Proyek drainase yang baru dibangun telah retak dan ambles, bahkan ada bagian yang kosong di bawahnya (tergerus). (Waspada.id/Hendrik )
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
TAPAKTUAN (Waspada.id) : Proyek rehabilitasi dan peningkatan jalan serta saluran drainase senilai Rp4,25 miliar di kawasan transmigrasi Kabupaten Aceh Selatan, tepatnya di Gampong Ujong Tanoh, Kecamatan Trumon dilaporkan mengalami kerusakan, warga menilai pekerjaan tersebut dilakukan asal jadi dan tidak sesuai standar kualitas.
Berdasarkan papan informasi proyek dilihat Waspada.id di lokasi, Rabu (31/12), kegiatan tersebut merupakan program Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, melalui Satuan Kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Selatan Tahun Anggaran 2025.

Adapun pekerjaan yang dilaksanakan yakni Rehabilitasi/Peningkatan Jalan dan Saluran di Samping Jalan Despot Ujung Tanoh, Kecamatan Trumon, dengan nilai kontrak sebesar Rp4.258.668.965,00.
Proyek tersebut dikerjakan oleh CV RM dan diawasi oleh CV DKU, dengan waktu pelaksanaan sejak 27 September 2025 hingga 31 Desember 2025.
Warga setempat menjelaskan, kondisi saluran drainase yang baru dibangun sudah menunjukkan kerusakan. Di beberapa titik terlihat retak dan amblas, bahkan terdapat bagian bawah saluran yang kosong akibat tergerus air. Kemudian dinding drainase tampak keropos dengan agregat batu yang menonjol, sementara struktur beton di sejumlah titik mengalami retak hingga patah.

Selain itu, bahu jalan di sisi drainase juga terlihat tergerus dan tidak dirapikan. Di salah satu titik, ujung saluran drainase bahkan tampak amblas ke dalam aliran air.
“Nilainya miliaran, tapi hasilnya seperti ini. Baru dikerjakan sudah rusak bahkan patah,” ujar salah seorang warga setempat.
Ia meminta agar instansi terkait, termasuk pihak kementerian dan pemerintah daerah, segera turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan dan evaluasi menyeluruh. Warga juga mendesak agar dilakukan perbaikan total sesuai spesifikasi teknis, bukan sekadar perbaikan sementara.
“Kami tidak menolak pembangunan, tapi proyek yang menggunakan uang negara harus dikerjakan dengan kualitas yang baik dan bertanggung jawab,” tegasnya.

Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Aceh Selatan Junaidi saat dikonfirmasi wartawan mengatakan proyek tersebut anggarannya bersumber dari pusat (APBN). Ia menyarankan agar konfirmasi teknis pekerjaan langsung dilakukan kepada kepala bidang selaku PPTK proyek.
“Iya saya sudah pernah turun ke lokasi proyek itu, untuk lebih jelasnya konfirmasi ke Kabid sebagai PPTK,” ucapnya.

Sementara Kepala Bidang Transmigrasi Amir Hasan menjelaskan bahwa kerusakan pada saluran drainase tersebut disebabkan oleh banjir yang menerjang lokasi. Menurutnya, pihak rekanan telah melakukan perbaikan, namun kembali mengalami amblas akibat kondisi banjir.
“Sudah pernah juga dilakukan perbaikan bang, tapi amblas lagi ketika banjir. Dan ketika masa pemeliharaan ini kita perbaiki lagi bang untuk semuanya,” pungkasnya. (id85)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































