Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Donald Trump memicu kontroversi setelah memutuskan mencabut pembatasan ekspor chip AI canggih ke China. Amerika Serikat (AS) yang selama ini dikenal protektif akhirnya menyerah dan mengizinkan penjualan chip H200 buatan Nvidia ke negara kekuasaan Xi Jinping.
Sebagai informasi, chip H200 merupakan chip tercanggih kedua buatan Nvidia setelah Blackwell. Ini menandai babak baru hubungan dagang antara AS dan China.
Dikutip dari Reuters, Selasa (23/12/2025), Nvidia sudah memberi tahu para klien di China bahwa pengapalan H200 ke negara tersebut akan dimulai sebelum Tahun Baru Imlek pada pertengahan Februari 2026, menurut sumber dalam yang familiar dengan rencana tersebut.
Nvidia berencana memenuhi pesanan dari stok yang masih ada, dengan total pengapalan diprediksi mencapai 5.000-10.000 modul chip, atau setara dengan 40.000-80.000 unit chip AI H200, menurut sumber pertama dan kedua.
Lebih lanjut, Nvidia juga mengabarkan ke klien di China terkait rencananya untuk menambah kapasitas produksi baru untuk chip-nya. Pemesanan untuk kapasitas itu akan dibukan pada kuartal kedua (Q2) 2026, menurut sumber ketiga.
Namun, ketidakpastian terkait nasib H200 di China masih ada. Pasalnya, Beijing belum membuat pengumuman resmi untuk mengizinkan pembelian chip H200. Rencana Nvidia bisa saja buyar sewaktu-waktu, tergantung keputusan pemerintahan Xi Jinping.
"Tak ada yang pasti hingga kami mendapat persetujuan dari pemerintah [China]," kata sumber ketiga kepada Reuters.
Rencana pengapalan chip H200 ke China pada Februari 2026, jika benar kejadian, menandai momen pertama chip canggih AS mengalir ke China secara legal, sejak pembatasan mulai diberlakukan di pemerintahan Joe Biden.
Trump menyerah dan membuka akses chip H200 ke China dengan syarat pungutan 25% untuk setiap penjualan chip tersebut di Negeri Tirai Bambu.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

3 hours ago
3

















































