerbit Dar al Hadits pada tahun 1433 Hijriah (2012.M).

Pada awalnya, kitab Al Tafsir Wa Al Mufassirun hanya terdiri atas 2 jilid, namun setelah Doktor Muhammad Sayyid Husein al Dzahabi wafat, kitab itu disempurnakan oleh murid beliau yang juga anaknya yang bernama Musthafa Muhammad al Dzahabi menjadi 3 jilid.

Adapun dasar dari penambahan kitab Al Tafsir Wa Al Mufassirun adalah catatan yang ditinggalkan oleh Doktor Muhammad Sayyid Husein al Dzahabi sebelum beliau wafat. Selanjutnya di dalam kitab Al Tafsir Wa Al Mufassirun jilid,1, Doktor Muhammad Sayyid Husein al Dzahabi dalam menjelaskan periodesasi penafsiran Al Qur’an dimulai dari periode pada era Nabi Saw dan para sahabat.

Pada era ini dijelaskan tentang bagaimana dan sejauh mana Nabi Saw menafsirkan Al Qur’an. Begitu juga di era sahabat, dijelaskan bagaimana Abdullah Bin Abbas, Abdullah Bin Mas’ud, Ali Bin Abi Thalib, dan Ubay Bin Ka’ab sebagai sahabat terkemuka di dalam penafsiran Al Qur’an memberikan penafsiran terhadap Al Qur’an.

Kemudian pada periode kedua, dijelaskan tentang penafsiran Al Qur’an di era tabi’in. Periode ini, Doktor Muhammad Sayyid Husein al Dzahabi menjelaskan tentang adanya tiga madrasah sebagai pusat modeĺ penafsiran Al Qur’an, yaitu madrasah Mekkah, madrasah Madinah, dan madrasah Irak. Madrasah Mekkah mengacu kepada Abdullah Bin Abbas yang kemudian dilanjutkan oleh Sa’id Bin Jabir, Mujahid Bin Jabir, Ikrimah dan lain-lainnya.

Sementara itu madrasah Madinah mengacu kepada Ubay Bin Ka’ab yang dilanjutkan oleh Abu al Aliyah, Muhammad Bin Ka’ab, dan Zaid Bin Aslam. Selanjutnya madrasah Irak mengacu kepada Abdullah Bin Mas’ud yang kemudian dilanjutkan oleh al Qamah Bin Qa’is, Masruq, al Aswad Bin Yazid, Amir al Sya’bi, dan Hasan al Bashri.

Pada periode ketiga dibahas tentang era kodifikasi tafsir, tafsir Bi al Ma’tsur, dan kajian tentang Isra’illiyat dilengkapi dengan penyebutan kitab-kitab tafsir terkait, seperti kitab tafsir al Kasyfu Wa al Bayan ‘An Tafsir al Qur’an karya al Tha’labi, Ma’alim al Tanzil karya al Baghawi, dan lain-lain.

Akhirnya, sebagaimana lazimnya setiap ilmu yang terus berkembang pesat, maka demikian pula dengan ilmu tafsir dan penafsiran terhadap Al Qur’an terus berkembang dari waktu ke waktu.

Selanjutnya, tugas kita sebagai umat Islam adalah agar tidak pernah merasa letih untuk menggali dan mempelajari semua ilmu yang ada, agar dapat mewujudkan apa yang diperintahkan oleh Nabi Saw yaitu carilah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat. Wallahua’lam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

 Kitab Ilmu Tafsir Abad Ke-20 Masehi

 Kitab Ilmu Tafsir Abad Ke-20 Masehi

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |