
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada.id): Program Gerakan Pangan Murah (GPM) kian menunjukkan hasil positif dalam menjaga stabilitas harga beras di tengah masyarakat. Di sisi lain, pemerintah juga memastikan daya beli petani tetap terjaga dengan mematok harga pembelian gabah sebesar Rp6.500 per kilogram.
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, menilai langkah ini berdampak baik pada nilai tukar petani (NTP), khususnya untuk tanaman pangan yang mampu bertahan di atas 100. Artinya, petani masih memperoleh keuntungan dari hasil panennya.
“Dengan harga gabah Rp6.500 per kilogram, harga beras medium di pasaran masih bisa dijual di kisaran harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per kilogram. Kondisi ini menjaga keseimbangan antara keuntungan petani dan keterjangkauan harga bagi konsumen,” ujar Gunawan, Jumat (19/9).
Lebih lanjut, Gunawan menegaskan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang dijual lebih murah dari HET dalam program GPM menjadi ruang bagi masyarakat kurang mampu untuk membeli beras dengan harga terjangkau. Karena itu, masyarakat diimbau aktif memantau informasi lokasi penjualan beras SPHP melalui saluran resmi GPM.
Di sisi lain, Gunawan juga mengajak pedagang untuk tidak merasa tersaingi dengan kehadiran beras GPM. Menurutnya, justru pedagang bisa berperan sebagai mitra Bulog maupun Rumah Pangan Kita (RPK) dalam menyalurkan beras SPHP.
“Dari pengalaman saya ikut memantau distribusi tahun lalu di Medan, ada pedagang yang menjual beras SPHP di tokonya dan tidak ada keluhan. Jadi, sebaiknya pedagang ikut serta menyalurkan beras SPHP. Bila kesulitan dalam prosedur aplikasi atau administrasi, dinas perdagangan setempat pasti siap membantu,” jelasnya.
Gunawan menekankan, kelancaran distribusi beras akan membuat rantai pasok dari petani hingga konsumen lebih efisien. Dengan demikian, penyerapan gabah petani oleh Bulog meningkat, kilang tetap berjalan, harga beras terkendali, konsumen diuntungkan, dan pedagang juga ikut mendapatkan manfaat.
“Beras adalah komoditas pangan pokok paling vital bagi masyarakat. Karena itu, GPM bisa menjadi bumper untuk melindungi masyarakat agar tetap mampu membeli beras dengan harga terjangkau,” tandasnya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa ketersediaan beras SPHP dalam GPM masih terbatas sehingga belum mampu menjadi pengendali utama harga beras di pasar. Meski demikian, upaya pemerintah melalui GPM dianggap patut diapresiasi karena menjadi instrumen penting dalam menjaga stabilitas pangan nasional. (id09)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.