Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menggandeng S&P Dow Jones Indices meluncurkan tiga index di Indonesia sekaligus pada Senin (03/11/2025). Ini adalah momen langka karena menjadi yang pertama sejak bursa efek Indonesia berdiri di mana S&P Dow Jones melantaikan tiga indexnya di bursa efek sekaligus.
S&P Dow Jones Indices adalah lembaga terbesar dalam menciptakan index pasar keuangan di dunia, dengan lebih dari 1.350 ETF dan AUM lebih dari US$ 27,7 trillion. Karena hal ini S&P Dow Jones memiliki koneksi strategis dengan perusahaan-perusahaan asset management terbesar di dunia. Berperan dalam 91 dari 100 asset manager terbesar di dunia.
Kali ini S&P Dow Jones secara langsung meluncur tiga jenis index yaitu S&P/IDX Indonesia ESG Tilted Index, S&P/IDX Indonesia Dividend Opportunities Index, S&P/IDX Indonesia Shariah High Dividend Index.
S&P/IDX Indonesia ESG Tilted Index
Index ini memilih perusahaan dengan market cap besar hingga menengah dengan total mencapai 48 konstituen/emiten pada saat ini. Weighting dari index ini berdasarkan dari Metode Float Adjusted Market Cap Weighting, dengan maksimal 30% index weight per emiten.
Selain itu, jumlah dari 5 emiten teratas pada index ini akan dibatasi maksimal 65% dari total index. Emiten dengan nilai ESG yang semakin tinggi, akan mendapatkan nilai weighting index yang semakin tinggi juga menggunakan acuan dari GICS Sectors (Moderate tilt 0,5).
Berdasarkan dari hasil return tahunan, volatilitas, dan risk adjusted return, ESG Tilted Index memiliki relative performance yang sedikit lebih tinggi serta unggul daripada S&P Indonesia LargeMid Cap, IDX30, hingga LQ45 secara konsisten menggunakan time horizon 1y, 3y, 5y, dan backtesting.
Berikut adalah tabel Risk/Volatility dari index ESG :
S&P/IDX Indonesia Dividend Opportunities Index
Index ini ditentukan berdasarkan dari banyaknya perusahaan di Indonesia yang menebarkan dividend secara masif dan bisa mencapai yield di atas 10% hingga saat ini.
Selama 10 tahun terakhir, Indonesia mampu mencetak besaran dividen secara masif dengan penambahan hingga 4x lipat dalam 10 tahun. Yield yang diberikan juga menggunakan perhitungan trailing 12 months hampir mendekati 6% pada tahun 2024.
Selain itu data menunjukkan bahwa di Indonesia, perusahaan terbuka yang memberikan dividen terus bertambah di mana tertingginya terjadi pada tahun 2023 yaitu 100 perusahaan membagikan dividen dan sebanyak 97 perusahaan membagikan dividen pada tahun 2024.
Metodologi yang digunakan dalam index ini cukup berbeda dari yang sebelumnya yaitu likuiditas harus memiliki medium nilai transaksi harian atau setara dengan >= Rp 1 Milyar. Kemudian emiten juga harus memiliki profitabilitas mengingat ini adalah index dengan dividen dan memiliki DPS/EPS
Kemudian menggunakan 30 emiten dengan yield dividen tertinggi dan apabila proses seleksi tidak sesuai dengan kriteria, maka index akan menetapkan jumlah konstituen di dalam index akan berada di bawah 30 emiten. Terakhir, secara capping; 15% adalah batas maksimal weighting per konstituen.
Secara sektoral, top lima sektor di index ini terkonsentrasi sebesar 35% di sektor keuangan, kemudian sektor komunikasi sebesar 22%, dilanjutkan oleh sektor industri sekitar 18%, dan energi di level 15%, terakhir oleh consumer sebesar 12%.
S&P/IDX Indonesia Shariah High Dividend Index
Terakhir, index kali ini ditopang oleh emiten yang bergerak dan memiliki operasional bisnis bertumpu pada prinsip syariah. Pada metodologinya kurang lebih mirip dengan dividen opportunities namun terdapat klausul tambahan di mana konstituen yang bisa masuk ke dalam index adalah emiten yang sudah terdaftar menjadi anggota Indonesia Sharia Stock Index.
Benchmark yang digunakan dalam perhitungan historikal dan juga backtesting adalah S&P Indonesia BMI Syariah
Berdasarkan dari data ini, Shariah High Div memiliki performa yang lebih unggul ketimbangan dengan S&P Dow Jones BMI Shariah Index, baik dari sisi 1 tahun hingga 10 tahun namun memilik tingkat volatilitas lebih aman ketimbang dengan BMI ini mengindikasikan.
Sehingga berdasarkan perhitungan risk adjusted return dari index yang diluncurkan pada hari ini Senin (03/11/2025), memiliki tingkat pengembalian hasil terhadap resiko yang jauh lebih menguntungkan bagi investor.
Dari segi sektoral, energi menjadi sektor penyumbang persentase terbesar yaitu sebesar 42%, dilanjutkan oleh material dengan level 30%, kemudian di sektor konsumerdi level 18%, dan 7%, terakhir sektor komunikasi di angka 2,5%.
Perhitungan Risk/Volatility Index
Perhitungan rasio Return/Volatility adalah metrik efisiensi yang mengukur imbal hasil yang disesuaikan dengan risiko (risk-adjusted return). Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa efisien sebuah investasi dalam mengubah 1 unit risiko (volatilitas) menjadi keuntungan.
Cara menghitungnya sangat literal, persis seperti namanya yaitu :
Formula: Rasio = Return (%)/Volatility (%)
Anda cukup mengambil angka imbal hasil (Return) pada satu periode, lalu membaginya langsung dengan angka volatilitas (Volatility) pada periode yang sama.
Sebagai contoh, kali ini metode simulasi perhitungan menggunakan data historis dividen shariah index yang ada di atas.
Hasilnya (misalnya 0,62) menunjukkan jumlah imbal hasil yang didapat untuk setiap 1% risiko yang diambil. Angka yang lebih tinggi selalu lebih baik, karena menandakan efisiensi yang superior.
Pada data Anda (1Y), Shariah High Div (0,62) jauh lebih efisien daripada BMI Shariah (0,21). Ini berarti Shariah High Div memberikan imbal hasil per unit risiko yang hampir tiga kali lipat lebih besar, menjadikannya pilihan investasi yang secara historis lebih unggul.
-
CNBC INDONESIA RESEARCH
(gls/gls)

                        6 hours ago
                                4
                    














































