P.SIDIMPUAN (Waspada.id) : Ketua Tim Pemberdayaan Masyarakat, Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tapanuli Selatan (BNNK Tapsel) Nursana Dumaria Sagala SKM mengatakan salah satu faktor banyaknya kalangan remaja yang jadi korban penyalahgunaan narkoba karena sudah merokok.
“Merokok merupakan salah satu pintu gerbang narkona,” Kata Ketua Tim Pemberdayaan Masyarakat, BNNK Tapsel Nursana Dumaria Sagala, SKM, pada acara Sarasehan Pencegahan Narkoba Melalui Keluarga yang di Aula Kantor MUI, Jl. HT Rizal Nurdin, Palampat, Padangsidimpuan, Rabu (13/8/2024).
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Nursana Dumaria Sagala, SKM yang dihadirkan sebagai salah satu pemateri dalam sarasehan yang bertujuan memberikan edukasi pada kaum ibu untuk peka terhadap anaknya agar tidak terlibat dalam penyalahgunaan narkotika menegatakan bahwa orang tua idealnya mampu melakukan pengawasan atau deteksi dini terhadap anaknya.
Berdasarkan data yang ada, ucapnya, prevalensi pengguna narkoba usia 15 sampai 64 pada 2021 sebanyak 3,6 juta orang dan pada tahun 2022 sebanyak 2,3 juta orang.”Tidak ada daerah yang bebas dari narkoba dan 30 sampai 40 orang meninggal dalam sehari akibat narkoba,” ujar Nursana Dumaria.
Salah satu penyebab tingginya warga yang terlbat dalam penyalahgunaan narkoba dan sejenisnya karena Indonesia merupakan salah satu jalur utama dalan perdagangan narkoba. “Presiden Prabowo mengatakan pentingnya gerakan nasional penanganan ancaman narkoba dalam rangka mewujudkan Indonesia Bersinar, Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.
Menurutnya, ada delapan indikaror faktor diri yang jadi penyebab banyaknya remaja atau generasi muda yang terlibat narkoba yakni :
1. Keingintahuan yang besar untuk mencoba,
2. Keinginan untuk bersenang-senang,
3. Tidak mampu menolak narkoba,
4. Keinginan mengikuti gaya,
5. Kurang kuat keimanan,
6. Melarikan diri dari masalah hidup,
7. Pemahaman yang salah bahwa mencoba narkoba tidak menimbulkan ketagihan, dan
8. Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok.
Selain faktor diri, lanjut Nursana Dumaria, faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah dan faktor lingkungan masyarakat juga memiliki andil sehingga sesorang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.
Ciri-ciri fisik sesorang yang terlibat narkoba yakni, sensitif terhadap sentuhan, penurunan berat badan yang drastis, pupil mata mengecil, merah berair dan sayu, serta terjadi kerusakan organ dalam tubuh dan berjalan terhuyung-huyung.
Salah seorang peserta Sarasehan Pencegahan Narkoba Melalui Keluarga saat bertanya kepada Ketua Tim Pemberdayaan Masyarakat, BNNK Tapsel Nursana Dumaria Sagala, SKM tentang ketergantungan obat, Rabu (13/8/2025). Waspada.id/Mohot Lubis
Sedangkan dampak terhadap mental sesorang yakni sering berhalusinasi, mudah tersinggung, menarik diri dari lingkungan, mudah marah, mudah curiga dan gelisah. Kemudian menimbulkan perilaku malas merawat diri, berbohong, menyendiri, mencuri dan menipu, banyak makan atau tidak nafau makan serta tidur terlalu lama atau sulit tidur.
Ketua DP MUI Kota Padangsidimpuan, ustadz Drs.H.Zulfan Efendi Hasibuan, MA dalam sambutannya saat membuaka acara sarsehan tersebut mengtakan kondisi penyalahgunaan narkoba saat ini cukup memperihatinkan karena bukan hanya orang dewasa yang terlibat, tapi termasuk kalangan remaja.
Ustadz Zulfan menegaskan bahwa, fungsi MUI ada tiga secara garis besar yakni sebagai khidmatul ummah (pelayan umat), Himayatul Ummah (Pelindung umat), dan shodiqul hukumah (mitra pemerintah).”Bagaimana umat ini dapat terhindar dari Narkoba. Mari Kita jaga kota ini agar tidak rusak akibat narkoba,” katanya.
Kepada peserta sarasehan, Ketua MUI meminta agar orang tua peka terhadap keberadaan dan perilaku anaknya agar tidak sampai terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. (id46)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.