Mulok Di Perti, Cara Elegan Unsam Langsa Tanamkan Kesadaran Local Wisdom Ke Mahasiswa Baru

3 weeks ago 14
AcehPendidikan

26 Agustus 202526 Agustus 2025

Mulok Di Perti, Cara Elegan Unsam Langsa Tanamkan Kesadaran Local Wisdom Ke Mahasiswa Baru

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

LANGSA (Waspada.id): Dosen Pascasarjana IAIN Langsa, Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA menegaskan, Trilogi Kerukunan, merupakan fondasi sangat penting dalam kehidupan, dan bagi kesehari-hari para mahasiswa saat berada di perguruan tinggi (Perti).

Hal itu diungkapkan Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA saat mengisi materi Mulok (Muatan Lokal) di Perguruan Tinggi pada kegiatan pengenalan kampus bagi 2.000 mahasiswa baru di Universitas Samudera (Unsam) Langsa, Selasa (26/8).

Menurut mantan Ketua MPU Kota Langsa periode 2014-2019 dan mantan Ketua FKUB kota Langsa periode 2010-2022 ini, prinsip umum dari Muatan Lokal adalah menanamkan nilai-nilai kebersamaan, persamaan, toleransi, inkluifisme, dan kedamaian dalam lingkungan kampus maupun di tengah tengah kehidupan masyarakat.

Jadi, ini juga menjadi catatan penting bagi kita semua bahwa dengan kegiatan ini kita melihat cara elegan Universitas Samudra Langsa menanamkan kesadaran Local Wisdom kepada mahasiswa barunya agar menjunjung tinggi nilai-nilai Mulok saat berada di Perguruan Tinggi.

“Apalagi, dalam Muatan Lokalnya juga menanamkan pentingnya Trilogi Kerukunan, yaitu Kerukunan Internal Umat Beragama, Kerukunan Antar Umat Beragama, dan Kerukunan Antar Umat Beragama Dengan Pemerintah,” ujarnya.

Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA yang juga anggota Waspada Dini Pemerintah Kota Langsa kembali mengatakan, Muatan Lokal tersebut subtantifnya adalah Local Wisdom (Kearifan Lokal) dan Local Value (Nilai Nilai Lokal).

Apalagi, sebut Abu Chik Diglee sapaa akrab Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA, dalam Muatan Lokal di Perguruan Tinggi, petuah Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung menjadi sangat relevan. Pola kehidupan inklusif harus dikedepankan untuk dapat mencapai kehidupan yang harmonis dalam heterogenitas suku, bangsa, dan budaya.

“Nilai-nilai lokal yang berbasis kepada adat Aceh dan syariat Islam harus dipahami dengan bijak karena ada pepatah Aceh Matee Aneuk Meupat Jeurat Matee Adat Pat Tamita. Artinya jika anak meninggal dunia jelas kuburannya, sedangkan jika adat yang hilang tidak tahu kemana harus mencarinya,” tuturnya.

Selain itu, Aceh dengan syari’at Islamnya tidak perlu dikhawatirkan oleh non muslim yang tinggal di Aceh, karena syariat Islam hanya untuk diamalkan oleh umat Islam sedangkan bagi non muslim diminta untuk menghormati sebagaimana yang di atur di dalam Undang-undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan Qanun Aceh Nomor 8 tahun 2014 tentang Pokok Pokok Syari’at Islam pasal 7 ayat (1) dan (2).

Apalagi, sambungnya, Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian, keselamatan, penuh toleran, dan membawa rahmat bagi semesta alam.

Muatan Lokal juga mengingatkan, untuk menjaga nilai nilai Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia yang merupakan warisan sejarah bangsa Indonesia yang digali melalui kakawin kitab Sutasoma karya Mpu Tantular dari abad ke-14 era kerajaan Majapahit.

“Dirinya berharap dengan adanya Mulok Di Perguruan Tinggi, dapat menjadi tonggak awal mempersatukan nilai nilai Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia, imbuh Abu Chik Diglee. (id74)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |