Ukuran Font
Kecil Besar
14px
BALI (Waspada.id): Indonesian Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro kembali menggelar ajang invensi International Science and Invention Fair (ISIF) 3-6 November 2025 di Bali.
Gelaran tahun 2025 ini merupakan tahun ke-7 dan dilaksanakan secara hybrid, diikuti oleh 956 tim asal 27 negara yaitu Indonesia, USA, Palestina, Afghanistan, Iran, Turki, Thailand, Kazakhstan,
Hongkong, Romania, Nigeria, Filipina, China, Belarus, Korea Selatan, Singapura, Macau, Sri Lanka, India, Malaysia, Bangladesh, Vietnam, Mesir, Meksiko, Luksembourg, Taiwan, Turkmenistan.
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Salah satu peserta asal Indonesia yang berhasil mengukir prestasi adalah Ajeng Salma Layla Amira (foto) murid kelas X SMA Negeri 8 Jakarta.
Project paper-nya bertajuk Implementing IOT in Business Processes to preserve the intangible cultural heritage of salted eggs (IOTEGG) berhasil meraih medali perak dalam sub-bidang ajang invensi Ilmu Sosial tingkat SMA (secondary).

Ide dasar yang dipresentasikan berupa pemanfaatan teknologi kekinian dalam proses pembuatan telur asin guna menjamin standar kualitas, di samping untuk melestarikan telur asin yang telah disahkan sebagai warisan tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2020.
IOTEGG hadir menjembatani gap antara tradisi dengan tantangan modern melalui pemanfaatan teknologi sensor IoT sejak proses pengadaan bahan baku hingga proses produksi, pemasaran dan
memungkinkan produsen telur asin lebih memahami perilaku pelanggan melalui pemanfaatan keranjang pintar (smart shelves) yang dilengkapi chip Radio Frequency Identification (RFID).
IOTEGG juga memungkinkan produsen telur asin mengoptimalkan pemasaran melalui smart vending machine yang telah dilengkapi metode pembayaran berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) yang dapat ditempatkan di rest area jalan tol atau tempat strategis lainnya. Pemanfaatan media sosial dan pelibatan influencer dalam kegiatan pemasaran juga menjadi satu rekomendasi IOTEGG.
IOTEGG lebih dari sekadar peningkatan secara komersial, namun sekaligus langkah strategis menuju pelestarian pengetahuan tradisional. Melalui digitalisasi data dari proses yang sebelumnya intuitif, IOTEGG memastikan bahwa esensi budaya yang terdapat dalam sebutir telur asin akan terdokumentasikan dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Pada akhirnya, penerapan IOTEGG sangat penting untuk memastikan bahwa telur asin tidak hanya bertahan sebagai warisan budaya, tetapi juga berkembang sebagai produk ekonomi yang tangguh dan relevan di pasar global yang semakin terdigitalisasi.(id101)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































