Ukuran Font
Kecil Besar
14px
BANDA ACEH (Waspada.id): Pemerintah memastikan layanan pendidikan di wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat mulai pulih. Hingga 30 Desember 2025, sebanyak 85 persen sekolah terdampak telah kembali beroperasi, meskipun sebagian masih menjalankan pembelajaran darurat akibat kerusakan berat.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyampaikan, total sekolah terdampak bencana di tiga provinsi tersebut mencapai 4.149 sekolah, terdiri atas 2.756 sekolah di Aceh, 443 sekolah di Sumatra Barat, dan 950 sekolah di Sumatra Utara.
“Dari jumlah tersebut, sekolah yang sudah dapat beroperasi kembali di Aceh mencapai 81 persen, di Sumatra Barat 86 persen, dan di Sumatra Utara 95 persen,” ujar Mendikdasmen dalam Konferensi Pers Update Penanganan Bencana Banjir dan Longsor, Selasa (30/12).
Pemerintah mencatat 54 sekolah mengalami kerusakan sangat berat hingga rusak total, sehingga kegiatan belajar mengajar belum memungkinkan dilakukan di bangunan sekolah. Untuk memastikan hak belajar tetap terpenuhi, Kementerian telah menyiapkan 54 tenda darurat yang tersebar di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
Selain itu, 587 sekolah masih dalam tahap pembersihan, terutama di Aceh, akibat dampak banjir yang cukup berat dan membutuhkan waktu pemulihan lebih lama.
Mendikdasmen menegaskan bahwa pembelajaran bagi peserta didik terdampak bencana akan dimulai kembali pada 5 Januari 2026 dengan pendekatan fleksibel dan adaptif. “Anak-anak dapat belajar tanpa seragam, tanpa sepatu, dan dengan kurikulum yang disesuaikan kondisi darurat,” jelasnya.
Pemerintah menyiapkan tiga skenario pembelajaran, yakni: Pertama, tanggap darurat (0–3 bulan) dengan penyederhanaan kurikulum pada kompetensi esensial seperti literasi, numerasi, kesehatan, dan keselamatan, Kedua, transisi pemulihan (3–12 bulan) melalui kurikulum adaptif berbasis krisis, pembelajaran fleksibel, serta asesmen sederhana berbasis portofolio.
Serta ketiga, pemulihan lanjutan (1–3 tahun) dengan pembangunan sekolah baru, integrasi pendidikan kebencanaan, dan penguatan mutu pembelajaran berkelanjutan.
Untuk mendukung pemulihan pendidikan, Kementerian menyalurkan berbagai bantuan, antara lain 27.000 paket perlengkapan sekolah untuk siswa terdampak, 147 tenda pendidikan dan 160 ruang kelas darurat, 212.000 eksemplar buku pelajaran, Dana operasional pendidikan darurat serta dukungan psikososial bagi sekolah dan siswa.
Pemerintah juga menyalurkan bantuan langsung kepada 16.467 guru terdampak dengan total nilai Rp32,9 miliar, yang ditransfer langsung ke rekening masing-masing guru di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. (id65)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































