“Peringatan ini adalah momentum penting untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW, mempererat silaturahmi, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan,” ucap Abdul Hamid mantap.
Siang itu, langit Sigli menggantung teduh. Angin perlahan menyusup melewati celah pagar besi dan tembok tinggi rumah tahanan. Di tengah lapangan rutan, suara shalawat menggema merdu bukan dari masjid megah, melainkan dari ratusan mulut yang saban hari hidup dalam rutinitas di balik jeruji. Suara itu datang dari hati para warga binaan, yang duduk bersila rapi dengan mata berkaca-kaca.
Hari itu, Selasa (14/10), rutan bukan lagi sekadar tempat orang menjalani hukuman. Ia menjelma menjadi ruang perenungan, tempat cahaya Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah menyelinap pelan ke hati-hati yang tengah belajar kembali tentang makna hidup.
Dari atas panggung sederhana, Kepala Rutan Sigli Abdul Hamid berdiri mengenakan batik hitam rapi. Di hadapannya, 270 warga binaan duduk dalam barisan tenang. Tak ada suara gaduh, tak ada tatapan kosong — hanya lantunan shalawat dan desahan doa.

“Peringatan ini adalah momentum penting untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW, mempererat silaturahmi, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan,” ucap Abdul Hamid mantap.
Kata-katanya meluncur sejuk, menyapu lapangan rutan. Para warga binaan menundukkan kepala, beberapa menutup wajah dengan kedua tangan. Di balik kesalahan masa lalu, tersimpan kerinduan akan pengampunan.
Acara ini terasa istimewa. Sejumlah pejabat hadir, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Aceh), Yan Rusmanto, Bupati Pidie, Kapolres Pidie dan Pidie Jaya, perwakilan Kejaksaan Negeri, serta tokoh masyarakat. Kehadiran mereka seolah menembus batas tembok tinggi yang memisahkan “dunia luar” dan “dunia dalam”.
“Peringatan Maulid Nabi hendaknya menjadi sarana introspeksi diri bagi kita semua—petugas, warga binaan, dan masyarakat. Kita belajar dari teladan Rasulullah SAW: sabar, jujur, amanah, dan menghargai sesama,” pesan Yan Rusmanto dalam sambutannya.
Maulid sebagai Cermin
Puncak acara tiba ketika Tgk Faisal Hadi dari Bireuen naik ke mimbar menyampaikan tausyiah. Suaranya lembut, nyaris berbisik, namun menyusup jauh ke relung hati.
“Maulid adalah cermin,” ujarnya lirih. “Saat kita melihatnya, semoga kita sadar bahwa selalu ada ruang untuk memperbaiki diri.”
Beberapa kepala menunduk dalam. Ada mata yang sembab, ada dada yang bergetar. Tidak semua pernah membayangkan memperingati Maulid dalam balutan baju tahanan. Namun justru di tempat inilah, sebagian menemukan kembali makna keikhlasan.
Sebelum tausyiah dimulai, sembilan anak yatim menerima santunan. Senyum murni mereka menjadi simbol kasih yang melampaui batas jeruji. Suasana lapangan rutan pun menghangat — seakan tembok tinggi itu memudar, menyisakan rasa kemanusiaan yang menyatukan semua.
“Rasanya seperti disapa kembali oleh Allah,” bisik seorang warga binaan. “Kami salah, tetapi kami juga ingin berubah.”
Hangatnya Kebersamaan
Acara ditutup dengan makan bersama. Di atas tikar panjang, petugas, tamu, dan warga binaan duduk berbaur. Tawa kecil terdengar, mencairkan jarak yang selama ini terasa tebal. Tak ada status, tak ada sekat yang tersisa hanyalah kebersamaan.
“Pemasyarakatan bukan hanya tentang pengamanan, tapi pembinaan,” tegas Yan Rusmanto di akhir acara. “Kita ingin mereka keluar sebagai pribadi yang lebih baik.”
Kepala Rutan Sigli Abdul Hamid menambahkan, peringatan Maulid ini juga diinisiasi oleh para warga binaan sendiri, sebagai bentuk kekompakan dan semangat mempererat persaudaraan di lingkungan rutan.
Cahaya yang Menembus Jeruji
Senja perlahan turun. Lapangan rutan kembali sepi. Namun gema shalawat siang itu masih menggantung di udara. Bagi sebagian warga binaan, Maulid tahun ini menjadi titik balik bukan karena panggung besar atau kemeriahan, melainkan karena kehangatan sederhana yang menyalakan kembali harapan.
Cahaya Maulid itu menembus jeruji besi, masuk ke hati-hati yang dulu retak, kini perlahan belajar untuk pulih.
Muhammad Riza
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.