Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Amran Sulaiman menyambut positif kabar naiknya harga teh dunia hingga 69,88% atau hampir 70%. Menurutnya, lonjakan harga ini membawa angin segar bagi para petani Indonesia dan membuka peluang peningkatan ekspor komoditas perkebunan.
"Alhamdulillah, petani bahagia. Seperti kelapa juga harganya naik. Teh naik, insya Allah ekspor kita naik," ujar Amran saat menjawab pertanyaan CNBC Indonesia di konferensi pers di Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Mekanisasi Pertanian (BRMP Mektan) Tangerang, Banten, Senin (3/11/2025).
Amran menegaskan, Indonesia hampir pasti akan menikmati keuntungan dari kenaikan harga teh global tersebut. Sebab, selain sebagai salah satu produsen teh terkemuka dunia, Indonesia juga memiliki berbagai komoditas perkebunan unggulan lain yang tengah naik daun di pasar dunia.
"Pasti, pasti dong. Dan kalau itu naik ke depan nanti, insya Allah kita lihat dulu pasar dunia. Seperti kelapa. Kelapa ini kan naik nih. Dulu harga kelapa di Maluku Utara, kemarin kami kunjungan, harganya dulu itu hanya Rp600 per butir, sekarang Rp3.500 per butir. Berarti hampir 600% kenaikan harganya per butir," katanya.
Menurut Amran, kenaikan harga tersebut menjadi kabar menggembirakan bagi petani karena memberikan nilai tambah langsung bagi mereka. Ia menilai, permintaan global terhadap produk pertanian dan perkebunan asal Indonesia, seperti teh, kopi, dan kelapa, terus meningkat seiring bergesernya tren konsumsi dunia.
"Jadi gini, mungkin seperti kopi dan kelapa, teh permintaannya meningkat, dan alhamdulillah bagi petani," ujarnya.
Foto: Menteri Pertanian/Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Amran Sulaiman saat konferensi pers di Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Mekanisasi Pertanian (BRMP Mektan) Tangerang, Banten. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Menteri Pertanian/Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Amran Sulaiman saat konferensi pers di Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Mekanisasi Pertanian (BRMP Mektan) Tangerang, Banten. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Harga Teh Dunia Naik Hampir 70%
Kenaikan harga teh di pasar global memang cukup signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Melansir data Trading Economics, harga teh tercatat naik menjadi 202,14 INR/kg pada 25 Oktober 2025, atau meningkat 2,40% dibandingkan hari sebelumnya. Dalam sebulan terakhir, harga teh telah melonjak 69,88%, meski masih 11,11% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan tajam ini dipicu oleh meningkatnya permintaan dari sejumlah negara konsumen.
Lebih lanjut, Amran mengatakan pemerintah akan terus mendorong hilirisasi dan peningkatan produktivitas teh nasional agar Indonesia dapat memanfaatkan momentum kenaikan harga ini secara maksimal.
"Kita dorong nanti teh. Semua ini luar biasanya Indonesia. Banyak produk-produk kita yang sulit diproduksi negara lain," katanya.
Ia mencontohkan, untuk komoditas kelapa saja, pemerintah saat ini tengah menjalankan program besar replanting dan penanaman baru yang telah mendapat dukungan anggaran dari Presiden Prabowo Subianto.
"Kelapa, kita nomor satu. Tinggal kita naikkan produktivitasnya. Sekarang kita replanting, kita tanam baru. Itu perintah Bapak Presiden, ada anggaran Rp9,95 triliun. Rp10 triliun lah. Ini kita dorong semua," jelasnya.
Menurut Amran, dengan memperkuat hulu dan hilir produksi, Indonesia akan mendapatkan added value yang signifikan dari setiap komoditas.
"Jadi ini nanti yang membuat sejahtera petani-petani Indonesia. Kita hilirisasi. Hulunya kita perbaiki sekarang, kita hilirisasi. Nilai tambahnya ada di processing. Itu bisa naik 100%, bisa 50%, bisa 20%. Tergantung komoditasnya," tutur dia.
Indonesia sendiri telah lama dikenal sebagai salah satu produsen teh terbaik di dunia, dengan kualitas yang diakui pasar global. Keunggulan teh Indonesia terletak pada cita rasanya yang khas dan kandungan mineral alami yang tinggi, hasil dari kondisi geografis yang ideal untuk tanaman teh.
Namun, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi teh nasional mengalami tren fluktuatif dalam satu dekade terakhir. Produksi teh Indonesia tercatat menurun dari 517,4 ribu ton pada 2012 menjadi 492 ribu ton pada 2023.
Sebagian besar teh Indonesia diekspor ke Malaysia, Rusia, dan Amerika Serikat. Pada 2022, ekspor ke Malaysia mencapai 8.569 ton, ke Rusia 6.618 ton, dan ke AS 3.258 ton. Dominasi teh hitam masih menduduki porsi terbesar ekspor, yakni 88,8% dari total volume ekspor, karena rasanya yang kuat dan cocok untuk pasar Eropa serta Amerika Utara. Sementara itu, teh hijau Indonesia tetap memiliki pasar tersendiri di Asia karena kandungan antioksidan dan manfaat kesehatannya.
(wur)
                    
                                                
    [Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Mau Ngerem Total Impor Gula, Mentan Amran Keluarkan Jurus Ini

                        5 hours ago
                                3
                    















































