1 day ago
4
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten minyak dan gas PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$13,87 juta atau Rp233,90 miliar. Jumlah itu anjlok 43% secara tahunan atau year on year (yoy) dari perolehan sebesar US$24,47 juta pada tahun 2023.
Padahal, anak perusahaan PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) itu, mencatatkan kenaikan pendapatan bersih sebesar 22,74% yoy menjadi US$57,74 juta atau sekitar Rp967,85 miliar.
"Peningkatan pendapatan ini berasal dari perbedaan masa operasi tahun 2024 pengakuan pendapatan full selama 12 bulan sedangkan tahun 2023 pendapatan hanya diakui untuk 10 bulan yang disebabkan perpanjangan blok Jabung dimulai pada 27 Februari 2023," terang perusahaan dalam laporan keuangannya, dikutip Senin (14/4/2025).
Salah satu faktor yang membuat laba perusahaan melemah adalah beban pokok pendapatan yang ikut membengkak 73,70% yoy menjadi US$35,3 juta. Lantas, laba bruto turun 16% menjadi US$22,44 juta.
"Peningkatan ini terutama disebabkan perbedaan masa operasi selaras dengan masa pengakuan pendapatan, disamping itu tahun 2023 merupakan masa transisi PSC yang menyebabkan sebagian besar biaya dibebankan ke tahun 2024," terang perusahaan.
Beban umum dan administrasi naik menjadi US$1,93 juta, sedangkan beban keuangan dan bunga atau bunga naik menjadi US$1,98 juta.
Pendapatan lain-lain juga menyusut menjadi US$130.805, dari setahun sebelumnya sebesar US$137.497.
Jumlah aset pun menyusut menjadi US$52,82 juta. Begitu pula dengan liabilitas dan ekuitas, masing-masing menjadi US25,42 juta dan US$27,4 juta.
(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: 13 Emiten Antre Bagi Dividen Usai Libur Lebaran
Next Article Emiten Energi RATU IPO, Tawarkan Harga Rp900 - Rp1.150 per Saham
