Cipayung Plus Sumut Kecam Tindakan Respresif Kepolisian

3 weeks ago 12
Medan

26 Agustus 202526 Agustus 2025

Cipayung Plus Sumut Kecam Tindakan Respresif Kepolisian Aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Sumut pada Selasa (26/8/2025). Waspada.id/partono budy

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

MEDAN (Waspada.id): Aliansi Cipayung Plus Sumatera Utara yang terdiri dari organisasi mahasiswa IMM, HIMMAH, HMI, PMII, GMKI, KAMMI, serta PMKRI Sumut mengecam keras tindakan represif aparat kepolisian terhadap mahasiswa dalam aksi demonstrasi yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (BEM USU) di depan Gedung DPRD Sumut pada Selasa (26/8/2025).

Aksi mahasiswa yang semula berjalan damai justru berakhir ricuh setelah aparat melakukan tindakan represif. Hal ini memicu kemarahan dan keprihatinan dari Cipayung Plus Sumut yang menilai bahwa tindakan aparat tidak mencerminkan semangat demokrasi di Indonesia.

Ketua Umum IMM Sumut, Rahmat Taufik Pardede, menegaskan bahwa tindakan represif terhadap mahasiswa adalah bentuk kemunduran demokrasi. “Mahasiswa adalah bagian dari rakyat yang menyuarakan aspirasi. Aparat seharusnya melindungi, bukan malah menekan dengan cara-cara kekerasan,” ujarnya.

Senada dengan itu, Ketua Umum HIMMAH Sumut, Kamaluddin Nazuli Siregar, menyatakan bahwa sikap aparat kepolisian menunjukkan lemahnya ruang dialog antara rakyat dengan pemerintah. “Demokrasi itu sehat ketika kritik didengar, bukan dibungkam. Mahasiswa tidak boleh diperlakukan sebagai musuh negara,” katanya.

Ketua Umum Badko HMI Sumut, Yusril Mehendra, menambahkan bahwa aparat kepolisian seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan profesionalisme. “HMI menilai bahwa tindakan represif ini adalah preseden buruk bagi ruang kebebasan sipil. Polisi harusnya menjadi mitra rakyat dalam menjaga kondusifitas, bukan malah menjadi pihak yang mencederai demokrasi,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum GMKI Sumut, Chrisye Sitorus, menyebut tindakan represif aparat sebagai ancaman bagi kebebasan berpendapat. “Kebebasan menyampaikan aspirasi dijamin konstitusi. Jika mahasiswa dibungkam dengan kekerasan, maka masa depan demokrasi kita suram,” ucapnya.

Ketua Umum KAMMI Sumut, Irham Sadani Rambe, juga menegaskan bahwa mahasiswa Sumatera Utara harus bersatu melawan ketidakadilan. “Kita harus berdiri bersama, karena suara mahasiswa adalah suara kebenaran. Saatnya mahasiswa Sumut bersatu untuk melawan segala bentuk penindasan,” ungkapnya.

Ketua Umum PMII Sumut, Agung Prabowo, menambahkan bahwa kejadian ini tidak boleh dibiarkan berulang. “Aparat harus dievaluasi. Kekerasan terhadap mahasiswa adalah pelanggaran hak asasi manusia dan harus dihentikan,” tegasnya.

Sementara Ketua Umum PMKRI Sumut, Sintong Sinaga, menyerukan agar seluruh elemen mahasiswa di Sumatera Utara memperkuat solidaritas. “Kita tidak boleh terpecah. Persatuan mahasiswa adalah kunci untuk menjaga demokrasi dan mengawal keadilan,” ujarnya.

Dalam aksi unjuk rasa, Cipayung Plus Sumut menegaskan bahwa kepolisian seharusnya hadir untuk mengayomi massa aksi dan mengawal jalannya demonstrasi dengan damai, bukan sebaliknya menekan kebebasan berekspresi mahasiswa. (id06)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |