
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada.id): Pergerakan pasar keuangan global pekan ini dipengaruhi sejumlah agenda penting, mulai dari penetapan suku bunga acuan, rilis FOMC Minutes The Fed, klaim pengangguran mingguan, hingga data manufaktur Amerika Serikat. Namun, faktor tensi geopolitik di Eropa, khususnya perkembangan situasi di Ukraina pasca pertemuan Presiden AS dan Rusia, juga menjadi sorotan utama pelaku pasar.
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, menjelaskan bahwa kondisi eksternal tersebut membuat kinerja pasar keuangan domestik bergerak berbeda arah.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
“IHSG pada pembukaan perdagangan hari ini menguat ke level 7.905. Indeks saham berpotensi ditransaksikan pada rentang 7.870 hingga 7.970 sepanjang hari ini,” ujar Gunawan, Selasa (19/8).
Menurutnya, penguatan IHSG sejalan dengan tren bursa Asia yang sempat ditutup positif di awal pekan. Namun, berbeda dengan IHSG, nilai tukar rupiah justru menghadapi tekanan.
“Imbal hasil US Treasury 10 tahun naik ke level 4,33% dan disertai penguatan USD Index ke kisaran 98,12. Kondisi ini menjadi beban bagi rupiah yang pagi ini dibuka melemah di level Rp16.240 per dolar AS,” jelasnya.
Gunawan menambahkan, rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak dalam kisaran Rp16.170 hingga Rp16.280 per dolar AS. “Tekanan pada rupiah masih cukup besar karena faktor global, sementara pasar juga menunggu arah kebijakan The Fed dari FOMC Minutes,” katanya.
Sementara itu, harga emas dunia cenderung bergerak stabil dengan kecenderungan melemah di level 3.337 dolar AS per ons troy atau setara Rp1,75 juta per gram.
“Harga emas masih sideways karena pasar menunggu kepastian kebijakan bank sentral AS serta perkembangan geopolitik di Eropa,” pungkas Gunawan. (id09)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.