Sekolah Lima Hari Harus Efektif Dan Efisien

1 month ago 18
Medan

25 Agustus 202525 Agustus 2025

Sekolah Lima Hari Harus Efektif Dan Efisien Anggota DPRD Sumut Fajri Akbar. Waspada.id/partonobudy

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

MEDAN (Waspada.id): Anggota DPRD Sumut Fajri Akbar berpendapat, kebijakan Pemprovsu yang menerapkan sekolah 5 hari untuk jenjang SMA/SMK dan SLB mulai tahun ajaran baru 2025/2026 mulai 14 Juli lalu, perlu dikaji lebih komprehensif. Salah satu di antaranya mengatur jam belajar yang berkualitas, dan tidak membuat para siswa atau anak didik merasa jenuh.

“Konsep belajar yang baik dan berkualitas itu tidak harus lama, tetapi efektif dan efisien dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa,” kata Fajri kepada Waspada.id di Medan, kemarin.

Anggota dewan dari Fraksi Demokrat ini merespon pasca pemberlakuan sekolah lima hari dengan jam belajar yang lebih padat, yakni mulai Senin sampai Jumat pukul 07.15 hingga 16.00 WIB.

Disebutkan, ada pun tujuannya adalah meningkatkan efisiensi belajar, memperkuat pendidikan karakter, dan memberikan lebih banyak waktu bersama keluarga pada akhir pekan.

Kebijakan ini diterapkan untuk jenjang SMA, SMK, dan SLB, dengan hari Sabtu libur dari kegiatan belajar mengajar.

Menyikapi hal itu, anggota dewan dari Komisi E yang tupoksinya meliputi pendidikan ini, berpendapat, penambahan jam belajar dan mamadatkan pelajaran agar lebih terstruktur dan intensif, perlu dikaji lagi secara komprehensif.

Secara teoritis, kebijakan ini yang juga telah diatur Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah, bisa mendukung kegiatan nonformal, memberi ruang bagi anak mengikuti kursus, kegiatan seni, olahraga, atau kegiatan keagamaan serta bisa dijadikan sebagai quality time bagi orang tua dan anak yang sibuk bekerja.

“Namun secara piskologis, konsep belajar lima hari tidak harus lama, yakni lebih dari 8 jam terhitung Senin sampai Jumat, dibanding biasanya yang tidak sampai 8 jam,” ujarnya.

Dengan kondisi itu, Fajri khawatir para siswa akan kelelahan bahkan terbebani dengan tambahan waktu yang harusnya tidak mereka jalani selama ini.

Karenanya, Fajri berharap perlu dilakukan metode yang lebih efektif dan efisien lagi dan mencari pola pembelajaran yang tidak membuat siswa bosan, jenuh dan tidak konsentrasi.

“Salah satu di antaranya, pihak sekolah perlu menugundang para orangtua untuk memahami psikologis anak-anak mereka, agar bisa dicari pola pembelajaran, misalnya dengan masa istirahat yang lebih lama, dan meminimalkan waktu belajar, dan waktu penjemputan anak didik saat pulang sekolah,” imbuhnya.

Dengan upaya-upaya itu, diharapkan ada fleksibilitas pemadatan jam belajar sesuai kemampuan, psikologis dan kondisi fisik anak didik, sejalan dengan program lima hari belajar.

Yakni, meningkatkan efektivitas pembelajaran dan kualitas pendidikan, memperkuat hubungan keluarga melalui peningkatan waktu bersama. “Dan yang terpenting adalah mengurangi potensi aktivitas negatif di luar jam sekolah,” pungkas Fajri. (id06)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |