Jakarta, CNBC Indonesia - Volatilitas harga saham disebut bisa membawa keuntungan bagi orang-orang yang bisa melihat peluang. Usai tren penurunan beruntun ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) tak menutup kemungkinan lahirnya Orang Kaya Baru (OKB).
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, selalu ada peluang di pasar modal, terlepas dari apa pun kondisinya. Peluang tersebut pun bisa dimanfaatkan oleh investor dengan keputusan investasinya masing-masing.
"Selalu ada peluang. Dalam kondisi apapun selalu ada peluang. Mudah-mudahan (ada OKB baru dari fenomena ini). Kita harapkan lebih banyak lagi orang kaya," kata Jeffrey kepada wartawan, di Gedung BEI, Jakarta, Selasa, (8/4/2025).
Di kesempatan yang sama, Jeffrey pun mengingatkan bahwa investor mesti mencermati potensi fundamental dari sebuah perusahaan. Ia pun meyakinkan bahwa fundamental emiten Indonesia masih baik.
Melalui 126 emiten yang melaporkan laporan keuangannya tahun buku 2024 hingga pertengahan Maret, tercatat akumulasi labanya mencapai Rp397 triliun, atau tumbuh 20,64% secara year on year (yoy). Sementara itu, akumulasi pendapatan 126 emiten tersebut tercatat sebesar Rp2.256 triliun, naik 11,01% yoy.
Dari segi permodalan, akumulasi aset dan ekuitas 126 emiten tersebut juga tercatat naik. Masing-masing kenaikannya sebesar 11,38% dan 22,32%.
"Untuk ke depannya, harusnya outlook itu dilakukan dengan menggunakan metode-metode yang bisa dipertanggungjawabkan. Ya, bukan spekulasi ini pasti resesi, dengan spekulasi ini bisa menciptakan kebangkrutan.
Sebagai gambaran saja, Investor saham yang dijuluki Warrent Buffett-nya Indonesia, Lo Kheng Hong memandang, kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini dapat menjadi momentum untuk berinvestasi.
Menurutnya, harga saham-saham perusahaan berkinerja bagus sedang turun tajam. Ia mengibaratkan kondisi ini seperti hujan emas bagi pelaku pasar modal Indonesia.
"Hari ini sedang hujan emas di BEI [Gedung Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jalan Sudirman, Jakarta]," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (8/3).
Bahkan, kata Lo, saat ini merupakan momentum yang bagus untuk melakukan pembelian atau menambah kepemilikan saham. "Buy in bad times," sebutnya.
Diketahui, IHSG dibuka turun 9,19% atau 598,56 ke Rp5.912,06. Ini terjadi usai libur panjang Lebaran, akibat sentimen negatif tarif dagang Presiden AS, Donald Trump.
Hampir semua saham-saham berkapitalisasi besar mengalami jatuh yang dalam pada pembukaan perdagangan pagi ini. Indeks LQ45 tercatat jatuh 11,31% atau 83,05 poin ke 651,46.
(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Ambruk 5% & BEI Berlakukan "Trading Halt"
Next Article Video: IHSG Ambruk 5% & BEI Berlakukan "Trading Halt"