Perang Dagang Berkecamuk, Pengusaha Tekstil Bilang Ini ke Prabowo

4 days ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha tekstil menyampaikan beberapa hal terkait nasib industri tekstil di dalam negeri, di tengah perang dagang oleh Amerika Serikat berkecamuk. 

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastratmaja dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025), menyampaikan tanggapannya setelah penyampaian pidato Presiden Prabowo.

"Kita harus bersiap demand shortage yang serius. Opsi yang menjanjikan menawarkan pembelian kapas dari AS saat ini hanya 17% jadi 50% dari pembiayaan Indonesia," kata Jemmy.

Jemmy berharap produk tekstil maupun pakaian jadi Indonesia ke AS bisa ditekan dari opsi yang bakal diberlakukan sampai kena biaya masuk impor ke AS hingga 32%.

"Pakaian jadi yang ekspor ke AS minimum value 20%. Jika ini berhasil dinego. Tarif dari 32% ke tingkat yang lebih manageable. Kita perlu memperbaiki regulasi yang ada celah. Termasuk SNI wajib. Ini bisa bantu impor tidak sesuai standar dan barang ilegal," katanya.

Pengusaha tekstil juga meminta ada revisi Peraturan Pemerintah (PP) soal percepatan anti dumping dan tindakan pengamanan perdagangan dalam negeri. "Regulasi yang kuat dan efektif penting jaga persaingan yang sehat," katanya.

Ia mengatakan selama ini industri tekstil dan pakaian masuk kategori industri padat karya yang pekerjanya umumnya berpendidikan rendah. Ia mencatat rata-rata lama sekolah penduduk Indonesia 8-9 tahun saja. Padahal tingkat pendidikan rendah kontribusi masalah sosial yang ciptakan kemiskinan.

"Industri padat karya dapat putus siklus ini. Di berbagai negara terbukti. Kami dorong pemerintah dan industri untuk manfaatkan potensi yang maksimal," katanya.


(hoi/hoi)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Sektor Tekstil Dapat Perhatian Lebih Dari Pemerintah

Next Article Video: Proteksionisme Trump Bikin Tekstil China Banjiri RI, Solusinya?

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |