Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak masyarakat Amerika Serikat (AS) yang tengah tergila-gila belanja baju bekas. Ini jadi berkah tersendiri bagi platform ThredUp.
ThredUp mengantongi pertumbuhan pendapatan mencapai 34% year-on-year (yoy) pada kuartal III. Dalam periode yang sama, lebih banyak pelanggan baru yang masuk dengan pertumbuhan 54% pembeli selama setahun.
Perusahaan juga memiliki empat fasilitas gudang di seluruh Amerika Serikat (AS). Salah satunya di Suwanee, Georgia dengan luas 600 ribu kaki persegi yang memproses 40 ribu potong pakaian bekas perhari.
"Ini merupakan sistem gantungan pakaian terbesar di dunia. Kami bisa menyimpan lebih dari 3,5 juta barang di sini," kata direktur senior operasional ThredUp, Justin Pina dikutip dari CNBC Internasional, Senin (17/11/2025).
ThredUp menggunakan AI untuk operasional di gudangnya. Otomatisasi berjalan bersama dengan para pekerja manusia, dengan memotret, melakukan kategori, dan menentukan harga ribuan pakaian per jam.
Gelombang baju bekas yang masuk di Amerika Serikat (AS) didorong karena tarif baru impor yang diumumkan Presiden Donald Trump. Tujuannya untuk memajukan manufaktur dalam negeri, namun sebaliknya menghantam industri fashion yang sangat bergantung pada impor.
CEO ThredUp James Reinhart mengatakan pihaknya telah melihat tren itu. Bisnis perusahaannya memiliki arus kas bebas positif dengan pertumbuhan mencapai dua digit.
"Kami puas dengan kondisi ekonominya, margin kotor mendekati 80% dan operasionalnya dibangun sepenuhnya di AS," jelasnya.
ThredUp juga berupaya mengembangkan bisnisnya dengan AI. Teknologi itu bekerja untuk memotret, melakukan kategori, dan menentukan harga ribuan pakaian per jam.
"AI benar-benar mempercepat adopsi. AI membantu kami meningkatkan penemuan, gaya dan personalisasi pembeli," ucap Reinhart.
Dia juga memastikan kemenangan perusahaannya karena memiliki infrastruktur di dalam negeri, otomatisasi dan AI. Termasuk memastikan barang bekas bakal jadi pusat masa depan fashion.
"Masa depan fashion akan lebih berkelanjutan. Dan barang bekas jadi pusatnya," dia menuturkan.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Telkom Ungkap 'Harta Karun' Digital Dorong Pertumbuhan Bisnis

2 hours ago
1

















































