
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)
Imam Al Samhudi adalah salah seorang ulama Syafi’iyah terkemuka pada abad ke-9 Hijriah di Madinah dan ulama terakhir yang pernah masuk ke dalam kamar ruang pemakaman Nabi Saw. Selain itu, Imam Al Samhudi dilahirkan di Mesir pada tahun 844 Hijriah dan wafat di Madinah pada tahun 911 Hijriah dalam usia 67 tahun. Imam Al Samhudi juga seorang ulama yang berperan langsung dalam perbaikan ruang tempat Nabi Saw dimakamkan pada saat ruangan tersebut mulai direnovasi pada tanggal 27 Sya’ban tahun 886 Hijriah (1481 M) dikarenakan ada keretakkan pada sisi dindingnya.
Catatan sejarah menulis bahwa renovasi ruangan makam Nabi Saw tersebut selesai dikerjakan pada tanggal 7 Syawal tahun 886 Hijriah (1481 M) dan sejak itu tidak ada satupun orang yang pernah memasuki ruangan dimana Nabi Saw dimakamkan sampai sekarang ini. Dengan demikian, Imam Al Samhudi adalah orang terakhir yang pernah melihat langsung makam Nabi Saw.
Di dalam kitabnya Wafa’ al Wafa’ Bi Akhbari Daar al Musthafa ( وفاء الوفاء باخبار دار المصطفى للعلامة نور الدين ابو الحسن السمهودي, Imam Al Samhudi menuliskan bahwa ketika aku memasuki ruang yang diberkahi dari arah belakang ruangan, aku tidak melangkah lebih jauh. Aku mencium aroma (sangat wangi) yang belum pernah aku cium sebelumnya.
Adapun nama lengkap Imam Al Samhudi adalah Al Syarif Al Imam Nuruddin Abu Al Hasan Ali Bin Abdullah Bin Ahmad Bin Ali Al Hasani Al Samhudi Al Syafi’i, biasa dipanggil Imam Ali Ibn Ahmad Al Samhudi ( امام علي بن احمد السمهودي ) atau Imam Nuruddin Al Samhudi ( امام نور الدين السمهودي ) atau Imam Al Samhudi ( امام السمهودي ). Urutan nasab Imam Al Samhudi bersambung sampai Muhammad Bin Sulaiman Bin Daud Bin Al Hasan Al Mutsanna Bin Al Hasan Al Akbar Bin Ali Bin Abi Thalib.
Kemudian, Imam Al Samhudi berguru kepada banyak ulama di antara guru-gurunya yang ternama adalah Imam Jalaluddin Al Mahalli, Imam Jamaluddin Abdullah Bin Ahmad Bin Ali Al Hasani, Imam Syarafuddin Yahya Bin Muhammad Bin Muhammad Al Munawi, Imam Muhammad Bin Abdullah Bin Abdurrahman Al Zur’i, Imam Muhammad Bin Abdul Mun’im Bin Muhammad Al Jaujari, Imam Muhammad Bin Ahmad Bin Muhammad Al Bami Al Ashli Al Qahiri, Al Hafidz Zakaria Bin Muhammad Bin Ahmad Al Anshari Al Syafi’i, Imam Syamsuddin Muhammad Bin Ibrahim Al Syirwani, Imam Ilmuddin Bin Shalih Bin Umar Al Bulqini Al Qahiri, Imam Abdul Aziz Bin Muhammad Al Wafa’i Al Qahiri Al Syafi’i, Imam Sa’ad Bin Muhammad Bin Abdullah Al Qudsi Al Da’iri Al Hanafi, dan lain-lainnya.
Sementara kitab-kitab yang menjadi karya utama dari Imam Al Samhudi di antaranya adalah kitab Arba’un Haditsan Fi Fadhl al Ramyi Bi al Saham, kitab al Anwar al anniyyah Fi Ajwibati al As’ilati al Yamaniyyah, kitab Idhah al Bayan Lima Aradahu al Hujjah, kitab Tuhfatu al Raghibin Fi Tahriri Minjahi al Thalibin, kitab Tahqiq al Maqalah Fi Umumi al Risalah, kitab Takhis Mutsalats Qathrab, kitab al Tsimar al Yawani ‘Ala Jam’i al Jawami’, kitab al Jauharu al Syafaf Fi Fadha’il Li Asyraf, kitab Iqtidha’i al Wafa’ Bi Akhbari Dar al Mushthafa, kitab Ikmal al Mawahib, kitab Amniyatu al Mu’tanin, kitab al Intishar Li Busuthi Raudhati al Mukhtar, kitab Tahrir al Ibarah Fi Bayani Mujib al Thaharah, kitab Hasyiyah Syarh al Aqa’id, kitab Hawasyi ‘Ala a Damiri, kitab al Hikam al ‘Asyrah Fi Muqabalati Syammi al Thayyibi Bi Su’ali al Maghfirah, kitab Khatmu al Bukhari Wa Muslim, kitab Khatmu Minhaj al Thalibin, kitab Khalasatu al Wafa’ Bi Akhbari Dar al Musthafa, kitab Durar al Sumuth Fima Li al Wudhu’ Min al Syurut, dan kitab Jawahir al ‘Aqdain Fi Fadhli al Syarafain.
Dengan demikian, ada 21 buah kitab terpopuler karya Imam Al Samhudi dan tentunya masih ada beberapa kitab lainnya. Imam Al Samhudi dilahirkan pada masa kekuasaan dinasti Mamluk di tahun 1446 Miladiah dan wafat di era kesultanan dinasti Ottoman pada tahun 1533 Miladiah.
Pada saat Imam Al Samhudi wafat, yang menjadi sultan Ottoman adalah Sulaiman Agung. Dinasti Ottoman melalui Sultan Salem I merebut kekuasaan Madinah dari tangan kesultanan Mamluk pada tahun 1517 Miladiah, dan sejak itu, Sultan Salem I beserta dinasti Ottomannya menjadi pelayan dua kota suci (khadim al haramain) yaitu Mekkah dan Madinah.
Kitab Wafa’ al Wafa’ Bi Akhbar Dar al Musthafa adalah sebuah karya sejarah yang ditulis oleh Imam Al Samhudi. Kitab Wafa’ al Wafa’ Bi Akhbar Dar al Musthafa menarasikan secara lengkap dan dipandang paling autentik berbicara tentang sejarah Madinah. Kitab ini dipandang oleh para mu’arikh (sejarawan ) sebagai kitab yang paling terpercaya menyangkut sejarah Madinah, sejak dari periode sebelum Islam datang ke Madinah sampai pada tahun 1533 Miladiah tahun di saat Imam Al Samhudi wafat.
Kitab Wafa’ al Wafa’ (artinya adalah “Menepati Janji” atau “Menjaga Kesetiaan”) karya Imam Al Samhudi ini, terus populer serta dijadikan rujukan utama berkaitan dengan sejarah Madinah selama berabad abad hingga kini. Kitab Wafa’ al Wafa’ Bi Akhbari Dar al Musthafa ( وفاء الوفاء باخبار دار المصطفى ) karya Imam Al Samhudi ini, telah diterjemahkan dari bahasa Arab ke dalam banyak bahasa lain, termasuk ke dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Urdu.
Demikian banyak ilmu yang telah dihasilkan oleh Imam Al Samhudi dan telah pula diwariskan kepada dunia Islam dalam bentuk kitab. Semoga Allah Swt memberikan pahala yang banyak kepada Imam Al Samhudi atas sumbangsih ilmu yang telah diwariskannya untuk umat Islam. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahua’lam. WASPADA.id
Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.