Jakarta, CNBC Indonesia - Armada militer udara Indonesia kembali bertambah, di mana pesawat jenis transpor militer bermesin empat turboprop Airbus A400M kedua akhirnya tiba di RI. Adapun pesawat tersebut yakni Airbus A400M, yang diklaim lebih canggih dan multifungsi. Pesawat ini juga terbilang unik, karena memiliki kemampuan strategis yang siap dikirim ke titik yang dibutuhkan.
A400M yang diserahkan ke Indonesia memiliki konfigurasi untuk berbagai misi, termasuk angkutan kargo, transportasi pasukan, evakuasi medis (MEDEVAC), dan misi kemanusiaan. Pesawat ini mampu mengangkut muatan maksimum hingga 37 ton, mencakup helikopter, kendaraan, dan bantuan logistik. Untuk misi rata-rata dengan muatan 30 ton, A400M dapat terbang sejauh 2.400 mil laut, mencakup seluruh wilayah kepulauan Indonesia dari Jakarta.
Dirancang untuk fleksibilitas operasional, A400M mampu beroperasi di landasan pacu yang pendek maupun tidak beraspal, serta berfungsi sebagai pesawat multiperan untuk pengisian bahan bakar di udara, menjadikannya pengganda kekuatan yang dapat memperluas jangkauan operasional TNI AU.
Presiden Prabowo Subianto mengatakan pesawat A400M ini nantinya akan dilengpaki oleh perangkat pemadam kebakaran (fire fighting kit), untuk mendukung pemadaman kebakaran hutan jika ada kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Saya sudah instruksikan untuk diperlengkapi dengan alat-alat untuk menghadapi kebakaran hutan," kata Prabowo.
Menggunakan perangkat modular roll-on/roll-off ini, memungkinkan pesawat A400M untuk dikonfigurasi dengan cepat menjadi pesawat pemadam kebakaran udara, yang mampu membawa hingga 20.000 liter air atau bahan retardant dalam satu kali misi. Kapabilitas baru ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan Indonesia dalam menanggulangi kebakaran hutan di wilayah-wilayah terpencil dan sulit dijangkau.
Tak hanya itu saja, Prabowo menjelaskan bahwa pesawat angkut yang dipesan sejak 2021 itu dapat digunakan dalam misi kemanusiaan di negara lain, seperti Gaza, Palestina.
"Saya kira ini mampu. Sangat mampu (untuk misi kemanusiaan)," lanjut Prabowo.
Prabowo menjelaskan bahwa pesawat ini akan sangat membantu dalam operasi penyelamatan, seperti evakuasi korban luka. Untuk itu, kepala negara meminta kepada TNI AU untuk mengimplementasikan modul medis supaya bisa menjadi 'ambulans udara'.
"Makanya kita bikin modul operasi udara, ambulans Udara. TNI saya perintahkan untuk menambah batalion-batalion kesehatan. Batalion tim kesehatan tidak hanya mendukung bencana di wilayah nasional, tapi seandainya ada kemanusiaan terjadi peristiwa di mana-mana kita bisa hadir," jelas Prabowo.
Foto: Pesawat Airbus A400M tiba di Landasan Udara (Lanud) Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (3/11/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Pesawat Airbus A400M tiba di Landasan Udara (Lanud) Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (3/11/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Perbandingan Pesawat A400M Dengan Pesawat Sejenis Lainnya
Pesawat A400M diproduksi oleh Airbus Jerman, sehingga tentunya memiliki kemiripan dengan jenis lainnya yang diproduksi oleh perusahaan produsen pesawat lainnya dan tentunya di negara lain.
Jika Airbus memproduksi A400M, maka ada Boeing jenis C-17 Globemaster III. Perbedaan paling terlihat yakni ukuran pesawat dan mesinnya. Jika A400M memiliki panjang 45 meter, maka C-17 Globemaster III memiliki panjang 53 meter. A400M menggunakan mesin turbotrop, sedangkan C-17 Globemaster III menggunakan jet turbofan.
Kapasitas muatan maksimumnya pun berbeda, di mana A400M lebih kecil dibandingkan dengan C-17 Globemaster III. A400M memiliki kapasitas mencapai 37 ton, sedangkan C-17 Globemaster III berkapasitas 77 Ton.
Namun, A400M lebih banyak dicari oleh beberapa negara, termasuk Indonesia, karena lebih fleksibel untuk operasi di lapangan dengan landasan pacu yang lebih pendek. Sedangkan C-17 Globemaster III unggul dalam misi jarak jauh dan dengan kargo besar.
Meski A400M dan C-17 Globemaster III kerap dipasangkan karena hampir memiliki kemiripan, tetapi ada jenis pesawat lainnya yang ukurannya lebih kecil dari kedua pesawat tersebut, yakni C-130J-30 Super Hercules dan C-130J Super Hercules yang diproduksi oleh Lockheed Martin.
Jika dilihat sekilas, kedua jenis pesawat tersebut sejatinya sama, hanya saja, C-130J-30 Super Hercules merupakan varian yang lebih panjang dari C-130J Super Hercules. Jika C-130J-30 Super Hercules memiliki panjang 34,4 meter, maka C-130J Super Hercules hanya mencapai 29,8 meter.
Selain itu, kapasitas muat maksimum C-130J-30 Super Hercules tentunya lebih besar dibandingkan dengan C-130J Super Hercules. Kapasitas C-130J-30 Super Hercules mencapai hampir 20 ton, sedangkan C-130J Super Hercules mencapai 19 ton.
Selain Airbus, Boeing, dan Lockheed Martin, ada juga produsen pesawat lainnya yakni Transall, yang memproduksi C-160 Transall untuk varian yang mirip seperti C-17 Globemaster III, A400M, dan C-130J-30 Super Hercules.
Namun, C-160 Transall merupakan pesawat militer generas lama, di mana pesawat ini telah diproduksi sejak 1965-1985, sehingga negara-negara yang memiliki pesawat jenis ini mungkin saja sudah mulai menggantikan dengan pesawat jenis lainnya.
Berikut perbandingan panjang dan kapasitas muat maksimum dari C-17 Globemaster III, A400M, C-130J-30 Super Hercules, dan C-160 Hercules.
1. Produsen:
- C-17 Globemaster III (Boeing),
 - A400M (Airbus),
 - C-130J-30 Super Hercules (Lockheed Martin),
 - C-160 Transall (Transall).
 
