Tak Kunjung Dapat Perhatian, Rumah Fakir Itu Akhirnya Ambruk

4 hours ago 1
AFIPUDIN hanya bisa pasrah melihat rumah tempat tinggalnya ambruk. Waspada/Asrirrais AFIPUDIN hanya bisa pasrah melihat rumah tempat tinggalnya ambruk. Waspada/Asrirrais

BESITANG (Waspada): Satu rumah panggung dengan kondisi sudah tidak layak huni yang ditempati dua abang beradik di Lingk IX, Kel. Bukit Kubu, Kec. Besitang, Rabu (12/3) malam sekira pukul 22:00, akhirnya ambruk.

Tetangga korban terkejut begitu mendengar suara runtuhan runah. Tapi, masih beruntung, ketika musibah ini terjadi, Afipudin Daulai, 50, bersama sang adik, Herman Asani Daulai, 35, secara kebetulan sedang tidak berada di dalam rumah, sehingga keduanya terhindar dari bahaya.

Afipudin ada salah satu potret warga miskin di Langkat yang kehidupannya sungguh sangat memprihatinkan. Duda paruh baya yang tidak memiliki anak ini bersama sang adik selama bertahun-tahun menempati rumah lapuk yang sudah terancam ambruk.

Meski warga miskin ini menyadari tinggal di rumah ini dapat mengancam keselamatan, tapi Afipudin bersama sang adik, Herman Asani, 35, yang tuna wicara (bisu) itu terpaksa tetap bertahan di ‘istana’ reot ini karena keduanya sudah tidak memiliki pilihan lain.

Untuk merehab rumah tersebut kedua abang beradik ini dipastikan tak akan mampu. Tak usahkan membetulkan rumah, buat memenuhi kebutuhan hidup untuk sejengkal perut saja mereka sulit karena tak ada penghasilan tetap.

Harian Waspada, tercatat sudah tiga kali menayangkan pemberitaan, baik straight news maupun features, namun sampai rumah warga miskin ini ‘sujud’ di atas permukaan tanah, perhatian dari Pemkab Langkat belum ada terlihat sama sekali.

Hanya saja, setelah pemberitaan mencuat, salah seorang anggota PWI Langkat, Dony Syahputra, langsung merespon. Ia bersama seorang dermawan, Mulyani, ketika itu turun menyambangi rumah warga fakir ini sembari membawa bantuan bahan kebutuhan pokok.

Tidak hanya itu, Dony dan Mulyani memberi bantuan uang sebesar Rp2 juta dan uang ini dititip di panglong penjual material bangunan sembari menunggu tambahan donasi. Namun, karena tak ada tambahan dana, uang bantuan belum bisa digunakan buat merehab rumah.

Tanah pertapakan rumah yang berada persis di pinggiran paluh ini awalnya tak memiliki alas hak. Untuk kelengkapan administrasi, jika sewaktu-waktu ada bantuan bedah rumah, Lurah Bukit Kubu, Rahmatsyah, membantu menerbitkan surat keterangan tanah (SKT).

Kini, Afipudin hanya dapat pasrah menatap onggokan puing-puing kayu lapuk dari material rumah yang ambruk dan berantakan bagaikan diguncang gempa besar. Warga tergolong fakir ini sudah tidak memiliki tempat bernaung lagi.

“Aku tadi malam terpaksa tidur di atas tanah dengan beralaskan beberapa lembar papan bekas rumah yang ambruk,” ujar Afipudin saat ditemui Waspada, Kamis (13/3). Pria bertubuh kurus ini terlihat tegar menerima cobaan ini

Selama ini, Afupdin dan Herman, tidur di ruang kamar yang hanya disekat terpal plastik. Rumah panggung yang lantai papanya hampir merata jebol ini tidak ada penerangan listrik. Di rumah lapuk inilah tempat kedua pasangan abang adik ini beristirahat.

Afipudin adalah salah satu potret warga miskin di Langkat yang luput dari perhatian pemerintah. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Langkat yang selama ini diketahui memiliki program bedah rumah, belum pernah turun melihat kondisi rumah warga miskin ini, sampai akhirnya ambruk ini.(a10)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tak Kunjung Dapat Perhatian, Rumah Fakir Itu Akhirnya Ambruk

Tak Kunjung Dapat Perhatian, Rumah Fakir Itu Akhirnya Ambruk

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |