Aset Madina Paling Berharga Adalah SDM

3 hours ago 1
Sumut

15 Desember 202515 Desember 2025

Aset Madina Paling Berharga Adalah SDM

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

PANYABUNGAN (Waspada.id): Aset Kabupaten Mandailing Natal (Madina) paling berharga bukan terletak pada kekayaan sumber daya alam (SDA) melainkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada.

Hal itu disampaikan Bupati H. Saipullah Nasution saat menyerahkan bantuan Beasiswa Miskin Berprestasi secara simbolis kepada 80 orang terpilih di Aula Kantor Bupati, Kompleks Perkantoran Payaloting, Panyabungan, pada Senin (15/12).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Tanpa ilmu dan teknologi, kekayaan alam itu tidak akan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat,” kata dia.

Saipullah menjelaskan, pemberian beasiswa ini merupakan bentuk nyata komitmen Pemkab Madina dalam meningkatkan kualitas SDM generasi muda.

Kebijakan itu juga bagian dari implementasi Pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 yang menjamin hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan.

Bupati menilai, hasil perkebunan, pertambangan, dan pertanian belum terkelola denhan optimal karena keterbatasan SDM. Padahal, kabupaten ini berdiri sejak 1999.

“Kopi Mandailing dikenal dunia, tapi kita belum mampu memenuhi permintaan pasar global. Banyak kekayaan kita yang justru dikelola pihak luar. Ini yang ingin kita ubah melalui pendidikan,” pesan dia kepada para penerima beasiswa.

Bupati Saipullah mengungkapkan, di tengah keterbatasan anggaran daerah, terlebih dengan adanya efisiensi, Pemkab Madina tetap memprioritaskan sektor pendidikan.

“Bahkan pengadaan fasilitas tertentu ditunda demi mengalokasikan anggaran beasiswa,” tambah dia.

Di sisi lain, Bupati Saipullah mengingatkan para penerima agar memanfaatkan beasiswa itu dengan penuh tanggung jawab. “Ini uang rakyat yang harus dipertanggungjawabkan,” tegas dia.

Wakil Bupati Atika Azmi Utammi Nasution turut memotivasi mahasiswa penerima bantuan belajar tersebut. Dia mengingatkan agar tidak terlalu memilih bidang pekerjaan di masa depan ketika sudah lulus.

“Dari proses itulah sering terbuka pintu-pintu peluang kerja lain,” kata dia.

Dengan pendidikan, Atika berkeyakinan anak muda akan bisa menjadi tuan rumah di daerah sendiri dan tidak hanya menjadi penonton dalam pengelolaan kekayaan alam kabupaten ini.

Plt. Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) melaporkan 50 dari 80 orang penerima merupakan pelajar yang tercatat dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) pada Desil 1 dan Desil 2.

“Beasiswa ini diharapkan dapat meringankan beban hidup keluarga penerima dan memastikan mahasiswa tetap melanjutkan pendidikan,” harap dia.(id100)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |