Kesempatan IHSG Jatuh, BP Jamsostek Mau Tambah Investasi Saham

8 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK) atau BP Jamsostek berencana mempertebal portofolio investasi sahamnya di tengah kebijakan tarif impor Presiden AS, Donald Trump. Pihaknya melihat guncangan ini justru merupakan peluang emas untuk meningkatkan portofolio investasi sahamnya.

Seperti diketahui, kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump yang rencananya efektif dilakukan pada 9 April 2025 turut mengguncang kinerja pasar keuangan global, tak terkecuali Indonesia. Namun hal ini sudah diprediksi akan terjadi dan bukan merupakan berita baru.

Resmi menjabat sebagai Presiden ke-47 AS, Trump memutuskan untuk menerapkan tarif impor tinggi. Tidak hanya Tiongkok dan Uni Eropa sebagai mitra dagang, tetapi negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Malaysia, Filipina dan bahkan Indonesia ikut terdampak.

Merespons hal tersebut, pasar saham global bergerak dalam tekanan. Indeks saham Asia melemah signifikan dengan Hang Seng (Hong Kong) memimpin koreksi dengan pelemahan 13% pada perdagangan awal pekan. Sementara indeks Nikkei (Jepang), Shang Hai Composite (China) dan Straits Times (Singapura) melemah lebih dari 7% dalam sehari.

Sebagai salah satu mitra dagang AS, Indonesia juga terkena dampak kebijakan Presiden Trump. Nantinya barang-barang impor dari Indonesia yang masuk ke Paman Sam akan dikenakan tarif impor sebesar 32%.

Hal ini membuat para pelaku pasar mulai berfikir nasib IHSG akan serupa dengan indeks-indeks saham regional lainnya. Apalagi hari ini, Selasa (8/4), Bursa Efek Indonesia baru aktif kembali setelah libur panjang lebaran Idul Fitri.

Di tengah kekhawatiran ini, lembaga pengelola dana publik pelat merah seperti BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK) justru melihat peluang emas untuk menadah saham saham berkinerja bagus dan berfundamental kuat tapi salah harga (undervalued).

Direktur Pengembangan Investasi BPJS TK Edwin Ridwan menilai, potensi koreksi yang dialami IHSG hari ini tidak perlu disikapi dengan kepanikan karena isu terkait kebijakan tarif AS dan perang dagang bukanlah hal yang baru.

"Presiden Trump mengumumkan kebijakan tarif pada 3 Maret 2025, saat pasar saham Indonesia libur. Memang ada peluang koreksi karena sentimen global yang kurang kondusif dan dampak libur panjang momentum Hari Raya Idul Fitri. Namun koreksi diharapkan bersifat temporer karena fundamental ekonomi dan perusahaan-perusahaan publik dalam negeri dalam kondisi solid" katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (8/4/2025).

Edwin menambahkan kondisi koreksi seperti ini justru memberikan peluang yang atraktif untuk mengakumulasi saham-saham dengan kinerja bisnis yang kuat apalagi dengan valuasi yang menarik.

"Kalau dilihat dari pengalaman historis 1998 (Asian Financial Crisis), 2008 (subprime mortgage meltdown), atau 2020 (covid sell off) setiap market turun signifikan adalah masa yang paling tepat untuk beli saham. Trump tariff sell off sekarang akan menjadi momen emas bagi investor untuk membeli saham dengan harga murah" ujar Edwin.

Masih dalam kesempatan yang sama, Edwin juga menekankan pembelian saham merupakan suatu bentuk vote of confidence atas prospek jangka panjang ekonomi Indonesia. BP Jamsostek, dengan peserta yang mayoritas adalah pekerja muda, percaya bahwa ekonomi Indonesia memiliki prospek yang relatif lebih baik dibanding negara lain.

Terkait hal tersebut, di tahun 2025, BPJS TK memberikan sinyal bahwa strategi ekspansi portofolio investasi ke saham akan ditingkatkan seiring dengan peluang dan prospek ekonomi jangka panjang yang positif dan valuasi saham yang sudah terdiskon.

Untuk diketahui, total dana kelolaan BPJS TK hingga Februari 2025 mencapai Rp 790,8 triliun. Dari jumlah tersebut sebanyak 6,41% ditempatkan dalam instrument saham. Alokasi ini berada jauh di bawah ambang batas maksimum investasi saham yaitu 50% dari total dana kelolaan berdasarkan regulasi yang berlaku. Perlu diketahui BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek adalah badan hukum publik yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan bukan perusahaan atau korporasi seperti BUMN.

Memang posisi alokasi saham BPJS TK tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencapai 15,9% karena pada saat itu strategi investasi pengelola dana tersebut adalah mengurangi eksposur ke aset seperti saham. Namun mulai tahun ini, sesuai rencana perusahaan, ekspansi portofolio investasi saham bakal lebih ditingkatkan.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Ambruk 5% & BEI Berlakukan "Trading Halt"

Next Article Bursa Wallstreet Menguat Berjamaah

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |