Duit Habis Buat Kopi, Mie-Air Galon: Lidah Orang Kota Jauh dari Sawah

8 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia Maret 2025 menunjukkan fakta menarik tentang pola konsumsi masyarakat Indonesia.

Data-data terkait pengeluaran masyarakat untuk konsumsi tersebut mencerminkan perilaku ekonomi rumah tangga di Indonesia.

Salah satu temuan menarik adalah besarnya pengeluaran per kapita untuk kelompok komoditas makanan dalam sebulan. Data mencatat rata-rata pengeluaran per kapita untuk kelompok komoditas makanan mencapai Rp775.516 atau setara hampir 50% dari total pengeluaran dalam satu bulan.

Berdasarkan data BPS, beras menempati peringkat teratas dalam komoditas yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Tanah Air. Rata-rata pengeluaran untuk makanan pokok ini mencapai Rp19.689 per bulan.

Hal ini menunjukkan bahwa beras masih menjadi komoditas pangan utama di kalangan masyarakat Indonesia, baik di perkotaan maupun perdesaan. Namun, fakta ini juga mencerminkan ketergantungan masyarakat terhadap satu komoditas pangan utama, yakni beras.

Dengan kata lain, tingkat diversifikasi pangan di Indonesia masih tergolong rendah meskipun memiliki potensi sumber pangan yang beragam.

Publikasi BPS kali ini juga menunjukkan adanya perbedaan pola konsumsi masyarakat perkotaan dan perdesaan.

Di daerah perdesaan, pola konsumsi lebih terfokus pada kebutuhan pokok di samping beras, seperti minyak goreng, daging dan telur ayam, gula pasir, dan cabai rawit.

Di samping itu, beberapa makanan yang termasuk dalam kelompok Makanan dan Minuman Jadi seperti nasi rames, beragam olahan mie, minuman jadi, dan gorengan juga melengkapi daftar teratas di wilayah perdesaan.

Sementara itu, pola konsumsi di daerah perkotaan lebih didominasi oleh kelompok Makanan dan Minuman Jadi. Jenis santapan yang menjadi favorit di wilayah perkotaan antara lain adalah nasi rames, beragam olahan mie, daging matang, makanan ringan, nasi goreng, serta minuman jadi seperti kopi dan teh.

Ini menjadi indikasi tumbuhnya industri makanan dan minuman (F&B) yang semakin menjamur di daerah perkotaan. Selain itu, besarnya pengeluaran untuk minuman kekinian seperti kopi dan teh menandakan pola konsumsi warga kota sangat dipengaruhi oleh tren gaya hidup terkini.

Hal lain yang menarik dari pola konsumsi di perkotaan adalah tingginya pengeluaran untuk air minum kemasan galon, yang menempati posisi ke-10 dalam daftar komoditas paling banyak dikonsumsi.

Rata-rata masyarakat kota menghabiskan Rp2.851 per bulan untuk komoditas ini.

Temuan ini menunjukkan bahwa air mineral dalam kemasan menjadi sumber air minum utama bagi warga kota, seiring dengan keterbatasan akses air bersih yang layak konsumsi di daerah perkotaan. Di samping kelompok Makanan Jadi, bahan pokok seperti minyak goreng dan daging ayam broiler juga menjadi favorit masyarakat kota.

Lebih lanjut, pola konsumsi di perkotaan dan perdesaan menunjukkan adanya kesamaan pada sejumlah makanan yang dikonsumsi di samping beras sebagai makanan pokok.

Salah satu hidangan yang menjadi favorit warga adalah nasi campur atau nasi rames. Dalam sebulan, rata-rata masyarakat merogoh kocek sebesar Rp7.238 untuk makanan ini.

Selain itu, beragam olahan mie seperti mie bakso, mie rebus, dan mie goreng juga menjadi menu andalan warga. Rata-rata pengeluaran masyarakat untuk makanan olahan mie sekitar Rp5.382 dalam sebulan. Data juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia gemar mengonsumsi gorengan, seperti tahu, tempe, bakwan, dan lain lain. Rata-rata masyarakat mengeluarkan Rp3.083 per bulan untuk membeli gorengan.

Secara umum, pola konsumsi masyarakat Indonesia didominasi oleh makanan pokok. Di sisi lain, konsumsi makanan dan minuman olahan juga mengalami peningkatan signifikan seiring dengan perubahan gaya hidup, khususnya di wilayah perkotaan.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |