JAKARTA (Waspada.id): Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat pertumbuhan saldo tabungan orang kaya (kelas atas) moncer, tumbuh sebesar 9,45 persen secara tahunan (year on year/yoy) per Juli 2025.
Data LPS menyebutkan, saldo tabungan dengan dana di atas Rp 5 miliar (orang kaya) mencapai Rp 5.112,71 triliun pada Juli 2025. Kenaikan tersebut jauh melampaui pertumbuhan tabungan kelompok kelas menengah ke bawah.
Sedangkan saldo tabungan dengan dana di bawah Rp 100 juta tercatat Rp 1.108,13 triliun. Tabungan kelompok kelas menengah ini hanya tumbuh 4,76 persen yoy pada periode yang sama.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menilai, pertumbuhan tabungan orang kaya lebih pesat karena kelompok pengusaha masih menyiapkan dana untuk ekspansi.
“Tapi, saldo tabungan orang kaya ini sedikit turun dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Juni 2025, nilai tabungan mereka sempat mencapai Rp 5.175,27 triliun,” ujarnya di kutip Rabu, (37/8/2035)
Menurut Purbaya, pertumbuhan dana tabungan kelas atas di sinyalir sebagai upaya untuk ekspansi. Hal ini terlihat dari
sebagian pengusaha sudah mulai merealisasikan ekspansinya, meski belum sepenuhnya.
“Belum ekspansi penuh, tapi enggak lama lagi kalau membaik (kondisi ekonomi) mungkin mereka akan mulai ekspansi bisnisnya lagi,” terangnya.
Di sisi lain, saldo tabungan kelas menengah ke bawah tetap menunjukkan tren positif dalam beberapa bulan terakhir terhitung mulai dari awal tahun ini.
Pertumbuhan saldo tabungan di bawah Rp 100 juta tercatat tumbuh 4,29 persen pada April, tumbuh 3,75 persen pada Mei, tumbuh 4,89 persen pada Juni, dan tumbuh lagi 4,76 persen pada Juli 2025.
“Kelihatannya yang di atas tumbuhnya lebih kencang dibanding yang di bawah. Cuma kalau kita lihat sebetulnya dibanding awal tahun, yang di bawah Rp 100 juta sudah ada tanda-tanda perbaikan,” papar Purbaya.
Dikatakan, kinerja ekonomi domestik relatif terjaga ditopang membaiknya aktivitas investasi dan tingkat konsumsi yang stabil. Dimana Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,12% (yoy) pada triwulan II-2025.
Kemudian, perkembangan kinerja ekonomi dan perbankan menunjukkan dinamika yang tinggi. Ekonomi negara-negara besar tercatat tumbuh positif sepanjang triwulan II 2025.
Beberapa bank sentral global melanjutkan penurunan suku bunga acuan sebagai upaya untuk mendorong kinerja ekonomi yang lebih baik. Namun demikian, sebagian lainnya juga masih terus mencermati dampak perkembangan kebijakan tarif ke tingkat inflasi serta ekonomi secara luas.
Kajian LPS menyampaikan, beberapa perkembangan positif terkini yaitu kinerja intermediasi perbankan masih dalam tren positif diikuti ketahanan permodalan dan likuiditas yang memadai.
Pada Juli 2025, penyaluran kredit tumbuh 7,03% secara yoy didorong aktivitas investasi yang masih cukup tinggi, sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar 7,00% secara yoy.
Penghimpunan DPK utamanya ditopang perbaikan aktivitas fiskal pemerintah, korporasi, dan konsumsi masyarakat yang tercermin dari peningkatan pada produk giro sebesar 10,72% (yoy) dan tabungan 5,91% (yoy).
Lebih jauh, ketahanan permodalan tetap solid sebagai buffer risiko dari sisi volatilitas pasar dan kredit. Rasio permodalan atau KPMM industri terjaga di level 25,81% pada periode Juni 2025.
Sementara itu, kondisi likuiditas masih relatif memadai dengan rasio AL/NCD berada di level 119,43% (threshold: 50,0%) dan AL/DPK sebesar 27,08% (threshold: 10,0%) pada Juli 2025.
“Terjaganya tingkat permodalan juga diikuti dengan aspek pengelolaan risiko kredit yang terjaga,” tambah Purbaya.
Hal ini tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang terkendali pada level 2,28% dan rasio Loan at Risk (LaR) yang terus turun dan berada di level 9,68% dari total penyaluran kredit pada periode Juli 2025, level ini sudah lebih rendah dari tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19.
Sebagai informasi, cakupan penjaminan simpanan nasabah secara konsisten dijaga melebihi batas minimal sebagaimana diamanatkan Undang- Undang LPS, yakni paling sedikit 90% dari keseluruhan nasabah bank.
“Upaya ini merupakan bagian untuk memperkuat kepercayaan masyarakat kepada perbankan dan stabilitas sistem keuangan secara luas,” tutur Purbaya. (id88)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.