
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
TAPAKTUAN (Waspada): Pemkab Aceh Selatan melalui Dinas Pangan menggandeng Perum Bulog Kantor Cabang Blang Pidie melakukan operasi pasar di seluruh kecamatan guna menetralisir dan menekan lonjakan harga beras di daerah itu.
Berdasarkan hasil pantauan enumerator harga tingkat konsumen komoditas beras premium dan beras medium di Kabupaten Aceh Selatan menunjukkan peningkatan harga jauh melampaui HET.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Plt. Kadis Pangan Aceh Selatan, Firman, SP mengatakan, kegiatan operasi pasar yang secara resmi dimulai pada Selasa (22/7) menindaklanjuti surat Kepala Badan Pangan Nasional Nomor : 173/TS.02.02/K/7/2025 tanggal 8 Juli 2025 perihal penugasan Perum Bulog menyalurkan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) periode Juli – Desember 2025.
Langkah ini, kata Firman, juga merupakan bagian dari respon cepat Bupati Aceh Selatan H. Mirwan menyikapi lonjakan harga bahan pokok beras yang membuat masyarakat menjerit selama ini.
“Merespon lonjakan harga beras, Pak bupati menggandeng Bulog melakukan operasi pasar. Untuk tahap pertama difokuskan di 10 kecamatan dulu,” kata Firman SP kepada Waspada di Tapaktuan, Senin (21/7).
Pada Selasa (22/7) operasi pasar dilaksanakan di Kecamatan Tapaktuan. Selanjutnya, pada Rabu (23/7) di Kecamatan Samadua, Rabu (30/7) di Labuhanhaji Timur dan Kamis (31/7) di Labuhanhaji Barat.
Selasa (5/8) di Trumon Timur, Rabu (6/8) di Kluet Selatan, Kamis (7/8) di Kluet Tengah. Selasa (12/8) di Bakongan, Rabu (13/8) di Pasie Raja dan Kamis (14/8) di Kecamatan Meukek.
“Operasi pasar ini menyediakan sebanyak 1.000 Kg beras. Adapun beras SPHP yang dijual seharga Rp65.000/5 Kg,” sebut Firman.
Sebelumnya, lonjakan harga beras khususnya kualitas premium benar-benar menjerit masyarakat setempat. Beras 25 Kg yang sebelumnya dijual Rp320.000 per zak kini dijual Rp415.000, dan isi 15 kg yang sebelumnya dijual Rp235.000 kini menjadi Rp320.000.
“Persediaan menipis dan nyaris langka, distribusi dari distributor terbatas dan nyaris kosong, sedangkan harga terus naik drastis selama bulan Juli 2025,” kata salah seorang pedagang beras di Pasar Inpres Tapak Tuan, Azmir.
Sejak dua pekan terakhir, distribusi beras menipis di Kabupaten Aceh Selatan. Di sejumlah toko bahkan stok beras mulai kosong dengan harganya melambung tinggi.
Salah seorang warga yang ditemui di Pasar Inpres, Rajudin, mengatakan kenaikan ini langsung dirasakan oleh masyarakat. Dia kesulitan memenuhi kebutuhan pokok karena lonjakan harga beras yang dibarengi dengan naiknya harga kebutuhan lainnya.
“Sekarang semuanya mahal, bukan hanya beras. Kami yang ekonomi pas-pasan semakin susah. Beras tetap harus dibeli karena kebutuhan pangan tidak bisa ditunda,” ujar Rajuddin.
Ia berharap Pemkab Aceh Selatan segera bertindak untuk menstabilkan harga, melalui operasi pasar murah di titik-titik strategis. Menurutnya, solusi jangka pendek ini bisa menjadi penyelamat sementara bagi masyarakat bawah yang saat ini kesulitan membeli beras dengan harga tinggi.
“Kalau bisa pemerintah langsung intervensi. Kirim beras murah ke pasar tradisional atau lakukan operasi pasar murah sembako. Kami sangat butuh bantuan,” ucapnya lagi.
Lonjakan harga beras menjadi sinyal serius bahwa perekonomian di Aceh Selatan sedang tidak baik-baik saja dan sistem distribusi serta pengawasan pangan perlu diperkuat. Stabilisasi harga dan operasi pasar dinilai sebagai langkah awal yang dapat dilakukan untuk menahan laju kenaikan harga dan menjaga daya beli masyarakat. (chm)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.