Santri Mengaku Sering Dibully Dan Ditemukan Di Nagan Raya, Ternyata Melarikan Diri Karena Takut Dihukum

BANDA ACEH (Waspada): ZAT, 14, santri yang dikabarkan menghilang dari Pesantren RA (Ruadhatul Hasanah) Medan pada 28 Februari 2025, tenyata melarikan diri karena takut dihukum akibat sering berbuat kesalahan.

Sebelumnya, remaja asal Desa Tingkem Bersatu, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh ini mengaku sering dibully senior di pesantren. Karena tidak tahan, ia memutuskan kabur ke Banda Aceh menggunakan mobil travel.

Ia ditemukan di Nagan Raya setelah seorang pria bernama Samsul melihat informasi korban hilang di media sosial dan korban berhasil dipertemukan kembali dengan orang tuanya Muhajir, 54, yang difasilitasi langsung oleh Kapolsek Kuta Raja Banda Aceh, AKP Bambang Junianto pada Jumat (7/3) sekitar pukul 04.00 Wib.

Baca juga:

Berita tentang ditemukannya ZAT di Nagan Raya yang dimuat di waspada.id ini ternyata sampai ke telinga Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Hasanah Medan, Tgk. Sayuti Melik, yang langsung menghubungi Waspada untuk klarifikasi.

“Memang benar ananda ZAT kabur dari pesantren sejak 28 Februari lalu. Namun bukan masalah bully yang menjadi penyebabnya,” sebutnya.

Tgk Sayuti menceritakan, ananda ZAT memang agak sedikit bandel dan sering berbuat kesalahan. Ia, sudah empat kali mendapatkan surat peringatan ketiga (SP-3) dan bahkan sudah pernah diskors karena ketahuan merokok.

Menurutnya, ini sudah sering terjadi. Namun pihak pengasuhan masih memberi dispensasi, karena kasihan dengan orang tua ZAT yang memohon agar anaknya tidak dikeluarkan dari pesantren.

“Namun, seminggu yang lalu, tepatnya sebelum kabur, kejadian yang sama terulang lagi untuk yang kedua kalinya. Tapi sebelum diproses, ananda ketakutan duluan dan melarikan diri,” katanya.