Jakarta, CNBC Indonesia - Agriculture Affairs & LTO Lead, Bayer Crop Science Indonesia Aditia Rusmawan mengatakan kebutuhan jagung semakin meningkat sementara lahan semakin terbatas. Untuk itu, dibutuhkan bioteknologi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas jagung.
"Jadi kita di Bayer Crop Science kita punya jagung bioteknologi yaitu yang tahan terhadap gulma. Karena memang gulma ini berat bagi petani, karena untuk membersihkan gulma itu butuh tenaga," ujar Aditia dalam World Food Day, Kamis (16/10/2025).
Saat ini teknologi dari Bayer telah digunakan di beberapa provinsi, seperti Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Lampung, sehingga produktivitasnya bisa meningkat 15-25%. Aditia mengatakan selain benih unggul, yang terpenting adalah mengurangi gulma pada tanaman.
"Dia biasa menyemprot gulmanya itu 4-6 kali, dengan benih ini dia cukup 1-2 kali. Berarti ada pengurangan input tadi. Jadi ini teknologi sudah kita research, sudah bertahun-tahun.
Ini sudah kita bawa ke Indonesia untuk diperkenalkan kepada petani. Jadi memang itu suatu keharusan untuk penerapan teknologi dalam tanaman," tutur Aditia.
Dia menekankan perkembangan bioteknologi untuk tanaman pangan tetap harus dipastikan keamanannya, mulai dari pakan hingga lingkungan. Aditia mengakui proses verifikasi keamanan ini memakan waktu cukup lama.
"Mungkin nanti bisa dipayungin antara kementerian tadi, supaya regulasi itu tidak menjadi hambatan bagi kami," kata dia.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Video: Efisiensi Jadi Tantangan, Solok Fokus Ketahanan Pangan