Pembabatan Pinus Di Parsingguran II Tanpa Hambatan

3 weeks ago 13
Sumut

25 Agustus 202525 Agustus 2025

Pembabatan Pinus Di Parsingguran II Tanpa Hambatan ALAT BERAT Escavator tengah memuat kayu pinus gelondongan ke badan Colt Diesel sebelum ditolak ke luar kota. Waspada.id/Andi Siregar

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

DOLOKSANGGUL (Waspada.id): Pembabatan pohon pinus di Desa Parsingguran II, Kec. Pollung, Kab. Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, berjalan lancar dan bebas hambatan. Pembabatan pohon pinus yang diklaim di kawasan Hutan Perkebunan Rakyat (HPR) ini disebut-sebut dilakukan oleh RM alias Pak Putri yang berdomisili di Desa Hutapaung, Kec. Pollung.

Pantauan Waspada.id, Sabtu (23/8) sore, pinus yang tumbuh berdekatan dengan kawasan hutan negara ini sudah berubah menjadi tumpukan kayu gelondongan yang siap angkut untuk dijual keluar daerah Humbahas. Tampak juga empat unit truk colt diesel bermuatan sekitar 16 ton lebih kayu pinus bentuk gelondongan siap berangkat ke luar daerah Humbahas. Sementara dua truk lainnya melakukan pengisian kayu pinus oleh operator alat berat escavator.

Di lokasi tempat penampingan (Tpn) pinus, terlihat tiga traktor roda empat jenis john deere yang dimodifikasi menjadi alat pengangkutan kayu pinus dari lokasi penebangan ke Tpn. “Proses pembabatan pohon pinus ini sangat cepat. Mengejar target produktivitas, pengusaha (Pak Putri) menurunkan dua alat berat escavator dan empat john deere,” terang warga setempat, Tohap Lumban Gaol.

Katanya, dalam satu hari, produktivitas pembabatan pinus sekitar lima sampai delapan colt diesel dengan kapasatitas muatan 13-16 ton. Sejak pembabat pinus itu turun ke Parsingguran II, sedikitnya produktivitas sudah mencapai 200 truk colt diesel.

“Semua pohon pinus yang ada di areal perkebunan rakyat sudah dibabat. Apalagi adanya wacana dari pemerintah mengambil alih areal perkebunan rakyat menjadi hutan negara, masyarakat secara bersama-sama langsung menjual kayu pinus tersebut kepada pengusaha,” tukasnya.

ALAT BERAT Escavator mengumpulkan gelondongan pinus di tempat penampungan. Waspada/Andi Siregar

Akses Jalan Hancur, Lingkungan Terancam

Dampak pembabatan pohon pinus di Desa Parsingguran II, ruas jalan desa khususnya Sibaragas-Sitiotio sudah terlihat hancur, kupak-kapik dan bergelombang. Hancurnya akses jalan yang dibangun pemerintah itu karena mobilisasi truk pinus yang over tonase.

Dikson Siregar, warga desa setempat mengaku prihatin atas hancurnya ruas jalan akibat penebangan pinus di Parsingguran II. Sebab pengangkutan kayu gelondongan, secara kasat mata sudah over tonase dan tidak sesuai dengan kelas jalan.

“Atas penebangan pinus ini, yang menanggung risiko adalah pemerintah, anak sekolah, warga Sitio-tio dan petani yang tidak ada kaitannya dalam penebangan pinus. Dalam hal ini, mereka harus menderita di atas kepentingan pengusaha,” katanya.

Selain kerusakan jalan, alumni Universitas Katolik Santo Thomas Medan ini juga menyoroti ancaman kerusakan lingkungan atas pembabatan pinus tadi.

“Saat ini kondisi hutan perkebunan trakyat sudah gundul. Kalau tidak segera ditangani (Reboisasi) bukan tidak mungkin ada bencana yang mengancam. Secara demografi, Desa Parsingguran II berada di atas Desa Tipang, Ke. Baktiraja,” pungkasnya. (id62)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |