Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam satu hingga dua tahun terakhir, terjadi dua penemuan emas skala besar di kawasan Timur Tengah yang menyita perhatian dunia. Pada 2024, perusahaan tambang nasional Arab Saudi, Maaden, mengumumkan temuan potensi emas di sepanjang 100 kilometer selatan tambang emas Mansourah Massarah, tepatnya di Provinsi Al Khurmah, wilayah administratif Makkah.
Dalam laporan yang dikutip Saudi Gazette, Maaden menyebut hasil eksplorasi menunjukkan kadar emas tinggi, yakni mencapai 10,4 gram per ton (g/t) dan bahkan 20,6 g/t di beberapa titik pengeboran. Penemuan ini merupakan salah satu hasil dari program eksplorasi besar-besaran yang diluncurkan sejak 2022, sebagai bagian dari upaya Arab Saudi mengembangkan sektor pertambangan di luar minyak.
"Hasil pengeboran menunjukkan karakteristik geologi yang mirip dengan deposit Mansourah Massarah," tulis Maaden dalam pernyataannya.
Setahun berselang, pada pertengahan 2025, warga di Raqqa, Suriah, dikejutkan oleh kemunculan bongkahan emas mentah di dasar Sungai Eufrat yang mulai mengering. Fenomena itu langsung menghebohkan masyarakat sekitar. Banyak orang berbondong-bondong datang ke bantaran sungai untuk mencari emas.
"Awalnya cuma penasaran, tapi sekarang semua orang ikut menggali. Ini seperti mimpi," kata salah satu warga kepada media lokal Shafaq News.
Namun, kabar ini memunculkan perbincangan lain. Banyak yang mulai mengaitkan fenomena tersebut dengan tanda-tanda kiamat, mengingat Rasulullah SAW pernah menyinggung soal emas dan kaitannya dengan kiamat dalam salah satu hadist.
Lantas, Bagaimana Fakta Sebenarnya?
Nabi Muhammad memang pernah membicarakan emas dan kaitannya dengan kiamat. Ini tertuang dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka'ab RA. Rasulullah SAW bersabda:
"Kiamat tidak akan terjadi sampai al-Furat (Sungai Eufrat) mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang (yang memperebutkannya), terbunuhlah 99 orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, 'Mudah-mudahan aku-lah orag yang selamat,"
Selain itu, dalam riwayat berbeda Nabi juga berujar tentang hal sama:
"Hampir terbuka al-Furat dengan (berisi) simpanan emas. Siapa yang mendatanginya jangan sekali-kali mengambilnya." (HR At Tirmidzi)
Menurut Abu 'Ubaidah dalam ta'liqnya pada kitab An Nihayah Fi Al Fitan wa Al Malahim oleh Ibnu Katsir mengatakan gunung emas dalam hadist tanda kiamat adalah kiasan. Diibaratkan sebagai mintak bumi, karena nilai manfaat yang sama, dikutip dari Detik.com.
Bukan Temuan Pertama
Sejarah mencatat bahwa penemuan emas di Makkah bukanlah hal baru. Sekitar 1.500 tahun silam, Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW, juga pernah menemukan harta karun emas di dekat Ka'bah.
Kala itu, Abdul Muthalib mendapat mimpi untuk menggali sumur tua di antara dua patung batu di sekitar Ka'bah. Sumur itu akan dipakai untuk mengatasi krisis air bersih di Makkah. Tapi, saat penggalian dilakukan, bukan hanya air yang keluar, tetapi juga benda berkilau dari emas.
Sejarawan Jawwad Ali dalam Sejarah Arab Sebelum Islam (1968) menyebut, emas tersebut diyakini sebagai peninggalan kaum Jurhum, salah satu suku Arab kuno. Setelah diangkat emasnya memiliki berat kiloan gram. Selain itu, ditemukan juga pedang dan baju perang.
Alih-alih digunakan pribadi, emas itu dilebur oleh Abdul Muthalib untuk memperindah pintu Ka'bah dan pemeliharaan Baitullah. Dari situlah, sumur tersebut kemudian dikenal sebagai Sumur Zamzam, sumber air yang hingga kini tak pernah kering.
(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Ramai Media Asing Pantau Haji 2025, Sorot Penangkapan & Deportasi

3 hours ago
2
















































