
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
WALI Kota Subulussalam, Haji Rasyid Bancin (HRB) diundang Indonesia Tionghoa Culture Centre (ITCC) pada Pelepasan Pelajar Beasiswa ITCC ke Taiwan dan China di Surabaya, Sabtu (30/8), di antara peluang dan harapan.
Pasalnya, melalui press rilisnya, HRB sebut ITCC yang didirikan Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menawarkan dirinya untuk mengikuti jejak Wempi Wellem Mawa, Bupati Malinau, Provinsi Kalimantan Utara yang tahun ini mengirim 20-an mahasiswa baru ke Taiwan dan China.
HRB ditantang mempersiapkan siswa lulusan SLTA daerah ini, kuliah di China dan Taiwan melalui Program Beasiswa ITCC.
Bentuk beasiswa ini bervariasi, dibiayai penuh atau hanya dibiayai asrama dan uang kuliah, kecuali Fakultas Kedokteran biaya sendiri, Rp15 juta/semester. Soal biaya transportasi ke China, Taiwan calon mahasiswa atau Pemda yang menanggung.
Estimasi jika setiap tahun kota ini mengirimkan mahasiswa kuliah ke dua negara itu, lalu pasca lulus bekerja di sana dengan standar penghasilan di atas rata-rata gaji di Indonesia, perputaran ekonomi di Kota Subulussalam semakin baik karena devisa masuk dari luar negeri melalui kiriman uang mereka.
Dipastikan mereka yang kuliah lalu bekerja di China dan Taiwan menjadi tenaga kerja terdidik, tidak sebatas Tenaga Kerja Indonesia (TKI) berstatus karyawan atau pekerja sektor nonformal.
Pada bincangan terpisah HRB dengan Andre So, Koordinator ITCC diuraikan pencanangan program ‘kenyang-pintar-sehat’. Kenyang, berarti pengiriman tenaga kerja ke China bergaji minimal Rp8 juta, dengan syarat, calon karyawan mengikuti Pelatihan Bahasa Mandari selama 1,5 tahun di Surabaya.
Untuk calon karyawan regular, membayar biaya pelatihan Rp15 juta, kecuali terpilih mendapat beasiswa, dibebaskan dari bea pendidikan.
Lalu program pintar, beasiswa belajar ke China dan Taiwan, sebagaimana tantangan Dahlan Iskan kepada HRB.
Sedangkan program sehat, pengiriman mahasiswa belajar ke Fakultas Kedokteran China dan Taiwan. Poin ini, diharapkan satu desa mengirimkan satu mahasiswa sehingga kelak tercipta kondisi ‘satu desa satu dokter’ di Kota Subulussalam.
Di sisi lain, diskusi HRB dengan pejabat KBRI di China, termasuk beberapa investor terkait yang datang langsung dari China menghadiri acara ITCC itu, HRB menguraikan sejumlah potensi daerah yang bisa dikembangkan agar berdaya ekonomi bagi masyarakat setempat.
Potensi itu, hilirisasi kelapa sawit, pertanian, peternakan, energi kelistrikan, tambang, pariwisata, industri pengolahan pangan dan lain-lain.
Jika potensi ini diberdayakan dengan baik dan benar, kesejahteraan masyarakat kota ini dipastikan akan meningkat, terutama di bidang ekonomi.
Hasil uraian HRB itu, konsulat dan beberapa investor China berkomitmen melihat langsung kondisi Kota Subulussalam.
Sosok HRB yang open minded dan visioner membangun daerah membuat para investor tersebut menaruh kepercayaan untuk berinvestasi di kota Sada Kata. Masih banyak potensi ekonomi yang akan dijajaki dan sepakat ditindaklanjuti segera.
Dukungan seluruh masyarakat Kota Subulussalam dibutuhkan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif serta kesiapan menerima para investor asing dari China.
Masalahnya, apakah peluang ini akan menjadi harapan, kesiapan daerah dan dukungan semua komponen masyarakat sangat menentukan. WASPADA.id/id90
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.