
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
DELI SERDANG (Waspada.id): Perayaan Milad ke-30 Keluarga Besar Paguyuban Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sumut yang digelar di kediaman Bapak Marjio/Ibu Endang, Jalan Balai Desa Gang Randu, Deli Serdang, berlangsung meriah, hangat, dan sarat nilai kebersamaan.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang peringatan perjalanan panjang paguyuban, tetapi juga momentum strategis untuk mempererat silaturahmi dan meneguhkan komitmen pelestarian budaya Jawa di tengah kehidupan masyarakat perantauan.
Acara yang berlangsung pada Sabtu, 23 Agustus 2025 ini dihadiri berbagai tokoh masyarakat Jawa, perwakilan paguyuban, akademisi, serta tokoh budaya dari berbagai daerah di Sumatera Utara. Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Roiful dari Jawa Perantauan Bersatu, Asos. Prof. Abdi Yanto selaku tokoh Jawa Pujakesuma, Supriyadi dari Patron, Alan dari Paguyuban Solo, serta Rianto, SH, MH alias Anto Genk – tokoh Jawa Sumut yang juga menjabat sebagai CEO media Sumut24. Tak ketinggalan, tokoh masyarakat lainnya seperti Beny Subarjo dan berbagai undangan turut memeriahkan perhelatan ini.
Tali Persaudaraan
Dalam sambutannya, Ketua Umum Keluarga Besar DIY Sumut, Letkol TNI (Purn) Warsono, menegaskan pentingnya menjaga tali persaudaraan antarwarga Jawa yang ada di perantauan, sekaligus terus melestarikan budaya dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para leluhur Jawa dan kita sudah punya gamelan jawa untuk masyarakat yang ingin belajar dipersilahkan.
“Kita semua di sini adalah pewaris budaya yang luhur, yang mengajarkan kita tentang kebersamaan, kerukunan, dan rasa saling menghormati. Mari kita lestarikan budaya Jawa dan nilai-nilai tutur Jawa yang ngemong dan menyatu, sehingga bisa menjadi pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari,” ujar Warsono di hadapan para tamu undangan.
Warsono juga menyampaikan bahwa saat ini Keluarga Besar DIY telah hadir aktif di enam kabupaten/kota di wilayah Sumatera Utara, dan akan terus memperluas jangkauan serta kegiatan sosial-budaya sebagai bentuk kontribusi terhadap penguatan identitas dan solidaritas masyarakat Jawa perantauan.
Peran Strategis Budaya dalam Pembangunan Nasional
Dalam sesi sambutan berikutnya, Asos. Prof. Abdi Yanto menyoroti pentingnya menjaga eksistensi budaya lokal dalam arus modernisasi dan globalisasi. Ia menyebut bahwa budaya bukan sekadar simbol masa lalu, tetapi juga merupakan pilar penting dalam pembangunan karakter bangsa.
“Pelestarian budaya Jawa bukan hanya tanggung jawab para sesepuh, tetapi menjadi kewajiban seluruh generasi. Budaya kita harus hadir dalam kehidupan sosial, pendidikan, hingga pembangunan. Ini juga sejalan dengan visi astacita yang diusung Presiden Prabowo-Gibran yang diturunkan kepada Pemprov Sumut dan pemkab/kota,” tegasnya.
Pemantik
Senada, Rianto, SH, MH—atau yang akrab disapa Anto Genk—menekankan bahwa kegiatan seperti Milad ini harus menjadi pemantik untuk membangun sinergi lebih luas antarpaguyuban dan elemen masyarakat Jawa lainnya.
“Kita harus jaga guyub rukun. Persaudaraan ini tidak boleh berhenti di acara seremonial saja. Ini adalah kekuatan besar yang bisa ikut menyumbang solusi sosial dan kebudayaan bagi Sumatera Utara maupun Indonesia secara keseluruhan,” ujar Rianto.
Seni, Budaya, dan Rasa Syukur
Selain sesi sambutan dan tausiyah budaya, perayaan Milad ini juga dimeriahkan dengan berbagai penampilan seni tradisional khas Yogyakarta dan Jawa Tengah, seperti tembang-tembang Jawa, tari klasik, serta gamelan yang mengalun sepanjang acara.
Suasana penuh keakraban terlihat jelas dari interaksi hangat antara sesama tamu undangan yang datang dari berbagai latar belakang.
Tampak pula adanya kegiatan tasyakuran dan pemotongan tumpeng sebagai wujud rasa syukur atas perjalanan panjang dan soliditas Keluarga Besar DIY selama tiga dekade.
Semangat Persatuan
Dengan terselenggaranya Milad ke-30 ini, Keluarga Besar DIY Deli Serdang kembali menegaskan jati diri mereka sebagai komunitas budaya yang inklusif, adaptif, namun tetap teguh menjaga akar tradisi. Paguyuban ini menjadi contoh bahwa keberagaman budaya Indonesia dapat hidup berdampingan dan tumbuh dalam semangat saling mendukung, bahkan jauh dari tanah kelahiran.
Perayaan ini pun diharapkan menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk terus menjaga warisan budaya daerah masing-masing, serta mengedepankan nilai gotong royong dan silaturahmi dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat. (rel)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.