Risiko Kredit Industri Perbankan per Januari 2025 Naik

1 month ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat profil risiko kredit pada awal tahun ini sedikit naik. Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross per Januari 2025 naik 10 basis poin (bps) dibandingkan bulan sebelumnya atau menjadi 2,18%.

Lalu rasio NPL net pada periode yang sama naik 5 bps menjadi 0,79%. Selain itu, kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR) tercatat naik 44 bps menjadi 9,72%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan bahwa meskipun rasio NPL dan LAR naik secara bulanan, tetapi menurun dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. "LAR tersebut juga di bawah level sebelum pandemi, 9,93% per Desember 2019," kata Dian dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Februari 2025, Selasa (4/3/2025).

Dian juga menambahkan bahwa industri perbankan menunjukan kondisi yang kuat dan stabil. Hal ini terlihat dari tingkat pengembalian aset atau return on asset (ROA) sebesar 2,34% dan rasio permodalan (CAR) 27,05%.

Sementara itu, pertumbuhan kredit industri perbankan pada bulan pertama tahun ini naik 10,27% secara tahunan (yoy) menjadi Rp7.782 triliun. Pertumbuhan pada Januari 2025 sedikit turun bila dibandingkan dengan posisi Desember 2024 yang naik 10,39% yoy.

berdasarkan data OJK, pertumbuhan kredit pada Januari 2025 ditopang oleh segmen investasi yang naik 13,22% yoy. Lalu kredit konsumsi tumbuh 10,37% yoy dan kredit investasi naik 8,4% yoy.

Dengan pertumbuhan kredit yang melambat per Januari 2025, indikator likuiditas industri perbankan pun melonggar. Rasio simpanan terhadap kredit atau loan to deposit ratio (LDR) turun dari 88,57% per Desember 2024 menjadi 87,64%.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: BEI Lakukan Pertemuan dengan OJK & Pelaku Pasar

Next Article Siap-Siap! Bank Bakal Panen Cuan di Era Prabowo

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |