Abu Ishak Al Syirazi: Ahli Fikih Syafi’iyah Abad Ke-5 Hijriah Dari Firuzabad – Iran

3 hours ago 2
Al-bayan

26 Oktober 202526 Oktober 2025

 Ahli Fikih Syafi’iyah Abad Ke-5 Hijriah Dari Firuzabad – Iran

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

Syekh Abu Ishak Al Syirazi (شيخ أبو اسحاق الشرازي) lahir di desa Firuzabad di kota Gur wilayah Fars negeri Iran pada tahun 393 Hijriah dan wafat di kota Baghdad pada malam Ahad tanggal 21 Jumadil Akhir tahun 476 Hijriah dalam usia 83 tahun. Jenazah Syekh Abu Ishak Al Syirazi dimandikan oleh Imam Abu Wafa Bin Uqail Al Hanbali dengan nama lengkap Syekh Abu Ishak Al Syirazi adalah syekh Ibrahim Bin Ali Bin Yusuf Bin Abdullah. Pengembaraan Syekh Abu Ishak Al Syirazi dalam pencarian ilmu dimulai dari kota Syiraz pada tahun 410 Hijriah pada saat itu usia Syekh Abu Ishak Al Syirazi baru 17 tahun.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Imam Abu Ishak Al Syirazi adalah salah seorang tokoh ulama Syafi’iyah terkemuka di dalam bidang fikih dan mengajar di sekolah Nizamiyah di Baghdad. Selama berada di kota Syiraz, Syekh Abu Ishak Al Syirazi pernah belajar kepada Syekh Muhammad Bin Abdullah Al Baidhawi (W.424.H) dan Syekh Abdul Wahab Bin Muhammad Bin Ramlan (W.430.H).

Selanjutnya, pengembaraan keilmuan Syekh Abu Ishak Al Syirazi berpindah ke Bashrah. Di Bashrah, Syekh Abu Ishak Al Syirazi berguru kepada Syekh Al Kharzi dan melanjutkan pengembaraan ke Baghdad pada tahun 415 Hijriah. Di kota Baghdad, Syekh Abu Ishak Al Syirazi berguru selama 15 tahun kepada Syekh Abu Thayyib Al Thabari (W.450.H), Syekh Hasan Bin Ahmad Bin Syadzan (W.425.H), Syekh Ahmad Bin Muhammad Al Birqani (W.425.H), dan lain-lain.

Oleh sebab itu para ulama Syafi’iyah berpandangan bahwa Syekh Abu Ishak Al Syirazi adalah ulama besar Syafi’iyah abad ke-5 Hijriah. Beberapa komentar ulama tentang Syekh Abu Ishak Al Syirazi sangatlah positif. Syekh Abu Abbas Al Jurjani menceritakan bahwa Syekh Abu Ishak Al Syirazi adalah ulama yang tidak memiliki harta sedikitpun, bahkan beliau ini masuk katagori miskin dan tidak punya simpanan makanan dan tidak punya pakaian kecuali beberapa helai sekedar untuk ganti.

Syekh Abu Ishak Al Syirazi benar-benar menjalankan hidup dengan penuh rasa Zuhud. Imam Abu Wafa Al Uqaili mengatakan bahwa setiap kali Syekh Abu Ishak Al Syirazi akan menulis kitab, beliau terlebih dahulu mengawalinya dengan shalat sunat empat reka’at, itulah yang membuat tulisan yang digoreskan oleh Syaikh Abu Ishak Al Syirazi menjadi lebih berkah, dibaca di dunia Timur dan juga dikaji di dunia Barat.

Menurut Imam Muhammad Bin Umar Al Qadhi ada dua ulama besar yang tidak mampu menunaikan ibadah haji sampai wafatnya, dikarenakan kemiskinan yang dideritanya,
yaitu Syekh Abu Ishak Al Syirazi dan Imam Al Qadhi Abu Abdullah Al Damaghani. Kedua ulama tersebut, menolak bantuan murid-muridnya untuk memberangkatkan keduanya ke Mekkah, karena tidak ingin merepotkan murid-muridnya.

Imam Al Nawawi di dalam kitab Tahdzib Asma’ Wa Lughat mengatakan bahwa Syekh Abu Ishak Al Syirazi wafat dalam keadaan tidak meninggalkan harta sedikitpun. Imam Al Nawawi juga mengatakan bahwa ada murid dari Syekh Abu Ishak Al Syirazi yang bermimpi tentang gurunya, di dalam mimpinya itu, sang murid melihat gurunya berpakaian putih bersih. Kemudian sang murid bertanya apa maknanya berpakaian putih tersebut ? Maka Syekh Abu Ishak Al Syirazi menjawab maknanya adalah kemuliaan ilmu.

Imam Abu Hasan Al Mawardi mengatakan bahwa aku tidak pernah melihat ulama seperti Syekh Abu Ishak Al Syirazi. Seandainya Imam Al Syafi’i bertemu dengannya, niscaya Imam Al Syafi’i akan memuji Syekh Abu Ishak Al Syirazi. Di antara nasihat penting dari Syekh Abu Ishak Al Syirazi adalah, orang awam dilihat dari nasabnya, orang kaya dilihat dari hartanya, sedangkan orang berilmu dilihat dari karya-karya keilmuannya.

Syekh Abu Ishak Al Syirazi sebagai seorang ulama fikih yang Zuhud, meninggalkan 14 buah kitab besar sebagai khazanah warisan ilmu ke-Islam-an. Syekh Abu Ishak Al Syirazi pertama kali menulis kitab Al Tanbih pada awal bulan Ramadhan tahun 452 Hijriah dan selesai pada bulan Sya’ban tahun 453 Hijriah.

Selanjutnya Syekh Abu Ishak Al Syirazi menulis kitab Al Muhadzdzab. Kitab ini ditulisnya dalam jangka waktu yang panjang, yaitu 14 tahun lamanya. Kitab Al Muhadzdzab mulai ditulis oleh Syekh Abu Ishak Al Syirazi pada tahun 455 Hijriah dan baru selesai ditulis pada tahun 469 Hijriah. Kitab Al Muhadzdzab karya Syekh Abu Ishak Al Syirazi ini berisi tanggapan atas perbedaan pendapat di antara madzhab Syafi’i dengan madzhab Hanafi. Kemudian Syekh Abu Ishak Al Syirazi menulis kitab Al Nukat fi Masa’il Al Mukhtalaf Fiha Baina Abi Hanifah wa Al Syafi’i. Kitab ini merupakan penyempurna dari apa yang belum dituliskannya di dalam kitab Al Muhadzdzab.

Kitab berikutnya yang ditulis oleh Syekh Abu Ishak Al Syirazi adalah kitab Tadzkirat Al Khilaf, kitab ini banyak dinukil oleh Imam Al Zarkasyi dalam kitabnya Bahru Al Muhith dan juga dinukil oleh Imam Ibnu Qadhi Syuhbah dalam kitabnya Al Thabaqat.

Selanjutnya Syekh Abu Ishak Al Syirazi menulis kitab Thabaqat Al Fuqaha’, kitab ini berisi kumpulan biografi para ulama madzhab Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan madzhab Dzahiri. Kitab ini juga merupakan referensi penting pada zamannya dalam upaya mengenal para tokoh ulama di masa yang lampau. Kitab berikutnya karya dari Syekh Abu Ishak Al Syirazi adalah kitab Al Hudud, kitab Al Mulak hash fi Al Jadl fi Ushul Al Fiqh. Kitab ini pernah ditahqiq Muhammad Yusuf Niyaz sebagai tesis Magister di universitas Ummu Al Qur’an Mekkah pada tahun 1987 Miladiah.

Kemudian, kitab Al Ma’unah fi Al Jadl, kitab Al Isyarat Ila Madzhab Al Haq, dan lain lainnya. Sebagai seorang ulama terkemuka, tentunya Syekh Abu Ishak Al Syirazi memiliki banyak murid, di antaranya adalah Abu Bakar Muhammad Ahmad Al Syasyi, Hasan Bin Ibrahim Bin Ali Al Faruqi, Hasan Bin Ali Al Thabari, Ahmad Bin Abdul Wahab Al Syirazi, Ali Bin Muhammad Bin Ahmad Al Mahamil, Abdul Wahid Bin Muhammad Bin Husain Al Armawi, dan lain-lainnya.

Banyak ilmu yang telah didarmabaktikan oleh Syekh Abu Ishak Al Syirazi terhadap umat dan dunia Islam. Oleh karena itu pantas jika Syekh Abu Ishak Al Syirazi mendapatkan apresiasi yang tinggi dari umat Islam. Kita berdo’a kepada Allah Swt semoga Allah Swt memberikan pahala yang besar kepada Syekh Abu Ishak Al Syirazi atas semua jasa keilmuannya terhadap umat Islam. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahua’lam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |