Rayakan Dies Natalis Ke-73, DIKA FK USU Bersama IDAI Sumut Gelar PKB XV

3 weeks ago 14

MEDAN (Waspada.id): Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) merayakan Dies Natalis ke-73 dengan cara yang berbeda. Tidak hanya sekadar perayaan seremonial, tetapi dengan menghadirkan forum ilmiah berskala besar melalui Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) XV yang digelar bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Utara.

Acara yang berlangsung di Hotel Santika Dyandra, Medan, Sabtu (23/8), mengangkat tema pendekatan holistik untuk membina generasi emas Indonesia.

Ketua Panitia, Hafaz Zakky Abdillah, M.Ked(Ped), Sp.A(K), dalam laporan pertanggungjawaban menyampaikan, kegiatan ini diikuti 358 peserta terdiri dari dokter spesialis, anggota IDAI, dokter umum, dan mahasiswa kedokteran. Dari sisi demografi, sekitar 63,83 persen peserta adalah perempuan.

“Peserta datang bukan hanya dari Sumatera Utara, tetapi juga dari berbagai provinsi seperti Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Riau, Banten, Bengkulu, hingga Kalimantan Timur. Bahkan ada yang menempuh perjalanan jauh dari Samarinda untuk hadir dalam forum ini,” jelas Hafaz.

Menurutnya, PKB XV kali ini memiliki arti istimewa. Selain sebagai wadah memperdalam ilmu, kegiatan ini juga menjadi ajang memperluas wawasan melalui kolaborasi lintas disiplin.

“Kami menghadirkan berbagai divisi dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak, mulai dari tumbuh kembang dan perilaku, infeksi dan penyakit tropis, patologi, hingga gizi. Tak hanya itu, turut pula narasumber dari bidang radiologi, ekologi anak, dan kesehatan masyarakat. Semua ini mencerminkan semangat kolaborasi yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan anak, mulai dari aspek preventif, diagnosis, hingga tata laksana,” ujar Hafaz.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Sumatera Utara, dr. Rizky Adriansyah, M.Ked (Ped), Sp.A (K), dalam sambutannya menyebutkan bahwa kesempatan untuk menyelenggarakan PKB bersamaan dengan Dies Natalis FK USU adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Biasanya, kegiatan PKB rutin dilaksanakan pada awal tahun. Namun kali ini berbeda, karena terintegrasi dalam momentum peringatan ulang tahun FK USU.

“Kami merasa bangga bisa ikut ambil bagian dalam perayaan 73 tahun Fakultas Kedokteran USU. Ini menjadi momen bersejarah karena kami hadir bersama seluruh stakeholder dalam dunia kesehatan anak di Sumatera Utara,” ujar Rizky.

Rizky juga menegaskan pentingnya kesinambungan kegiatan ilmiah seperti PKB untuk mendukung peningkatan kualitas kesehatan anak di Sumut. Ia mengungkapkan, tahun depan IDAI Sumut berencana menjadi tuan rumah kegiatan tingkat nasional dalam rangka Hari Anak Nasional yang akan digelar di Samosir.

“Kami sudah berdiskusi dengan pemerintah daerah setempat. Isu yang akan menjadi fokus di sana adalah stunting, cacingan, dan masalah kesehatan anak lain yang masih cukup tinggi. Dengan dukungan semua pihak, kami yakin bisa menjadikan acara itu tidak hanya sebagai forum akademis, tetapi juga berdampak nyata bagi masyarakat,” jelasnya.

Rizky menambahkan, kolaborasi lintas institusi dan profesi menjadi kunci dalam meningkatkan derajat kesehatan anak.

“Organisasi profesi, pemerintah, rumah sakit, dan institusi pendidikan harus saling mendukung. Fokus kita satu: meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, terutama anak-anak di Sumatera Utara,” tegasnya.

Refleksi dan Kolaborasi Menuju Generasi Emas

Sementara itu, Dekan FK USU Prof. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K), yang diwakili dr. Inke Nadia Diniyanti Lubis, PGDipPID, M.Ked(Ped), Sp.A, Ph.D, menekankan bahwa PKB bukan hanya ruang untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan klinis, tetapi juga sarana refleksi.

“Tantangan kesehatan anak semakin kompleks. Tidak bisa dihadapi secara individual. Karena itu, kami senang sekali melihat format PKB tahun ini semakin menonjolkan interprofessional collaboration,” ujarnya.

Menurut Inke, tema besar Dies Natalis ke-73 FK USU, yakni menuju “Holistic Approaches to Nurturing Indonesia’s Golden Generation”, sangat relevan dengan kondisi saat ini. Bonus demografi pada tahun tersebut hanya bisa menjadi keuntungan jika kesehatan anak dijaga sejak dini.

“Kesehatan anak itu fondasi bangsa. Bahkan sebelum lahir, dari masa kehamilan, ibu harus sehat. Dengan pendekatan holistik – mencakup aspek medis, gizi, sosial, hingga kesejahteraan keluarga – kita bisa mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya,” tegasnya.

Ia berharap, melalui PKB XV, lahir pemahaman yang lebih mendalam dan jejaring kolaborasi yang lebih luas. “Ilmu yang diperoleh harus bisa diaplikasikan langsung, baik di pelayanan kesehatan anak maupun dalam pembangunan kesehatan masyarakat Sumut secara keseluruhan,” katanya.

Etika Profesi dan Tanggung Jawab Moral Dokter

Selain penyegaran ilmu, PKB XV juga menghadirkan materi penting mengenai etika profesi kedokteran. Prof. Guslihan menyoroti Pasal 21 Kode Etik Kedokteran Indonesia yang menegaskan kewajiban setiap dokter untuk selalu memperbarui ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

“Dokter wajib berada di garis terdepan dalam pengetahuan kedokteran yang relevan dengan praktiknya. Itu artinya, seorang dokter harus aktif membaca, mengikuti seminar, melakukan penelitian, hingga mendidik mahasiswa kedokteran dengan penuh profesionalisme,” ungkap Prof. Guslihan.

Ia juga mengingatkan, kelalaian dalam memperbarui ilmu dapat dianggap sebagai pelanggaran etika.

“Jarang membaca literatur ilmiah, tidak mengikuti seminar, atau enggan terlibat dalam PKB merupakan bentuk kelalaian yang bertentangan dengan etika profesi. Karena itu, forum seperti ini sangat penting, bukan sekadar rutinitas, tetapi sebagai kewajiban moral,” katanya.(id20)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |