Jakarta, CNBC Indonesia - Papua Pegunungan menjadi daerah dengan tingkat deflasi bulanan terdalam pada Oktober 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan penurunan harga pangan di Papua Pegunungan menjadi faktor deflasi tersebut.
Pudji Ismartini, Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS mengatakan sejumlah komoditas pangan menjadi pendorong deflasi di Papua Pegunungan seperti ketela rambat, tomat, hingga beras.
"Deflasi disumbang turunnya harga pangan di Oktober 2025 dan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah ketela rambat dengan andil deflasi 0,04%, tomat dengan andil deflasi 0,38%, ketimun andil deflasi 0,21%, bawang merah dengan andil deflasi 0,13%, cabe rawit dengan andil deflasi 0,1%, dan beras dengan andil deflasi 0,09%," papar Pudji dalam konferensi pers, di kantor BPS, Senin (3/11/2025).
Berdasarkan data BPS, Papua Pegunungan mengalami deflasi 0,92% secara bulanan atau month to month (mtm) pada Oktober 2025. Angka tersebut jadi deflasi paling dalam sepanjang bulan ini. Meskipun demikian, secara tahunan Papua Pegunungan mencatatkan inflasi sebesar 3,32% year-on-year (yoy).
Indonesia sendiri sepanjang Oktober mengalami inflasi sebesar 0,28% (mtm) dan 2,86% (yoy).
Ini dipicu oleh naiknya harga-harga kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi yang terbesar.
"Penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 3,05% dan andil inflasi 0,21%," ujar Pudji.
Untuk penyumbang tekanan inflasi bulanan terbesar dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencapai 3,05%, berasal dari tingginya kenaikan harga untuk komoditas emas perhiasan yang andilnya ke inflasi 0,21%.
Sementara itu, untuk inflasi kedua terbesar dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,08%, disumbang oleh komoditas cabai merah dengan andil 0,06%, telur ayam ras dengan andil inflasi 0,04%, dan daging ayam ras yang andilnya 0,02% ke inflasi.
"Selain itu terdapat komoditas yang masih beri andil deflasi pada Oktober 2025 ini di antaranya adalah bawang merah dan cabai rawit, dengan andil deflasi masing-masing 0,03%, tomat 0,02%, dan beberapa komoditas lain seperti beras, kacang panjang, dan cabai hijau dengan andil masing-masing 0,01%," ucap Pudji.
(haa/haa)
                    
                                                
    [Gambas:Video CNBC]
    
                                        
                    
	
		
			Next Article		
		
			
				Harga Beras di Sini Catat Rekor Tertinggi, Tembus Rp 54.772/Kg			
			
		
	
                

                        7 hours ago
                                5
                    
















