2. Panjang:
- C-17 Globemaster III (53 meter),
 - A400M (45 meter),
 - C-130J-30 Super Hercules (34 meter),
 - C-160 Transall (32 meter).
 
3. Kapasitas muatan:
- C-17 Globemaster III (77 ton),
 - A400M (37 ton),
 - C-130J-30 Super Hercules (20 ton),
 - C-160 Transall (16 ton).
 
4. Jenis mesin:
- C-17 Globemaster III (jet turbofan),
 - A400M (turboprop),
 - C-130J-30 Super Hercules (turboprop),
 - C-160 Transall (turboprop).
 
5. Kecepatan Jelajah:
- C-17 Globemaster III (750-800 km/jam),
 - A400M (720 km/jam),
 - C-130J-30 Super Hercules (670-740 km/jam),
 - C-160 Transall (513 km/jam).
 
6. Kemampuan Pendaratan:
- C-17 Globemaster III (pendaratan di landasan pacu panjang),
 - A400M (pendaratan di berbagai landasan, umumnya bisa yang lebih pendek),
 - C-130J-30 Super Hercules (pendaratan di landasan pendek dan tidak rata),
 - C-160 Transall (pendaratan di berbagai landasan).
 
(chd/wur)
                    
                                                
    [Gambas:Video CNBC]
Next Article Dituduh Tembak Laser ke Pesawat Militer Negara NATO, Ini Respons China

                        6 hours ago
                                2
                    
















































