Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena cuaca langka terjadi di Gurun Atacama, wilayah yang dikenal sebagai tempat paling kering di dunia. Hujan salju turun di sebagian kawasan gurun tersebut dan menghentikan sementara operasi salah satu teleskop radio paling canggih di Bumi.
Gurun Atacama, yang berada di utara Chile, umumnya hanya menerima curah hujan kurang dari 2,5 cm per tahun. Namun pekan lalu, salju menyelimuti area tempat beroperasinya Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), jaringan teleskop radio raksasa yang digunakan untuk mengamati alam semesta.
Salju turun di Fasilitas Pendukung Operasi ALMA yang berada di ketinggian 2.900 meter di atas permukaan laut dan sekitar 1.700 kilometer dari ibu kota Chile, Santiago. Akibatnya, semua kegiatan ilmiah di observatorium tersebut telah dihentikan sejak Kamis, 26 Juni 2025.
"Sudah lebih dari 10 tahun tidak ada salju tercatat di base camp ALMA. Ini bukan kejadian sehari-hari," ujar perwakilan ALMA dikutip dari Live Science, Senin (7/7/2025).
Biasanya, salju hanya turun sekitar tiga kali setahun di Dataran Tinggi Chajnantor, tempat teleskop ALMA berada di ketinggian 5.100 meter.
Wilayah ini berada di perbatasan antara Chile, Bolivia, dan Peru dan memang mengalami salju musiman, terutama pada bulan Februari saat "Musim Dingin Altiplanik" dan pada Juni-Juli ketika musim dingin melanda belahan Bumi selatan.
Namun, menurut klimatolog dari Universitas Santiago, Raul Cordero, salju di ketinggian 3.000 meter seperti di lokasi base camp ALMA tergolong sangat jarang.
Cuaca ekstrem kali ini dipicu oleh ketidakstabilan atmosfer yang tidak biasa di bagian utara Chile. Badan Meteorologi Chile telah mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem terkait fenomena inti dingin yang melintasi wilayah tersebut.
"Kami mengeluarkan peringatan angin untuk wilayah Antofagasta dan sekitarnya dengan kecepatan angin mencapai 80 hingga 100 km/jam," ujar meteorolog Elio Brufort.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta Hujan Jelly di Gorontalo Diungkap Penduduk Setempat di Medsos