KUALASIMPANG (Waspada.id): Komisi III DPRK Aceh Tamiang mendatangi RSUD Muda Sedia, Kabupaten Aceh Tamiang untuk mengungkap fakta faktor penyebab kematian seorang pegawai RSUD Muda Sedia, Trioko Pranolo, 44, Senin (13/10/2025).
Informasi diperoleh Waspada.id dari Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon dan Ketua Komisi III Maulizar Zikri, mereka bersama anggotanya, Sugiono Sukandar, Irwan Effendi, Muazin, Dody Fahrizal, selain menemui sejumlah pejabat dan pekerja di rumah sakit, mereka juga masuk ke ruangan laboratorium tempat ditemukannya jenazah Trioko Pranolo.
“Kami datang ke RSUD Muda Sedia karena selama ini beredar berbagai informasi yang simpang siur tentang meninggalnya pegawai RSUD, ” ungkap Ketua Komisi III, Muslizar Zikri kepada Waspada.id.
Menurutnya, Ketua DPRK dan Komisi III langsung menemui Direktur RSUD Muda Sedia, Andika Putra untuk mendengar penjelasan tentang peristiwa tersebut yang sebenarnya terkait ditemukannya jenazah Triono Pranolo pada Jumat (10/10/2025).
Selain itu, imbuh Ketua Komisi III, pihaknya juga minta Andika Putra menunjukkan ruang Patologi Anatomi (PA) tempat ditemukannya jasad pegawai RSUD tersebut.
Menurut Maulizar Zikri, pada pertemuan di ruang PA dihadirkan dr Indra yacob, SpPA, dokter fungsional laboratorium PA yang merupakan atasan almarhum.
Menurut dr Indra, hubungannya dengan almarhum bukan hanya antara atasan dan bawahan, tapi sudah semacam keluarga, dan almarhum merupakan kawan sekolahnya. Indra mengatakan dirinya terakhir bersama almarhum pada Selasa (9/10/2025) sore. Ketika itu almarhum sempat singgah ke rumahnya. Indra memastikan tidak ada hal janggal.
“Normal, tapi ketika saya tawari tetap di rumah saya, dia menolak karena ibunya sedang sakit,” ungkap Indra kepada Ketua DPRK dan Komisi III.
Selain itu, Ketua DPRK dan Komisi III juga minta dihadirkan dua petugas kebersihan yaitu Rubiyanti dan Hairul Bariah yang menjadi saksi kunci terkait penemuan jenazah almarhum.
Menurut Dek Dan, keduanya mengaku tidak pernah membersihkan ruangan kerja almarhum bila tidak diminta. Almarhum membersihkan sendiri, di ruangan ini selalu tersedia alat kebersihan.
Dek Dan juga mengutip keterangan Rubiyanti bersama Hairul memastikan masih bersama almarhum pada Rabu (9/10/2025) pagi. Almarhum ketika itu dipastikan sehat karena masih sanggup mengangkat sejumlah barang.
“Kami gotong royong, masih kuat angkat-angkat barang. Rabu siang sudah tidak terlihat, sudah masing-masing kerja, saya kerja di ruangan lain,” ungkap petugas kebersihan kepada rombongan DPRK Aceh Tamiang.
Ketua Komisi III menjelaskan, pada Kamis (10/10/2025) pagi, Rubiyanti bekerja seperti biasa membersihkan ruangan, termasuk koridor Patologi Anatomi. Pintu tertutup, karena tidak diminta dibersihkan, Rubiyanti kerja sampai di depan pintu saja.
Menurut Dek Dan, berdasarkan pengakuan tenaga kebersihan, kecurigaan Rubiyanti baru mucul pada Jumat (10/10/2025) pagi. Ketika membersihkan koridor Patologi Anatomi, dia mencium bau yang sangat menyengat. Secara naluriah dia kemudian memanggil perawat dan petugas lain untuk memeriksa kondisi di ruangan kerja Trioko Pranolo yang ternyata ditemukan sudah meninggal dunia.
Direktur RSUD Muda Sedia, Andika Putra menjelaskan bahwa almarhum memang punya riwayat penyakit jantung.
Pada kesempatan itu, Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon menjelaskan bahwa kedatangan mereka ke RSUD Muda Sedia atas permintaan masyarakat karena kematian pegawai di ruang kerja telah membentuk beragam opini yang bisa merugikan citra daerah.
“Sampai hari ini masih menjadi pembahasan masyarakat, makanya kami turun kemari untuk mencari tahu fakta sesungguhnya,” kata Fadlon.
Ketua Komisi III DPRK Aceh Tamiang, Maulizar Zikri menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Trioko Pranolo. Setelah mendengar dan melihat langsung tempat kejadian perkara, dia memaklumi mengapa kematian baru diketahui pada Jumat (10/10/2025) pagi.
“Rangkaian keterangan dari sejumlah saksi sinkron, pertanyaan besar mengapa baru ditemukan pada Jumat, ternyata memang almarhum melarang petugas kebersihan masuk. Mungkin ini untuk menjaga dokumen pekerjaan beliau,” ungkap Dek Dan.
Dek Dan berharap fakta yang mereka peroleh ini mengakhiri polemik di masyarakat. “Tadi pihak rumah sakit juga menyampaikan kalau keluarga sudah menerima musibah ini dan keluarga menolak autopsi,” pungkas Dek Dan. (Id93)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.