Menkeu Purbaya Duga Dirut BUMN Bingung Dapat Kucuran Dana

2 hours ago 1
EkonomiNusantara

15 September 202515 September 2025

Menkeu Purbaya Duga Dirut BUMN Bingung Dapat Kucuran Dana Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa . (ist)

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

JAKARTA (Waspada.id): Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menduga, saat ini para direktur utama (dirut) bank Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) yang mendapat kucuran dana Rp 200 triliun sedang bingung untuk menyalurkan anggaran tersebut.

“Jadi Rp 200 triliun hari Jumat (12/9/2025) sudah masuk ke perbankan. Uangnya sudah nongkrong di sana. Sekarang saya duga para Dirut bank pusing, mau nyalurin ke mana?” ujar Purbaya dalam konferensi pers di Jakarta, yang disiarkan langsung, Senin (15/9/2025).

Meski belum bisa langsung memberikan penyaluran, lanjutnya, namun setidaknya bank-bank BUMN itu tidak lagi perang bunga, mengingat mereka sudah memiliki dana segar.

“Tapi saya pikir dengan cara itu, paling enggak kalau mereka belum bisa nyalurin, karena mereka punya uang lebih. Dia tidak akan perang bunga lagi,” lanjutnya.

Menurut Purbaya, dengan uang yang disalurkan akan membantu penurunan bunga pinjaman bank dan menurunkan bunga deposit.

“Yang jelas, cost of money turun. Jadi yang punya uang, tidak ragu untuk belanjain. Yang mau pinjam ke bank, tidak ragu untuk pinjam,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengucurkan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun ke bank nasional mulai Jumat, pekan kemarin.

Penempatan dana ini diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 276 Tahun 2025.

Menkeu Purbaya mengatakan, kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perbankan agar kredit dapat tumbuh dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Jadi saya pastikan dana yang Rp 200 triliun masuk ke sistem perbankan hari ini dan mungkin banknya abis itu bingung berpikir nyalurin ke mana. Pasti pelan-pelan akan dikredit sehingga ekonominya bisa bergerak,” ujar Purbaya.

Dia menjelaskan, dana pemerintah yang disalurkan ke perbankan ini bukan berasal dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) atau Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA).

“Enggak (bukan SAL atau SiLPA), uang kita saja dipindahin. Jadi betul-betul variasi tergantung pendapatan pajak kita,” urai Purbaya.

Dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun ini disalurkan ke lima bank milik pemerintah, yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Syariah Indonesia (BSI).

Adapun penempatan dana Rp 200 triliun melalui kategori Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4, maka Bank Mandiri, BNI, dan BRI menerima masing-masing Rp 55 triliun.

Kemudian, karena BTN masuk KBMI 3, maka mendapatkan porsi yang lebih sedikit yakni sebesar Rp 25 triliun. Demikian juga dengan BSI yang masuk KBMI 3 mendapatkan dana sebesar Rp 10 triliun. (id88)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |