Hampir 50% Saham COIN di Pegang Masyarakat, Apakah Harus Waspada?

4 hours ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) yang belum lama melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2025 kini telah mencatatkan lonjakan saham yang luar biasa, bahkan kepemilikan masyarakat telah mencapai nyaris 50%.

Sejak melantai, PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) sudah mencatatkan kenaikan harga saham hingga 2.540% di level Rp2.640 per Kamis (4/9/2025).

Berdasarkan kepemilikan saham COIN saat ini, terpantau 43,60% adalah masyarakat.

Dengan banyak masyarakat membeli saham seperti melalui IPO, perusahaan bisa memperoleh dana dalam jumlah besar. Banyaknya investor ritel membuat saham lebih aktif diperdagangkan di bursa.

Perusahaan yang dimiliki oleh banyak masyarakat cenderung mendapat citra lebih baik karena dianggap lebih milik bersama. Saham yang mayoritas dimiliki masyarakat bisa lebih mudah digoreng oleh pihak tertentu karena investor ritel sering ikut-ikutan tanpa analisis mendalam.

Namun, jika kepemilikan terlalu banyak di masyarakat, sulit ada pemegang saham mayoritas yang bisa mengendalikan arah perusahaan. Akibatnya, manajemen bisa berjalan tanpa pengawasan kuat.

Sehingga dengan banyaknya kepemilikan saham di masyarakat tidak selalu buruk, selama didukung oleh kinerja keuangan yang baik dan prospek bisnis yang menarik dan bertumbuh di masa depan.

Sebagaimana diketahui, PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga semester I tahun 2025 sebesar Rp 25,5 miliar. Capaian tersebut positif karena pada 31 Desember 2024 COIN mencatat rugi sebesar Rp 1,99 miliar.

Capaian laba tersebut didorong oleh pendapatan yang naik 88% dari 31 Desember 2024 yang sebesar Rp 600 juta jadi Rp 113,14 miliar di paruh tahun ini.

Selain itu, beban umum dan administrasi juga naik tajam pada Juni 2025 menjadi Rp 90,5 miliar dari 31 Desember 2024 yang sebesar Rp 2,58 miliar. Maka laba usaha COIN langsung meroket jadi Rp 22,5 miliar dari sebelumnya rugi sebesar Rp 1,98 miliar.

COIN juga memperoleh pendapatan keuangan yang naik menjadi Rp 3,7 miliar dari sebelumnya Rp 3,5 miliar, dan beban keuangan yang menyusut tajam dari Rp 3,5 miliar jadi Rp 387,4 juta, namun beban lain-lain naik jadi Rp 322,7 juta dari Rp 7,05 juta.

Dengan demikian, COIN mampu mencetak laba sebelum pajak final dan beban pajak penghasilan hingga semester I tahun 2025 sebesar Rp 25,5 miliar dari akhir tahun 2025 rugi Rp 1,98 miliar.

Selanjutnya, dikurangi pajak final Rp 48,1 juta maka laba periode berjalan menjadi Rp 25,5 miliar dari akhir tahun 2024 rugi Rp 1,99 miliar.

Total aset COIN hingga semester I tahun ini turun jadi Rp 1,3 triliun dibandingkan akhir tahun 2024 yang sebesar Rp 1,5 triliun.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |