
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
Momentum Hari Bhayangkara ke-79 yang jatuh pada hari ini bukan hanya perayaan rutin institusi kepolisian Indonesia, melainkan refleksi mendalam atas tantangan etis dan komunikasi yang dihadapi di era digital penuh disrupsi.
Di tengah maraknya misinformasi dan fragmentasi sosial, citra lembaga penegak hukum menjadi indikator penting kualitas demokrasi dan legitimasi negara.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Dalam konteks tersebut, tulisan ini menyuguhkan gagasan visioner: revitalisasi komunikasi Polri berbasis etika profetik Islam, sebagai respons elegan terhadap krisis kredibilitas etis publik.
Polri sebagai garda terdepan perlindungan masyarakat memiliki peran strategis tidak hanya dalam penegakan hukum, tetapi juga sebagai negara yang hadir dalam membangun komunikasi yang adil, transparan, dan rahmatan lil ‘alamin.
Maka, pendekatan jurnalisme profetik yang mengusung nilai sidq (kejujuran), tabayyun (klarifikasi), amanah (tanggung jawab), dan rahmah (kasih sayang) menjadi kerangka etik yang patut diinternalisasi dalam sistem komunikasi institusi.
Pendekatan ini bukan semata teori Islam klasik, melainkan menjawab kebutuhan nyata saat ini bagaimana Polri tampil sebagai aktor kenegarawanan yang berwibawa, komunikatif, dan akuntabel di mata publik global.
Sinergi Etika Islam
Nilai-nilai luhur Islam jika dipadukan dengan konstitusi dan semangat Pancasila akan memperkuat legitimasi kelembagaan. Komunikasi publik Polri tidak boleh terjebak pada sekadar narasi teknis, melainkan harus menampilkan wajah humanis, inklusif, dan bernilai etis. Dalam konteks ini, kredibilitas etis publik public ethical credibility menjadi tonggak baru pembangunan reputasi kelembagaan di abad ke-21.
Sebagaimana yang tercermin dari semangat “Polri untuk Masyarakat”, lembaga ini merupakan anugerah strategis bagi stabilitas nasional.
Reaktualisasi komunikasi berbasis moral kenabian akan menjadikan Polri tidak hanya kuat dalam instrumen hukum, tapi juga sebagai penjaga harmoni sosial.
Dengan demikian, komunikasi profetik bukanlah utopia, tetapi fondasi praksis dalam membangun masa depan Polri yang adil, terpercaya, dan berintegritas.
Penutup
Transformasi komunikasi Polri menuju kredibilitas etis publik adalah tugas nasional sekaligus global. Artikel ini bukan hanya seruan moral, tetapi tawaran strategi konkret untuk memperkuat karakter kelembagaan yang religius, profesional, dan dicintai masyarakat.
Dalam konteks Hari Bhayangkara ke-79, inilah waktu terbaik menjadikan Polri sebagai simbol integritas kenegaraan yang mencerdaskan dan menyatukan anak bangsa “Anugerah Pertiwi yang layak dijaga bersama”. *Penulis Tuan M. Yoserizal Saragih, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.