ISMI Di Tengah Era Digitalisasi

20 hours ago 5
Opini

ISMI Di Tengah Era Digitalisasi

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

Oleh Dr Shafwan Hadi Umry

Hal yang paling ironis posisi orang Melayu di desa pantai sebagai nelayan telah mulai terdesak oleh para pendatang yang juga mencoba mengadu untung dalam mencari kehidupan bersama-sama orang Melayu

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Pada zaman dahulu ada fenomena yang menyatakan Dunia ini miliknya orang kafir dan kebahagiaan di Akhirat yang mesti dikejar oleh orang Melayu sebagai Muslim. Bahkan ada yang beranggapan orang miskin nanti akan lebih mudah masuk Surga dibandingkan orang kaya, karena orang kaya lebih banyak mempertanggungjawabkan perbuatan dan hartanya.

Karena itu lebih baik jadi orang miskin. Ada yang beranggapan menggunakan harta benda yang dikuasai untuk hal yang konsumtif dan kurang produktif demi gengsi dan prestise. Jika untuk keperluan pesta kenduri tak sedikit yang rela menjual atau menggadaikan miliknya, tapi untuk kepentingan pendidikan dan masa depan anak mereka tidak memiliki kemauan dan tekad yang kuat. Tidak mengherankan jika orang-orang Melayu pada lapisan bawah sangat terbatas pendidikan tinggi. Berbeda dengan masyarakat urban dan perkotaan yang tercemar oleh perjudian taraf sedang atau besar-besaran serta kecanduan narkotika telah merebak ke pedesaan terutama di desa-desa pantai.

Hal ini mengakibatkan terjadinya proses pelemahan sosial sehingga generasi muda baik masyarakat Melayu maupun masyarakat suku yang lain terjerat dalam kemiskinan. Tidak mengherankan bahwa tidak sedikit warga masyarakat yang rendah etos kerjanya jika dibandingkan dengan orang Melayu di Asia Tenggara.

Sejak ratusan tahun yang lalu terjadi migrasi sejumlah besar orang baik dari daratan China dan India ke Asia Tenggara. Termasuk juga migrasi orang Jawa baik secara terpaksa maupun secara sukarela ke Tanah Deli karena alasan politis, ekonomis dan geografis.

Sejak zaman prakemerdekaan telah terjadi migrasi penduduk dari pantai Barat dan pegunungan Bukit Barisan ke daerah Pantai Timur yang alamnya relatif lebih subur. Tak sedikit areal yang tadinya rawa-rawa, “tempat jin buang anak” dan tak layak huni di tanah Melayu dan telah digarap oleh orang-orang pendatang suku Jawa dan Suku Batak. Setelah beberapa dekade daerah seperti itu kini telah menjadi tempat pemukiman anak-anak muda mengenakan jeans (celana jins).
Dari uraian di atas jelas bahwa faktor geografis, ekonomis, politis, merupakan hal-hal yang memacu dinamika kelompok dalam masyarakat untuk bermitra tanding dan bermitra sanding mengusahakan lahan-lahan tidur menjadi lahan dan ladang yang subur untuk pertanian dan peternakan.

Tanah Deli yang terkenal sebagai tempat tumpah darah orang Melayu di Sumatra Utara terkenal subur dan digunakan sekian ratus tahun yang lalu. Mulai dari kebun karet, kelapa sawit, coklat, industri teknologi, industri aluminium di Inalum Inderapura Kabupaten Batubara, Kemudian, pertambangan dan pengolahan minyak di Pangkalan Berandan Kabupaten Langkat.

Berapa banyakkah orang-orang Melayu menduduki posisi kunci dalam perusahaan itu? Apakah di BUMN, perusahaan yang letaknya di tanah orang-orang Melayu secara relatif penduduk tempatan mendapat posisi kunci yang berwibawa dan terhormat? Jawabannya tidak terlalu banyak dan hal ini memerlukan kompetensi dan kualifikasi sesuai dengan aturan dan peraturan dan juga terpulang pada penentu kebijakan.

Hal yang paling ironis posisi orang Melayu di desa pantai sebagai nelayan telah mulai terdesak oleh para pendatang yang juga mencoba mengadu untung dalam mencari kehidupan bersama-sama orang Melayu. Gerakan milineal baru yang dikumandangkan Ikatan Sarjana Melayu Indonesia (ISMI) bertepatan dengan Pengukuhan PB ISMI (28 Juni 2025) di Pekan Baru Riau diharapkan menjadi momentum strategis proaktif untuk menghadapi era milineal.

Dengan pengukuhan PB ISMI yang baru oleh Dr Rahmat Shah selaku Ketua Dewan Pembina PB ISMI maka terjadi transisi kepemimpinan Pengurus Besar Ikatan Sarjana Melayu Indonesia (periode 2025-2030) dari Dr H.T. Erry Nuradi kepada Datuk Nizhamul, S.E.M.M. Hasil Mubes PB ISMI yakni mempertimbangkan beberapa kegiatan yang berorientasi kepada agenda amal dan ide kepada agenda kerja nyata yang kolaboratif dan konstruktif untuk meneruskan visi dan misi ISMI ke masa depan wangsa Melayu. Diperlukan perilaku dan unjuk kerja dalam peranannya selaku pengayom dan perumus serta perencana yang diwujudkan dalam skala program berjenjang berjangka dan berkesinambungan.

Kerja sama dengan bebearapa provinsi yang melambangkan jati diri Melayu perlu disinergikan sesuai denan tijian ,maksud dan sasaran. Kerjasama Segitiga Utara dalam lingkup IMT-GT (Indonesia-Malaysia dan Thailand) yang telah dicanangkan para intelektual Melayu (1993) pada masa lalu perlu dihidupkan kembali dan diisi dengan sejumlah program dari aspek fisik: perindustrian, perdagangan, kepariwisataan, perikanan dan perkebunan.

Dari aspek nonfisik akan terwujud dalam bentuk kerjasama teknologi komunikasi, pengembangan budaya siber (syber) melalui media digital komputer, AI, algoritma, internet, media elektronik. Kerjasama dengan pemerintah kabupaten kota termasuk lingkup provinsi, regional dan nasional perlu dilakukan termasuk negara tetangga serumpun dalam penataan ruang/lokasi untuk industri, pariwisata, kondomonium, perkantoran, pemukiman yang memperhatikan lingkungan dan tidak merambah hutan industri atau hutan lindung.
Program peningkatan SDM Melayu yang menjadi dasar pemikiran ISMI perlu disokong dan diberi suntikan semangat, modal, dan usaha kemitraan dalam konteks saling menguntungkan. Andalan ekspor Indonesia dalam bidang nonmigas masih dapat terus ditingkatkan untuk itu diperlukan keahlian, sikap profesionalisme dalam aktivitas kerja. Bagi generasi muda, pendidikan adalah satu-satunya jawabannya. Untuk menjadi ahli dan professional misalnya pendidikan adalah media tunggal yaitu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Secara khusus diharapkan generasi muda Melayu dapat menghasilkan manusia-manusia yang terdidik dan berkualitas sebagai syarat mutlak menjadi khalifah di muka bumi.

Penulis adalah Dosen UISU Medan

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |