
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada.id): Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Nasution, mengaku terus berupaya untuk mengendalikan harga beras. Salah satunya dengan meminta kabupaten/kota agar segera menyalurkan beras hingga tingkat kecamatan, dengan harga paling tinggi Rp13.100 per kg.
Gubsu Bobby Nasution, mengatakan itu kepada wartawan di Aula Tengku Rizal Nurdin (TRN) Rumah Dinas Gubsu, Senin (25/8). Yakni, di sela-sela acara Silaturahmi Gubsu Dengan Pimpinan Redaksi Media Se-Sumut.
Gubsu Bobby Nasution mengakui, lonjakan harga beras yang terjadi di sejumlah daerah, membuat pemerintah harus turun tangan langsung mengendalikan pasar. Karena kalau terus berlarut, maka bisa berdampak pada ekonomi mastarakat. “Kalau sampai bulan Oktober tidak terkendali, inflasi kita (Sumut) diperkirakan bisa mencapai 4 persen,” katanya.
Bobby Nasution, memastikan stok beras di Sumut dalam kondisi aman. Namun, dia menyoroti tentang pentingnya distribusi yang tepat, agar tidak terjadi gejolak harga.
“Stok kita aman. Jumat lalu kami sudah bertemu dengan Bulog. Pekerjaan kita sekarang adalah bagaimana mendistribusikannya ke masyarakat,” katanya.
Karena itu, kata Bobby, mulai Senin (25/8), Pemprovsu sudah menyurati seluruh kabupaten/kota, agar segera menyalurkan beras hingga tingkat kecamatan dengan harga yang dikunci pemerintah, Rp13.100 per kg.
Kata Bobby, beras yang distribusikan dilakukan dalam kemasan 5 kg, dengan aturan pembelian maksimal dua sak per keluarga. Mekanisme ini, dibuat untuk memastikan stok yang ada bisa dinikmati secara merata oleh masyarakat dan mencegah aksi penimbunan.
“Semua kabupaten/kota harus ikut aturan harga. Beras hanya boleh dijual Rp13.100 per kilogram, dalam kemasan 5 kg, dan maksimal dua sak untuk setiap masyarakat,” tegas Bobby.
Lebih jauh, Bobby menyebut, stok beras yang akan digelontorkan ke pasaran mencapai 10.000 ton. Jumlah ini, menurutnya, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sumut minimal selama dua minggu ke depan, dan bisa diperpanjang hingga dua bulan, sesuai ketersediaan stok Bulog.
Bobby juga mengungkapkan, penyaluran beras melibatkan dukungan Bank Indonesia (BI) untuk membantu akomodasi, sementara beras sepenuhnya berasal dari Bulog.
Dengan kolaborasi ini, Pemprovsu menargetkan harga beras tetap terkendali dan tidak ada kekosongan pasokan di pasar. “Yang kita upayakan sekarang bagaimana harga tetap stabil, stok tidak langka, dan masyarakat bisa beli beras dengan harga terjangkau,” ujarnya. (id05)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.