1.111 Kasus Terdeteksi, Asahan Fokus Tekan Penularan TBC

3 weeks ago 16
KesehatanSumut

28 Agustus 202528 Agustus 2025

1.111 Kasus Terdeteksi, Asahan Fokus Tekan Penularan TBC Bupati Asahan Taufik Zainal Abidin, bersama kepala daerah lainnya saat menghadiri Forum Nasional Penularan Tuberkulosis (TBC) di Jakarta, bersama Menteri Dalam Negeri. Waspada.id/Ist

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

KISARAN (Waspada.id): Menindak lanjuti Forum Nasional Penularan Tuberkulosis (TBC) di Jakarta, bersama Menteri Dalam Negeri, Pemkab Asahan terus memperkuat langkah dalam menekan laju penularan yang hingga kini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat., dan selama 2025 berjalan ditemukan 1.111 kasus.

Bupati Asahan Taufik Zainal Abidin, melalui Kadis Kesehatan dr.Hari Sapna, saat berbincang dengan Waspada.id, Kamis (28/8), menerangkan berdasarkan data 2025 berjalan, Kab Asahan menargetkan penemuan 3.524 kasus positif TBC. Namun, hingga hari ini baru tercatat 1.111 kasus atau 31,52 persen dari target tersebut.

“Komitmen Pemkab Asahan dalam penanggulangan TBC diperkuat dengan lahirnya regulasi daerah. Di antaranya, Peraturan Bupati Asahan N0:12/2025 tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan Tuberkulosis 2025–2029, serta Keputusan Bupati Asahan No:100.3.3.2-96.3-4.2/2024 tentang Pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis di Kab Asahan,” jelas Sapna.

Menurutnya penularan TBC berasal dari penderita aktif melalui udara yang terkontaminasi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan data, dari 2023 target penemuan mencapai 3.221 kasus, namun yang ditemukan, sebanyak 1.598 kasus, sedangkan di 2024 target sedikit menjadi 3.530 kasus dan yang ditemukan sebanyak 1.947 kasus.

“Semua kasus yang ditemukan wajib diobati sampai tuntas, karena jika tidak segera ditangani, penularannya bisa cepat meluas,” jelas Sapna.

Sedangkan upaya pencarian penderita TBC, kata Spana, dilakukan skrining dan deteksi dini terus digencarkan, khususnya pada kelompok rentan seperti anak sekolah, penghuni asrama, karyawan perusahaan, hingga pekerja sektor informal. Dinas Kesehatan bahkan pernah melakukan pemeriksaan pada anggota SPSI dan komunitas abang becak.

“Di tahun ini ada 1.100 kasus terdeteksi, tercatat sebanyak 56 diantaranya merupakan anak-anak. Semua pasien kini sedang berobat jalan dan harus diobati hingga sembuh,” jelas Sapna.

Selain itu, kerja sama lintas sektor juga diperkuat dengan melibatkan rumah sakit, klinik, hingga praktik dokter mandiri untuk mempercepat penemuan kasus. Hal ini penting mengingat bakteri penyebab TBC dapat bertahan lama di tempat lembab, sementara pengobatannya memerlukan waktu panjang.

“Faktor utama penyebaran TBC adalah keterlambatan penemuan kasus. Karena penularannya melalui droplet, maka jika tidak segera ditemukan dan diobati, risiko penularan di masyarakat semakin tingg. Sehingga diharapkan dukungan masyarakat dalam upaya deteksi dini, kepatuhan minum obat, serta penerapan pola hidup sehat agar target eliminasi TBC di tahun-tahun mendatang dapat tercapai,” jelas Sapna.

Komitmen Pemerintah

Sebelumnya, Bupati Asahan Taufik Zainal Abidin, saat menghadiri Forum Nasional Penularan Tuberkulosis (TBC) di Jakarta, bersama Menteri Dalam Negeri, yang dihadiri kepala daerah, Selasa (26/8), menegaskan bahwa Pemkab Asahan berkomitmen penuh mendukung program nasional eliminasi TBC. Menurutnya, persoalan TBC tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga menyangkut produktivitas dan kualitas hidup masyarakat.

“Hal ini sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Asahan, mewujudkan Asahan sejahtera, religius, maju dan berkelanjutan. Dimana peningkatan derajat kesehatan masyarakat menjadi bagian penting dalam mewujudkan kesejahteraan,” jelas Bupati.(a19)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |