Ucapan Menohok Mendag, Sebut Vietnam Berani-Cepat Teken CEPA dengan UE

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan alasan mengapa Vietnam bisa lebih dulu menandatangani perjanjian dagang dengan Uni Eropa (UE). Sementara Indonesia masih dalam tahap finalisasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Menurut Budi, langkah cepat Vietnam bukan tanpa alasan. Negara tersebut lebih berani dalam bernegosiasi karena struktur industrinya sudah berorientasi ekspor dan pasar domestiknya relatif kecil dibanding Indonesia.

"Nah Vietnam, Vietnam itu sudah duluan dengan EU CEPA. Kita dengan IEU-CEPA tinggal tanda tangan, perundingan sudah selesai, kemarin sudah ditandatangani kesepakatannya. Tapi kan sekarang masih legal drafting," ujar Budi dalam CEO Insight Kompas 2025 di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Ia menjelaskan, kecepatan Vietnam dalam menjalin perjanjian dagang internasional dipengaruhi oleh orientasi industrinya yang kuat di sektor manufaktur.

"Nah kenapa kemudian Vietnam ini banyak mempunyai perjanjian dagang dibanding kita, artinya Vietnam lebih cepat. Karena begini, pertama mereka orientasinya manufaktur. Pasar di dalam negerinya tidak sebesar Indonesia," katanya.

Karena pasar dalam negerinya kecil, lanjut Budi, Vietnam tidak terlalu khawatir jika dibanjiri produk asing setelah perjanjian dagang diteken.

"Ya jadi dia tidak mungkin se-khawatir kita ya, kalau kita diserbu oleh produk asing," jelasnya.

Budi menyebut keberanian Vietnam untuk segera membuka akses pasar luar negeri menjadi faktor utama yang membuat mereka unggul dalam memperluas jaringan dagang.

"Nah dia mengandalkan bagaimana bisa masuk pasar asing, makanya dia lebih berani ketika bernegosiasi. Daya tawar dia tidak terlalu ini, yang penting dia bisa akses masuk ke negara lain," ungkapnya.

Meski begitu, Budi menegaskan Indonesia tetap memiliki posisi yang kuat. Ia menyebutkan, hingga Agustus tahun ini, Indonesia justru mencatat surplus perdagangan dengan Uni Eropa sebesar US$5 miliar, bahkan sebelum implementasi IEU-CEPA resmi dijalankan.

"Tapi sampai dengan Agustus, surplus kita dengan Uni Eropa US$5 miliar, ini IEU-CEPA belum implementasi. Kita sudah surplus US$5 miliar," sebut dia.

Budi juga mengingatkan pelaku usaha agar benar-benar memanfaatkan peluang dari perjanjian IEU-CEPA begitu diberlakukan.

"Nah nanti tinggal bapak ibu pengusaha semua nih, teman-teman semua bagaimana memanfaatkan utilisasi daripada memanfaatkan IEU-CEPA ini. Jangan sampai kesepakatannya sudah ada, tetapi ternyata kita tidak bisa memanfaatkan dengan baik," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Segera Rampung! Ini Manfaat Perjanjian dagang IEU-CEPA untuk RI

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |